12 Kuliner Tradisional Indonesia yang Ekstrem

oleh -161 kali dilihat
12 Kuliner Tradisional Indonesia yang Ekstrem
Belalang goreng, Kuliner Tradisional Indonesia yang Ekstrem -foto/briliofood
Nona Reni

Klikhijau.com – Sahabat hijau pernah mendengar tentang kuliner tradisional? Apa yang terpikirkan pertama kali saat mendengar kata kuliner tradisional? Nasi jagung, nasi tiwul atau nasi padang, sarabba, coto atau apa?

Membahas tentang kuliner, ternyata di Indonesia ada kuliner tradisional yang cukup esktrem lho.

Beberapa di antaranya mungkin akan membuat sahabat hijau bergidik ngeri karena terkesan sangat ekstrem. Namun, bagi yang terbiasa menyantapnya pasti mengatakan bahwa makanan dan minuman tersebut enak dan sehat.

Berikut ini 12 kuliner tradisional Indonesia yang cukup ekstrem:

KLIK INI:  Dodol, Baeti, dan Rumah Berperabot Warna Pink
  • Ulat Sagu dari Papua

Kadang ulat sagu ini disajikan sebagai lauk pelengkap hidangan utama, cara pengolahannya kadang goreng atau dipanggang. Namun tak sedikit yang memakannya mentah-mentah.

  • Jus Cacing Tanah

Ini bukan jus dari cacing tanah hidup ya, sahabat. Melainkan bubuk cacing tanah yang sudah dikeringkan dan diolah terlebih dahulu. Orang-orang biasa mencampurnya dengan air dan es batu untuk menambah kesegarannya. Beberapa orang menyakini jus ini mengandung protein tinggi yang mampu mencegah penyakit typus.

  • Lawar dari Bali

Hal yang membuat makanan ini unik bukan karena daging babinya, melainkan darah daging babi yang dimasak dan dicampur dengan dagingnya. Bagi yang non muslim, mungkin masih asing dengan jenis makanan ini.

KLIK INI:  Seblak, Menggoyang Lidah dengan Kelezatannya Namun Waspada Dampak Negatifnya
  • Tikus Panggang dari Manado

Eits, jangan khawatir sahabat, orang Manado tidak menggunakan tikus got atau selokan. Tapi mereka menggunakan tikus hutan yang diyakini sehat dan segar. Biasanya diolah menyerupai bumbu olahan ayam goreng.

  • Rempeyek Laron

Tahu laron? Biasanya serangga ini akan tertarik dengan cahaya lampu, berkerumun di tempat terang dan sangat mudah ditemukan saat musim hujan. Orang-orang akan memanfaatkan kesempatan untuk menangkapnya, kemudian digoreng. Selanjutnya dicampur ke adonan rempeyek sebagai pengganti kacang.

KLIK INI:  Keripik Daun Kelor, Memang Ada? Ini kisah dan Khasiatnya!
  • Belalang Goreng khas Yogyakarta

Di Gunung Kidul, Yogya, sahabat bisa menemui rumah produksi yang menghasilkan belalang goreng. Beberapa orang yang pernah mengonsumsinya mengatakan rasanya mirip dengan ayam goreng, namun protein yang dihasilkan lebih tinggi dari ayam

  • Rujak Cingur khas Jawa Timur

Yang membuatnya ekstrem karena cingurnya itu sendiri. Cingur adalah lidah sapi atau kerbau. Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa bagian ini paling kotor, tapi rasanya sangat enak jika dicampur dengan tahu, tempe dan bumbu kacang

  • Ampiang Dadiah khas Bukit Tinggi

Nah ini salah satu kondimen asli Indonesia. Makanan ini terbuat dari fermentasi susu kerbau yang ditambahkan perasan lemon untuk memberikan aroma segar.

KLIK INI:  Cucuru Bayao, Simbolisasi Harapan akan Manisnya Kehidupan
  • Gulai Siput dari Riau

Gulai biasanya menggunakan daging ayam atau sapi, daun nangka atau daun singkong sebagai bahan utamanya. Tapi di Riau, orang membuat gulai dari siput (keong) sebagai bahan utamanya.

  • Paniki

Bagi orang Manado makan paniki adalah perkara biasa.Paniki adalah kelelawar pemakan buah. Kuliner ini biasanya dimasak dengan santan.

Paniki memiliki tubuh yang lebih besar dari kelelawar pada umumnya. Untuk menghilangkan bulunya, paniki harus dibakar. setelah itu dimasak dengan santan dan bumbu, semisal bawang putih, bawang merah, serai, cabai, dan lain sebagainya.

KLIK INI:  Penasaran dengan Kuliner di Festival Teluk Tomini 2019? Klik di Sini!
  • Biawak

Cara memasak daging biawak biasanya disate. Dagingnya dipercaya dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit. Kuliner satu ini sudah menjadi obat tradisional Jawa.  Penggemar daging biawak cukup banyak, karena rasanya yang lezat.

  • Ulat Bulu

Melihat ulat bulu akan melahirkan rasa geli. Lalu bagaimana jika dimakan.  Di Purworejo, Jawa Tengah memakan ulat bulu bukanlah hal menggelikan. Warga  telah biasa mengkonsumsinya.

Ulat bulu diyakini dapat menyembuhkan sakit gigi. Namun yang dikonsumsi bukan sembarang ulat bulu, hanya lyman tridae dan ulat pohon turi. Cara memasaknya biasanya langsung digoreng atau di sate.

Nah, itulah beberapa kuliner tradisonal yang ekstrem  di Indonesia, barangkali ada di antara sahabat hijau yang ingin mencobanya?

KLIK INI:  Beppa Pute, Kue Penuh Filosofi yang Wajib Ada di Pesta Pernikahan