Katirisala, Kue Khas Bugis dengan Makna Filosofis Perihal Pernikahan

oleh -339 kali dilihat
Katirisala, Kue Khas Bugis dengan Makna Filosofis Perihal Pernikahan
Kue katirilisa, kue tradisional Bugis yang populer di pesta pernikahan - Foto: Ist

Klikhijau.com – Bagian paling menyenangkan dalam acara pernikahan adalah banyaknya hidangan yang tersaji, salah satunya adalah kue. Dalam masyarakat Bugis, hidangan kue biasanya disajikan di atas ‘bosara`. Menariknya kue yang disajikan hanya dijumpai saat itu saja, tidak di hari lain.

Salah satu kue khas Bugis yang sering dijumpai pada saat acara pernikahan yaitu Katirisala. Kue ini memiliki bahan dasar beras ketan hitam, gula merah dan teur.

Kue ini memiliki rasa yang enak dan manis. Perpaduan rasa manis pada gula merah dan lembutnya beras ketan membuat kue ini banyak digemari dan sering menjadi incaran orang-orang. Terdiri dari dua lapisan, ketan hitam di bagian bawah, sementara lapisan atas berupa campuran gula merah dan telur. Kue katirisala ini disajadikan malam sehari sebelum pernikahan.

Masyarakat setempat biasanya menyebut kue katirisala ini dengan nama Cella Ulu (kepala merah). Katirisala, dalam bahasa Bugis sendiri berarti ‘salah tumpah’. 

KLIK INI:  Kenalkan Bolu Cukke, Bekal Perantau Bugis di Masa Lampau

Bahan dan cara membuatnya

Kue khas Bugis ini selain bisa ditemukan pada saat ada acara pernikahan juga dapat ditemui di toko-toko kue tertentu. Namun, jika ingin membuatnya sendiri di rumah berikut bahan yang perlu disiapkan.

  1. 500 gr beras ketan
  2. 250 ml santan
  3. 9 butir telur
  4. 1 sdm gula pasir
  5. 3 sdm pecahan santan kental (santan kental yang dimasak hingga pecah)
  6. 300 gula merah cair (dari 250gr gula merah & 100 ml air dimasak hingga kental)

Setelah semua bahan disiapkan. Langkah selanjutnya adalah membuat katirisala, caranya:

  1. Siapkan semua bahan yang diperlukan. Kemudian, rendam beras ketan selama beberapa jam agar lebih lunak untuk nantinya diremas-remas sampai berasnya agak halus.
  2. Setelah itu, kukus beras ketan yang sudah di remas-remas sebelumnya. Kemudian tambahkan santan kedalam beras ketan dan masak hingga santannya menyusut sambil selalu diaduk.
  3. Setelah santan menyerap kedalam beras ketan, kukus kembali sampai beras ketan matang. Setelah matang dinginkan sebentar
  4. Sambil menunggu beras ketan yang dikukus, siapkan bahan untuk membuat lapisan gula merah. Campurkan semua telur,gula merah cair, santan kental, lalu aduk hingga merata.
  5. Setelah semua bahan tercampur, kemudian siapkan Loyang cetakan yang sudah dilapisi daun pisang agar tidak lengket.
  6. Lalu masukkan beras ketan yang matang kedalam Loyang tersebut dan padatkan menggunakan spatula agar rapi. Kemudian kukus kembali sebentar sebelum adonan gula merah dituangkan diatasnya hingga kue katirisala ini matang.
  7. Setelah matang, dinginkan sebelum dipotong. Kue katirisala siap dihidangkan lebih nikmat dengan secangkir teh hangat.

Makna yang dikandungnya

Bagi masyarakat Bugis, kue Katirisala yang disugukan dalam acara pernikahan  bukan hanya untuk dinikmati para tamu undangan, namun bagi mereka terdapat nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.

Keberadaan kue khas bugis ini dimaknai agar kehidupan rumah tangga dalam pernikahan dapat menyatu meskipun kedua mempelai mamiliki watak yang berbeda. Sebagaimana suami dan istri disatukan dalam ikatan diharapkan mampu melewati keras lembutnya kehidupan.

Gambaran kue katirisala ini seperti  suka dan duka yang dilewati oleh pasangan suami istri. Ada  lembut dan kerasnya masalah yang akan dihadapi dalam berumah tanggaga namun diharapkan tetap tabah dalam menjalani setiap ujian karena merupakan ketentuan hidup yang tidak bisa terpisahkan.

Kue katirisala memberi pesan istimewa bahwa pernikahan adalah kehidupan sesungguhnya, di dalamnya ada segala rupa rasa dan dinamika. Bagi siapapun yang telah memintal pernikahan, hendaklah ia bersiap menjalaninya dengan tabah.

Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Lopisi', Kue Legenda, Kudapan Legit Manis yang Menggoda Selera