Dodol, Baeti, dan Rumah Berperabot Warna Pink

oleh -160 kali dilihat
Kue dodol-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sepulang dari Kantor Camat  Kindang, hari Rabu lalu, 31 Mei 2023. Jupri menghentikan motornya di depan rumah Baeti.

“Kita cari dodol,” jawabnya ketika saya tanya kenapa singgah.

Saya yang dibonceng Jupri menurut saja, mengikuti langkahnya masuk ke rumah Baeti. Rumah yang dindingnya didominasi warna pink. Warna yang sangat romantis.

Ketika masuk ke dalam rumah, warna pink jauh lebih ramai. Hampir semua perabotnya adalah pink.

KLIK INI:  Onde-onde, Kue Ritual Masyarakat Sulsel yang Sarat Nilai Filosofis

Tak lama setelah duduk, Baeti datang membawa toples plastik yang juga berwarna pink. Isinya adalah dodol.

Tanpa basa basi, Jupri langsung mencocolnya dengan sendok. Dan saya juga tak mau ketinggalan.

Rasa dodol yang manis dan kenyal memang bisa membuat katagihan. Dodol adalah makanan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia.

Kue dodol terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti kelapa, gula, tepung ketan, dan beberapa tambahan bahan lainnya yang bisa beragam tergantung pada variasi dan daerahnya.

Margareta, (2013) menjelaskan bahwa dodol  merupakan makanan semi basah yang memiliki tekstur plastis. Sifat organoleptik yang khas dimiliki dodol adalah berwarna coklat, dan memiliki rasa yang manis, gurih dan legit dengan tekstur yang plastis.

KLIK INI:  Ello Jello, Gelas Karya Anak Bangsa yang Ramah Lingkungan dan Bisa Dimakan

Sedangkan Lestari dkk (2013) menyatakan penggunaan 100 persen tepung beras ketan pada pembuatan dodol akan menjadikan dodol dengan tekstur yang terlalu liat.

Hal ini diakibatkan karena kandungan amilopektin pada tepung beras ketan yang tinggi, yaitu sebesar 98 persen sehingga mengakibatkan viskositas yang tinggi dan membentuk tekstur dodol menjadi liat.

Selain adanya amilopektin, amilosa juga berperan dalam pembentukan tekstur dodol, amilosa akan memberikan tekstur keras dan kering, sehingga apabila kandungan amilosa terlalu tinggi akan membentuk tekstur keras pada produk dodol.

Butuh kesabaran

Proses pembuatan dodol membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan keahlian tinggi. Biasanya, proses dimulai dengan mencampurkan kelapa parut dengan gula dalam sebuah wajan besar. Kemudian, campuran tersebut dipanaskan secara perlahan di atas api, sambil terus diaduk agar tidak gosong.

KLIK INI:  Dadar Gulung, Sajian Enak dan Praktis Berbuka Puasa

Proses memasak ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena dodol harus matang secara merata dan teksturnya menjadi kenyal.

“Saya mengaduknya dari sore hingga jam 8 malam,” ungkap Baeti.

Dodo memang butuh waktu  untuk membuatnya matang sempurna. Setelah mencapai konsistensi yang diinginkan, adonan dodol dituangkan ke dalam wadah dan didiamkan sampai benar-benar dingin.

Dodol bukan hanya lezat untuk dinikmati sebagai camilan, tetapi juga sering dijadikan oleh-oleh atau hidangan khas pada perayaan dan acara-acara tertentu.

Dodol juga memiliki variasi rasa yang beragam. Selain dodol kelapa tradisional, ada juga dodol durian, dodol cokelat, dodol pandan, dan masih banyak lagi.

Setiap variasi rasa memberikan nuansa yang berbeda, memenuhi keinginan beragam para pencinta dodol.

KLIK INI:  Daeng Rimang dan Aroma Kue Tradisional di Pasar Pangkal EH Makassar

Selain rasanya yang lezat, dodol juga memiliki nilai nutrisi yang cukup tinggi. Bahan-bahan seperti kelapa dan tepung ketan mengandung serat yang baik untuk pencernaan.

Selain itu, dodol juga mengandung energi yang cukup tinggi karena kandungan gula yang cukup besar. Oleh karena itu, dodol sering dikonsumsi sebagai makanan penambah energi dan stamina.

Tidak hanya sebagai camilan, dodol juga menjadi bagian dari berbagai kreasi kuliner lainnya. Misalnya, beberapa orang menggunakan dodol sebagai bahan untuk membuat es krim, pancake, atau kue-kue manis lainnya. Dodol juga dapat menjadi bahan tambahan dalam campuran minuman seperti es campur atau milkshake.

Dodol adalah salah satu makanan tradisional yang memperkaya kekayaan budaya Indonesia dan Asia Tenggara. Keunikan rasa, tekstur, dan cara pembuatannya menjadikan dodol sebagai warisan kuliner yang patut dilestarikan. Jadi, jangan ragu untuk mencoba dan menikmati dodol dalam berbagai varian dan kreasinya yang tak terbatas.

KLIK INI:  Kakek Renta Bertahan Hidup dari Arum Manis Rambut Nenek
Bahan yang umum digunakan
  • Kelapa parut

Kelapa parut segar atau kelapa parut kering digunakan sebagai salah satu bahan utama dalam dodol. Kelapa parut memberikan tekstur kenyal dan aroma khas pada dodol.

  • Gula

Gula digunakan untuk memberikan rasa manis pada dodol. Gula  merah atau gula pasir dapat digunakan membuat dodol.

  • Tepung ketan

Tepung ketan atau pulut digunakan sebagai bahan pengental dalam dodol. Tepung ketan memberikan tekstur kenyal pada dodol setelah dimasak.

  • Santan

Santan atau air kelapa dapat digunakan untuk memberikan kelembutan dan aroma khas pada dodol.

  • Garam

Garam digunakan untuk menyeimbangkan rasa dan memberikan sedikit kelezatan pada dodol.

  • Minyak

Minyak nabati atau minyak kelapa dapat digunakan untuk melapisi alat dan wadah saat memasak dodol agar tidak lengket.

  • Bahan tambahan

Beberapa variasi dodol dapat memiliki tambahan bahan seperti kacang tanah, biji wijen, buah-buahan kering, atau bahan lain sesuai dengan preferensi dan variasi lokal. Bahan lain yang dapat digunakan adalah cokelat, pandan, atau durian untuk memberikan rasa dan aroma yang berbeda pada dodol.

KLIK INI:  Kue Leluhur yang Paling Tinggi itu Bernama Kopi Langi’
 Cara pembuatan

Persiapkan semua bahan yang diperlukan sesuai dengan resep dodol diinginkan.

Panaskan panci atau wadah yang cukup besar dengan api sedang. Pastikan permukaan panci sudah bersih dan kering sebelum digunakan.

Tuangkan santan ke dalam panci dan tambahkan gula. Aduk hingga gula larut dalam santan.

Tambahkan kelapa parut ke dalam campuran santan dan gula. Aduk rata agar semua bahan tercampur dengan baik.

Masukkan tepung ketan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Pastikan tidak ada gumpalan tepung ketan yang terbentuk.

Terus aduk campuran dengan api sedang hingga bahan-bahan tercampur dan menjadi kental. Proses ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, karena dodol membutuhkan waktu yang cukup lama untuk matang.

Terus aduk campuran dengan perlahan, pastikan tidak ada bagian yang gosong. Dodol akan mulai mengental dan menjadi kenyal seiring dengan proses pemasakan yang terus berlanjut.

KLIK INI:  Sebab Pemilu Telah Berakhir, Saatnya Membincangkan Makanan Khas Sulsel; Bassang

Setelah adonan mengental dan matang dengan baik, tuangkan dodol ke dalam loyang atau wadah yang telah diolesi dengan minyak agar tidak lengket. Ratakan permukaannya dengan spatula.

Diamkan dodol sampai benar-benar dingin dan mengeras. Proses ini membutuhkan waktu beberapa jam atau bahkan semalam tergantung pada kelembutan dan kekenyalan yang diinginkan.

Setelah dodol benar-benar dingin, potong-potong sesuai dengan bentuk yang diinginkan, seperti persegi panjang atau bulat.

Dodol siap disajikan atau dibungkus sebagai oleh-oleh. Pastikan menyimpannya dalam wadah kedap udara agar tetap segar dan awet.

Rasanya yang manis dan kenyal membuatnya menjadi camilan yang populer di kalangan anak-anak maupun dewasa. Selain itu, keberadaannya yang telah ada sejak lama juga menambah nilai sejarah dan kearifan lokal dalam setiap gigitannya.

Iya, sejak dulu dodol telah menjadi bagian penting dari budaya makanan di Indonesia dan mendapat tempat istimewa di hati banyak orang, Baeti salah satunya.

KLIK INI:  Pada 5 Bumbu Desa Ini Ada Khasiat Istimewa untuk Daya Tahan Tubuh