Mikroplastik di Dada Ibu

oleh -79 kali dilihat
Ayah dan Dapur Ibu
Ilustrasi/foto- lukisanindonesia
Irhyl R Makkatutu

Menjelma Asal Mula

 

hujan menggeledeh seisi matamu. dikeluarkannya kenangan satu demi satu. aku yang sedang kuyup di depanmu. menadah kenangan itu. memindahkannya ke mataku jadi belantara.

beragam tumbuhan tumbuh pada kedua mataku. tapi sayangnya, tak ada kamu tumbuh di sana. burung-burung dan kupu-kupu menghinggapi tumbuhan itu. tak ada kamu yang disebutnya.

aku ingin bertanya, ke mana kamu? apakah setelah tiada kenangan, segala hal pun hilang tentang diri kita. tak ada ingatan yang disinggahi.

pohon-pohon meranggas dalam tubuh. tak ada akar. daun bergugur berpulang ke tanah. menjelma asal mula.

hujan terus tiba, tapi gerah tak pergi-pergi. terus saja berlarian dalam pori. berumah dalam kepala. angin dari pantai jauh, dari gunung tinggi lebih cepat sampai ke rumah. menggeledah segala kenangan. kecuali kita yang tak pernah ditulis air mata.

aku berlari ke dalam segalamu. kau berkejaran dengan jarak. tinggallah aku kuyup sendiri. menepi. hujan yang tiba membawa semua sampah ke dalam tubuhku. aku menjelma asing pada diri sendiri.

dan kau berubah badai dalam takdirku

2024

KLIK INI:  Udara Bersih yang Dijanjikan Ibu

Mikroplastik di Dada Ibu

 

seorang anak lelaki lahir. ia melahap air susu ibunya yang ditimbuni mikroplastik.
lalu mengalir ke urat kecilnya menuju mata

anak lelaki itu menangis. air matanya alirkan mikroplastik ke dada ibunya.

Maret 2024

KLIK INI:  Meresapi 11 Kelong Makassar Berdiksi Alam yang Memikat

Yang Tak Memunah

 

selimut bergambar bola pingpong baluti tubuh gigilku. aku membaring, tunggu kantuk tiba ketuki mata. tak ada. lelap menjauh langit

pikiran saja berkejaran ke jauh. pada hutan yang kehilangan pohonnya. burung elang yang terus saja terbang.
tak ada siang atau malam baginya.

tak ada tempat bertengger. pohon-pohon menjelma lemari. tempat menyimpan baju perayaan hari bumi dan keanekaragaman hayati

kupanggil kantuk tiba mengencingi mataku. tak datang-datang. yang datang adalah jeritan ikan-ikan di laut yang lehernya tersangkut sampah plastik.

sampah yang dibuang di hari perayaan hari laut sedunia. hari meniadakan ikan-ikan dan terumbu karang

saat kantuk tiba di mataku. bayangan tetangga yang pelukis memanja. kantuk berlari, lalu lompat keluar jendela. ditinggallah aku sendiri

tetanggaku itu, suka melukis pohon-pohon, di mana elang bertengger di atasnya. setiap libur, ia akan menenteng senapan angin. ia suka pula memburu elang yang kerap mencuri anak ayamnya.

istrinya akan berceloteh sepanjang waktu, saat tak ada penjual ikan lewat depan rumahnya.
kantuk kini kembali. ia mengintip dijendela. kupersila masuk ke mataku.

aku ingin bermimpi tentang pohon, elang, dan ikan yang tak pernah memunah.

Maret 2024

KLIK INI:  Memancing Bekas Bibirmu