Hutan yang Beragam Lebih Tangguh Menghadapi Badai?

oleh -21 kali dilihat
Bisnis Kehutanan Beralih dari Timber Management ke Forest Management
Ilustrasi hutan produksi/foto-Ist

Klikhijau.com – Hutan itu sumber kehidupan. Manfaatnya sangat banyak. Ada jutaan orang yang menggantungkan hidupnya pada hutan. Mereka menjadikan hutan sebagai mata pencaharian.

Sumber daya hutan memang telah terbukti nyata mampu memberikan kehidupan dan sumber penghidupan bagi semua.

Hutan memiliki manfaat jangka pendek berupa, buah-buahan, kayu dan lain sebagainya. Selain itu, hutan memberikan manfaat jangka panjang, misalnya sebagai jasa lingkungan udara, sumber tanaman obat-obatan, jamur , iklim mikro, mikroba, menjaga keseimbangan udara permukaan-air tanah.

Manfaat lainnya adalah sebagai habitat satwa liar, mencega banjir, menjaga kesuburan lahan,  hingga mencegah tanah longsor.

KLIK INI:  Sehimpun Quotes tentang Hutan yang Penuh Inspirasi

Hanya saja, manfaatnya yang banyak itu. Tidak mampu menyelamatkan hutan dari ancaman. misalnya dari terjangan badai.

Badai akan semakin sering bersentuhan dengan hutan seiring dengan perubahan iklim. Jika hutan tidak punya benteng yang kokoh, bisa saja hanya akan tinggal kenangan.

Namun, seperti dilansir dari Newswise, ada satu jenis hutan yang menurut penelitian terbaru cukup tangguh terhadap badai, yakni hutan yang memiliki keanekaragaman spesies pohon.

Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Institut Penelitian Nasional Pertanian, Pangan dan Lingkungan Perancis (INRAE) tersebut mengungkapkan bahwa di Eropa, hutan yang paling tahan terhadap badai adalah hutan dengan keanekaragaman spesies pohon yang lebih besar dan didominasi oleh spesies yang tumbuh lambat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Para peneliti juga menemukan bahwa dampak positif keanekaragaman pohon terhadap ketahanan terhadap badai lebih terasa pada kondisi iklim ekstrem, seperti kondisi panas-kering di kawasan Mediterania dan kondisi dingin-basah di Skandinavia Utara.

KLIK INI:  10 Fakta Singkat tentang Kebakaran Hutan

Studi yang diterbitkan dalam jurnal British Ecological Society,  Functional Ecology  menggunakan simulasi untuk memodelkan bagaimana hutan dengan karakteristik berbeda, seperti keanekaragaman spesies pohon, mampu bertahan dan pulih dari kerusakan akibat badai.

Hutan monokultur lebih rentan

Dalam beberapa dekade terakhir, Eropa mengalami badai angin yang lebih sering dan parah sehingga membahayakan hutan dan jasa ekosistem yang disediakannya, seperti habitat, penyimpanan karbon, dan kayu.

Para peneliti mengatakan temuan mereka dapat membantu dalam memprediksi dampak peningkatan frekuensi dan intensitas badai terhadap hutan dan menunjukkan bagaimana kita dapat membuat hutan lebih tangguh.

KLIK INI:  Merusak Hutan Sama Saja Mengundang Penyakit Baru Berdatangan

“Hal penting yang dapat diambil dari penelitian kami adalah bahwa monokultur spesies yang tumbuh cepat seperti pinus, meskipun bernilai ekonomi, lebih rentan terhadap kerusakan akibat badai. Dalam konteks meningkatnya kerugian akibat badai di seluruh benua, penelitian kami mendukung praktik pengelolaan hutan yang mendorong keanekaragaman dan memperlambat pertumbuhan spesies pohon seperti pohon oak,” jelas Dr Julien Barrere, peneliti di INRAE ​​dan penulis utama studi tersebut.

Dalam studi tersebut, para peneliti membuat model untuk mensimulasikan dinamika ratusan hutan setelah badai, mengkalibrasi model tersebut dengan data dari 91.528 plot hutan kehidupan nyata di Eropa.

“Hutan simulasi kami bervariasi baik dalam kondisi iklim, mulai dari Mediterania hingga Boreal, dan dalam komposisi, yaitu keanekaragaman dan identitas spesies pohon.” jelas Dr Barrere.

KLIK INI:  Wisata di Singapura, Penting Simak 5 Hal Ini agar Nyaman nan Lancar!

Ia menambahkan bahwa hal tersebut memungkinkan pihaknya mengukur hubungan antara komposisi hutan dan ketahanan terhadap gangguan badai, dan bagaimana hubungan ini berubah seiring dengan gradien iklim Eropa.

Para peneliti mengingatkan bahwa karena ini adalah studi pemodelan, kerja lapangan masih diperlukan untuk mendukung temuan tersebut.

“Meskipun studi pemodelan seperti yang kami lakukan sangat penting untuk menarik kesimpulan tentang dinamika hutan karena rentang waktu yang lama di alam, hasilnya harus diinterpretasikan dengan pemahaman yang jelas tentang hipotesis model dan dilengkapi dengan studi lapangan,” ujar Dr Barrere.

KLIK INI:  3 Biota Laut yang Paling Terdampak dari Kebisingan Laut

Sumber: Newswise