Tentang Agrosilvofishery, Pemanfaatan Lahan yang Lebih Ramah Lingkungan

oleh -13 kali dilihat
Lahan Gambut, Pemilik Kekayaan Vegetasi yang Tak Boleh Dibakar
Ilustrasi lahan gambut/foto-ugm

Klikhijau.com – Agrosilvofishery merupakan sistem usaha tani atau penggunaan lahan yang mengintegrasikan potensi sumber daya dan budidaya pertanian, kehutanan, dan perikanan dalam satu lahan.

Penerapan metode ini bukan hanya memberi manfaat ekologi saja. Tetapi juga memberi manfaat ekonomi.

Agrosilvofishery adalah upaya pemanfaatan lahan lebih ramah lingkungan karena tidak mengubah ekosistem rawa gambut secara radikal. Cara ini tetap mempertahankan sumber daya awal, efisiensi pemanfaatan lahan, serta diversifikasi komoditas dan pendapatan.

Penerapan pola ini diharapkan dapat membentuk pola pemanfaatan lahan rawa gambut menetap yang efisien, intensif, dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

KLIK INI:  Mewaspadai Peralihan Rawa dari Penyerap Karbon ke Sumber Karbon

Cara ini dapat diterapkan secara intensif atau semi intensif tergantung dari lokasi, luas lahan dan tujuan pengembangannya. Pola agrosilvofishery intensif dapat dikembangkan pada lahan rawa yang dekat dengan pasar atau pusat pelayanan dan pemukiman.

Dilansir dari Antara, Bastoni, Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan agrosilvofishery dapat diintegrasikan ke dalam upaya restorasi gambut dalam pengelolaannya dengan mengandalkan kesatuan hidrologi gambut (KHG) sebagai bentuk non -penggunaan situs yang merusak.

Bastoni menjelaskan dalam diskusi online BRIN yang diikutinya, Kamis, 17 April kemarin, bahwa di dalam KHG terdapat fungsi ekosistem gambut yang mencakup perlindungan minimal 30% kawasan KHG dan budidaya maksimal 70%.

“Tentu kita hanya mensyaratkan area-area fungsi budidaya pada lahan rawa mineral sampai rawa gambut dengan kedalaman kurang dari satu setengah meter,” katanya.

KLIK INI:  Terbukti Merusak Lahan Gambut, PT PG Harus Bayar Ganti Rugi 238 Miliar
Bisa dalam skala kecil dan besar

Penggunaan lahan berupa pertanian perikanan, suatu model pengelolaan lahan yang memadukan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dengan fokus pada optimalisasi lahan di sekitar pemukiman manusia dan rawa gambut tipis.

Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam skala kecil atau pada lahan yang kurang dari satu hektar, atau dalam skala besar pada lahan yang lebih dari satu hektar.

Bentuk pemanfaatan ini juga lebih ramah lingkungan karena tidak mengubah ekosistem lahan gambut secara menyeluruh dan berupa diversifikasi hasil panen terutama ikan, sayuran, buah-buahan, serta plastik dan kayu  tanaman hutan.

KLIK INI:  Kebakaran Lahan Gambut, Nobatkan Indonesia dan Brasil sebagai Penyumbang Besar GRK

Tingkat hunian dialokasikan antara tanggul, ladang aktif dan kolam atau kolam yang digunakan untuk pertanian, dengan mempertimbangkan periode air surut dan banjir, dan juga membantu menghindari penyebaran api di area pertanian.

Seperti yang diterapkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)  Sumatera Selatan sebagai model percontohan.

Beberapa tanaman yang dapat ditanam antara lain bayam, tomat, ketimun, dan cabai di kawasan tanggul serta  jagung hibrida dan hibrida yang bergantung pada fluktuasi ketinggian air.

“Kami juga sebenarnya membidik bahwa agrosilvofishery bisa juga untuk konservasi ikan-ikan lokal sekaligus bisa untuk produksi ikan-ikan lokal yang ada di ekosistem gambut,” tutup Bastoni.

KLIK INI:  Ikut Perundingan OECPR, Ini Rancangan Resolusi Indonesia bagi Pelestarian Lingkungan