Studi: Upaya Konservasi Berhasil Perlambat Hilangnya Keanekaragaman Hayati

oleh -5 kali dilihat
Strategi Penyelamatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Ilustrasi keaneragaman hayati/foto-Pak Pandani

Klikhijau.com – Upaya konservasi tidaklah sia-sia. Konservasi atau pelestarian merupakan suatu tindakan pemeliharaan dan pelindungan secara teratur. Tujuannya adalah untuk mencegah sesuatu dari kerusakan atau perubahan.

Untuk satwa liar, upaya melestarikannya ditemukan telah membuahkan hasil yang terukur. Hal itu diungkapkan sebuah studi internasional yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Studi tersebut merupakan yang pertama  menganalisis ratusan tindakan konservasi di seluruh. Hasilnya secara keseluruhan, ditemukan bahwa sekitar dua pertiga dari tindakan konservasi yang diteliti setidaknya memperlambat penurunan keanekaragaman hayati atau meningkatkan keanekaragaman hayati.

Hasil tersebut didapatkan setelah para peneliti menganalisis 186 penelitian, termasuk 665 percobaan, dan mengukur perubahan terhadap keanekaragaman hayati.

KLIK INI:  Nilai Konservasi untuk Perlindungan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Dilansir dari Ecowatch, Penny Langhammer, salah satu penulis studi yang juga wakil presiden eksekutif dari Re:wild mengatakan,  jika kita membaca berita utama tentang kepunahan akhir-akhir ini, akan mudah untuk mendapatkan kesan bahwa kita telah gagal dalam menjaga keanekaragaman hayati. Namun hal tersebut tidak mencerminkan gambaran keseluruhannya.

“Studi ini memberikan bukti terkuat hingga saat ini bahwa konservasi tidak hanya memperbaiki kondisi keanekaragaman hayati dan memperlambat penurunannya, namun jika berhasil maka hal ini akan benar-benar berhasil,” katanya.

Konservasi harus diprioritaskan

Penelitian tersebut juga mengungkapkan, beberapa tindakan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap keanekaragaman hayati. Beberapa upaya yang paling efektif mencakup pengendalian spesies invasif, mengurangi hilangnya habitat, memulihkan habitat satwa liar, menetapkan kawasan lindung, dan mengelola ekosistem secara berkelanjutan.

“Apa yang kami tunjukkan melalui makalah ini adalah bahwa konservasi sebenarnya berupaya menghentikan dan membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati,” kata Landhammer dalam siaran persnya dikutip dari Ecowatch.

KLIK INI:  Sampah Elektronik, Ancaman Baru yang Memerlukan Perhatian Serius

“Jelas bahwa konservasi harus diprioritaskan dan mendapat tambahan sumber daya serta dukungan politik yang signifikan secara global, sekaligus mengatasi penyebab sistemik hilangnya keanekaragaman hayati, seperti konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan,” lanjutnya.

Studi ini menyoroti berbagai upaya yang menghasilkan manfaat bagi keanekaragaman hayati. Misalnya, penulis mencatat bahwa pengelolaan spesies invasif serta “spesies asli bermasalah” di Cayo Costa dan North Captiva, dua pulau di Florida, menghasilkan tingkat keberhasilan bersarang yang lebih baik bagi penyu tempayan dan burung laut.

Penulis penelitian menyoroti inisiatif konservasi yang menetapkan Rencana Pengelolaan Hutan di Lembah Kongo, yang menghasilkan laju deforestasi sebesar 74% lebih rendah.

Dalam contoh lain, para peneliti menunjukkan bahwa di Hutan Hujan Amazon bagian Brasil, kawasan lindung dan lahan masyarakat adat memiliki tingkat deforestasi dan kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia lebih rendah; kawasan yang tidak dilindungi mengalami laju deforestasi hingga 20 kali lebih tinggi dan kebakaran yang disebabkan oleh manusia terjadi empat hingga sembilan kali lebih sering.

KLIK INI:  Ini Alasan KLHK Batalkan 2 Proyek Karbon LSM Internasional

Di Idaho, program penangkaran dan pelepasan membantu meningkatkan tingkat reproduksi salmon Chinook, yang mengarah pada pemulihan populasi alami spesies tersebut di alam liar.

Tindakan konservasi berhasil

Jake Bicknell, salah satu penulis penelitian dan dosen senior di Durrell Institute of Conservation and Ecology dari Universitas Kent di Canterbury, Inggris  mengatakan studi tersebut menunjukkan bahwa ketika tindakan konservasi berhasil, maka tindakan tersebut benar-benar berhasil. Dengan kata lain, hal ini sering kali memberikan hasil bagi keanekaragaman hayati yang tidak hanya sedikit lebih baik daripada tidak melakukan apa pun, namun berkali-kali lipat lebih besar.

“Misalnya, penerapan langkah-langkah untuk meningkatkan ukuran populasi spesies yang terancam punah sering kali menyebabkan jumlah mereka meningkat secara signifikan. Efek ini tercermin pada sebagian besar studi kasus yang kami teliti,” katanya.

KLIK INI:  Risiko Kepunahan Ancam Burung Penyelam Lebih dari yang Dibayangkan

Meski begitu, penulis juga menjelaskan bahwa tindakan konservasi tidak selalu memberikan hasil sebagaimana diharapkan. Sekitar satu dari setiap lima kasus, upaya tersebut justru menyebabkan penurunan spesies target; namun, dalam beberapa kasus, tindakan konservasi masih secara tidak sengaja memberikan manfaat bagi spesies lain.

Secara keseluruhan, para penulis mencatat bahwa upaya konservasi global memerlukan pendanaan tambahan, dan berbagai upaya konservasi perlu dilaksanakan untuk mengekang penurunan keanekaragaman hayati. Mereka memperkirakan bahwa program konservasi global akan menelan biaya sekitar $178 miliar hingga $524 miliar per tahun.

“Meskipun tinggi, biaya-biaya ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang diberikan oleh keanekaragaman hayati kepada masyarakat melalui penyediaan jasa ekosistem,” tulis para penulis dalam kesimpulan studi tersebut.

“Oleh karena itu, tindakan konservasi lebih merupakan investasi, bukan pembayaran  dan seperti yang ditunjukkan oleh penelitian tersebut, tindakan konservasi biasanya merupakan investasi yang benar-benar menghasilkan dampak positif yang besar.”

KLIK INI:  Mengenal Jenis Ukuran Sampah Laut dan Tempat Bermukimnya

Sumber: Ecowatch