Klikhijau.com – Krisis keanekaragaman hayati, bukanlah sebuah bualan. Tapi peristiwa ini benar-benar nyata dan sedang terjadi di depan mata kita.
Hampir setiap hari kita mendengar dan membaca spesies yang punah dan terancam punah. Bahkan jika kita jeli memerhatikan, sebenarnya telah banyak yang hilang di sekitar kita, semisal burung.
Krisis keanekaragaman hayati ini, terkadang pula sebagai kepunahan massal keenam. Klaim itu mengacu pada penurunan cepat dalam keanekaragaman. Bukan hanya itu, termasuk juga kelimpahan spesies tumbuhan dan hewan yang terjadi di seluruh planet ini.
Salah satu pemicu terjadinya krisis ini, didorong oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang tidak puas dan puasa merusak alam, jadi salah satu penyebabnya, misalnya perusakan habitat, perubahan iklim, polusi, eksploitasi sumber daya yang berlebihan, dan introduksi spesies invasif.
Dampak dari hilangnya keanekaragaman hayati tidak lari kosong, tetapi memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ekosistem, kesejahteraan manusia, dan bahkan akan berpengaruh pada ekonomi global.
Berikut ini beberapa aspek kunci dari krisis keanekaragaman hayati dilansir dari Earth, di antaranya:
-
Eksploitasi berlebihan
Apa pun bentuknya, segala sesuatu yang berlebihan kerap menyebabkan masalah, misalnya penangkapan ikan berlebihan, perburuan, dan ekstraksi sumber daya yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan berkurangnya populasi spesies.
Eksploitasi yang berlebihan tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup spesies sasaran. Namun, dampaknya lebih luas, sebab dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekosistem.
-
Hilangnya keragaman genetik
Menurunnya populasi spesies dapat mengakibatkan hilangnya keragaman genetik. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap perubahan lingkungan, penyakit, dan ancaman lainnya. Ketahanan yang berkurang ini selanjutnya dapat berkontribusi pada risiko kepunahan.
-
Perubahan iklim
Perubahan iklim adalah ancaman yang mengerikan. Semua bidang kehidupan dibuatnya kocar kacir. Terjadinya perubahan iklim juga merupakan pendorong signifikan hilangnya spesies.
Adanya perubahan suhu, pola presipitasi, dan frekuensi kejadian cuaca ekstrim dapat mengganggu ekosistem dan memaksa spesies untuk beradaptasi, bermigrasi, atau menghadapi kepunahan.
-
Polusi
Semua jenis polusi adalah ancaman, baik pencemaran udara, air, dan tanah melalui proses industri, limpasan pertanian, dan pembuangan limbah. kesemuanya dapat membahayakan atau membunuh tumbuhan dan hewan. Misalnya, polutan kimia dapat terakumulasi dalam organisme melalui bioakumulasi dan biomagnifikasi, yang menyebabkan efek toksik.
Tidak hanya itu, polusi cahaya juga dapat mengganggu spesies, khususnya satwa burung.
-
Hilangnya habitat dan fragmentasi
Aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, urbanisasi, dan perluasan pertanian telah menyebabkan kerusakan dan fragmentasi habitat alami.
Akibatnya, banyak spesies kehilangan tempat tinggalnya atau menghadapi berkurangnya ketersediaan sumber daya. Hal ini menyebabkan penurunan populasi dan bahkan dalam beberapa kasus terjadi kepunahan.
-
Spesies invasif
Introduksi spesies non-asli, baik sengaja atau tidak sengaja, dapat mengakibatkan konsekuensi yang parah bagi spesies asli.
Spesies invasif dapat mengalahkan spesies asli untuk sumber daya, memperkenalkan penyakit, atau memangsa spesies asli, yang menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati.
Hal yang mesti dilakukan
Lalu pertanyaannya, apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi krisis keanekaragaman hayati? Untuk mengatasinya dibutuhkan kombinasi upaya konservasi, restorasi, dan pengelolaan berkelanjutan.
Berikut ini beberapa strategi utama yang bisa jadi solusinya dilansir dari Earth, di antaranya:
-
Memerangi perubahan iklim
Sebagai salah satu pendorong utama krisis keanekaragaman hayati, maka memerangi perubahan iklim sangat penting.
Cara memerangi atau mitigasi perubahan iklim, dapat dilakukan melalui pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Selain itu, langkah-langkah adaptasi dapat membantu pula mengurangi tekanan terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem.
-
Pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan
Menerapkan praktik berkelanjutan di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kegiatan ini terhadap keanekaragaman hayati.
Ini termasuk mengadopsi praktik agroekologi, mengurangi deforestasi, dan menegakkan kuota penangkapan ikan yang berkelanjutan.
-
Mengontrol spesies invasif
Mencegah pengenalan dan penyebaran spesies invasif, serta mengelola populasi invasif yang sudah mapan, dapat membantu melindungi keanekaragaman hayati asli.
-
Melindungi dan memulihkan habitat
Menetapkan dan mengelola kawasan lindung secara efektif, serta memulihkan ekosistem yang terdegradasi, dapat membantu melestarikan spesies dan mempertahankan fungsi ekosistem.
-
Mengintegrasikan keanekaragaman hayati ke dalam kebijakan dan pengambilan keputusan
Cara ini tidak bisa lepas dari campur tangan pemerintah. Karena itu harus memastikan bahwa konservasi keanekaragaman hayati dipertimbangkan dalam kebijakan.
Tidak hanya itu, juga perlu ada perencanaan penggunaan lahan, dan proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat membantu mempromosikan pembangunan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati.
-
Meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kolaborasi
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keanekaragaman hayati dan mendorong kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat setempat dapat membantu mendorong tindakan kolektif untuk mengatasi krisis keanekaragaman hayati.
Nah, sahabat hijau, selamat menyelamatkan keanekaragaman hayati demi bumi yang lestari dan hidup yang sejahtera.