Kenalkan Bolu Cukke, Bekal Perantau Bugis di Masa Lampau

oleh -84 kali dilihat
Bolu cukke-foto/Ist

Klikhijau.com – Mungkin benar tak ada kaitan antara kuliner dengan cuaca buruk, tetapi ada yang meyakini jika kesehatanmu memburuk, cobalah makan kue yang terbuat dari gula merah.

Tak heran jika kita membesuk keluarga yang sakit, banyak yang menyempatkan diri membeli kue-kue maupun buah-buahan.

Di Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya di tanah Bugis. Ada satu kue yang cukup terkenal dengan rasanya yang enak. Namanya bolu cukke.

Kue ini bukan hanya dihadiah kepada orang yang sedang sakit, tetapi juga dihadiahkan sebagai oleh-oleh jika kalian kebetulan berkunjung ke tanah Bugis.

KLIK INI:  Perihal Songkolo, Kuliner Merakyat Sulsel dan Manfaat Beras Ketan bagi Tubuh

Karena menurut sejarahnya, bolu cukke adalah bekal yang memang sengaja dipersiapkan untuk para perantau zaman dulu. Saat mereka ingin pergi berlayar atau bepergian jauh.

Keunggulan kue kering ini sangat fenomenal, karena mampu bertahan lama tanpa merusak cita rasa khasnya.

Asal usul penamaan bolu cukke juga termasuk unik, karena nama ini disematkan berdasarkan cara kerjanya, cukke yang artinya dicungkil.

Kue kering ini dapat bertahan lama, sehingga wajar saja jika dahulu dijadikan bekal oleh para perantau. Rasanya juga tak kalah nikmat dengan kue bolu pada umumnya dan dapat jadi pengganjal perut dikala lapar.

KLIK INI:  19 Makanan Terbaik untuk Sumber Energi, Melimpah dan Mudah Didapat!
Dikenal sejak abad 19

Kue ini mulai dikenal pada abad ke-19 di wilayah Ajatappareng. Ajatappareng merupakan daerah yang meliputi Sidenreng Rappang (Sidrap), Parepare, dan Pinrang.

Budayawan Bugis-Makassar Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Firman Saleh mengatakan, awalnya kue bolu ini disajikan dalam wajan, namun hasilnya kurang bagus, sehingga dibuatlah cetakan.

“Dulunya dibuat dalam wajan, namun hasilnya tidak menyuguhkan tekstur yang baik. Maka di buatkanlah wadah,” jelas Firman dikutip dari detikSulsel.

Dikutip dari jurnal Universitas Negeri Makassar ‘Makna Simbolik dan Tradisi Mappaleppe Tinja Masyarakat Bugis Hulo di Bone’, beras merupakan simbol dari kemakmuran karena memiliki kekuatan simbolik dalam ritus tahapan kehidupan masyarakat Bugis.

Sebab itu, Bolu cukke menjadi kudapan legendaris bagi masyarakat Sulawesi Selatan.

KLIK INI:  Buah Pisang, Kandungan dan Risiko yang Bisa Ditimbulkannya

Bahan-bahan dasar bolu cukke mudah didapat, yaitu tepung beras (beras yang dihaluskan) dan gula merah. Gula merah ini mengandung filosofi yang mendalam karena kerap digunakan untuk mengisi acara adat.

Menurutnya para budayawan Bugis, beras menjadi kekuatan dalam hidup masyarakat Bugis.

Beras adalah makanan pokok yang disimbolkan sebagai suatu kekuatan. Jadi kalau ada beras kita sudah hidup berkecukupan bagi masyarakat Bugis.

Karena itu, keberadaan bulu cukke sangat penting dilestarikan sebagai bagian dari budaya Sulawesi Selatan.

KLIK INI:  Selain nikmat, Makanan Khas Manggarai Ini Baik untuk Kesehatan