Klikhijau.com – Festival Teluk Tomini (FTT) 2019 kembali digelar di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Event tahunan yang didukung langsung Kementerian Pariwisata RI itu, diawali dengan pemilihan Putra Putri Bahari 2019 pada tanggal 19 – 22 April. Kemudian lomba Fotografi Obyek Wisata pada 22 April 2019, Festival Musik Tradisional 19 – 21 April 2019, Festival Kuliner 19 – 22 April 2019 dan Tomini Fashion Carnival 22 April 2019.
Sebagai sebuah event, FTT 2019 sendiri mengalami kemajuan ditandai dengan berhasilnya masuk ke dalam 100 Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata. Ini patut diapresiasi, karena untuk dapat masuk ke dalam 100 CoE, FTT harus melalui kurasi oleh tim khusus dengan menilai 5C yakni creativity, communication, commercial, commitment dan consistency.
Beragam kegiatan tersaji dalam gelaran Festival Teluk Tomini (FTT) 2019 di Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah pada 19-23 April. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah festival kuliner aneka makanan khas Parigi dan Sulteng.
Provinsi Sulawesi Tengah mulai bangkit dengan diselenggarakannya Festival Teluk Tomini (FTT) 2019. Seperti halnya daerah lain, Provinsi Sulawesi Tengah juga mempunyai makanan khas yang menjadi daya tarik wisata kuliner dalam ajang FTT 2019.
Sesuai dengan namanya, event ini memang digelar untuk mengeksplor Teluk Tomini agar lebih dikenal masyarakat luas. Dengan festival ini, diharapkan kunjungan wisatawan semakin meningkat, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Karena sebagian besar kawasannya berada di pesisir, maka sudah sewajarnya kuliner yang menjadi khas Provinsi Sulawesi Tengah mengandung ikan laut.
Kepala Dinas Pariwisata Parigi Moutong, Zulfinachri Achmad mengatakan, kuliner Parigi Moutong atau Provinsi Sulawesi Tengah memang tak bisa dipisahkan dari unsur ikan laut. Sebab, daerah ini merupakan penghasil ikan laut yang cukup tinggi.
Kuliner yang dapat dijumpai pada FTT 2019 antara lain lalampa toboli, kapurung dan binte kaili. Ketiganya bukan makanan utama, tetapi cukup mengenyangkan sebagai pengganjal perut.
Sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, sehingga komoditi laut tersebut bisa ditemui di mana saja. Bahkan, hampir semua rumah makan selalu menyediakan menu ikan laut.
Bagi pecinta sea food, Parigi Moutong adalah surganya. Anda akan selalu menemukan box berisi ikan laut segar di depan rumah makan yang ada di daerah ini. Ikan-ikan itu biasanya dihidangkan dengan cara dibakar, digoreng, atau dibuat sup kuah kuning, ujarnya, Senin (22 April).
Beberapa sajian kuliner yang menjadi sajian dalam kegiatan Festival Teluk Tomini antara lain adalah:
Lalampa Toboli
Makanan ringan berbahan dasar beras ketan ini dikemas dengan gulungan daun pisang, lalu diberi olahan ikan cakalang. Rasa dan penampakannya mirip lemper yang biasa ditemui di Pulau Jawa.
Hanya saja, ukuran lalampa lebih panjang dan harus dipanggang di atas bara api hingga daun pembungkus berwarna kuning kecokelatan.
Lalampa toboli sangat populer di Parigi Moutong. Seorang produsen Lalampa mengaku bisa menghabiskan beras ketan rata-rata sebanyak 65 kg/ hari. Bahkan jika sedang ramai, misalnya saat ada event besar seperti festival, permintaan bisa meningkat hingga dapat menghabiskan beras ketan 100 kg atau 1 kwintal/hari.
Pada Festival Teluk Tomini 2018, lalampa taboli hadir sebagai sajian utama, di mana saat itu berhasil memecahkan rekor MURI. Kami bangga kuliner khas ini bisa dikenal masyarakat luas, ungkapnya.
Kapurung
Untuk kapurung, kuliner ini mirip papeda yang dimakan dengan kuah melimpah dan mengandung suwiran daging ikan. Olahan sagu yang disajikan sudah berupa potongan-potongan kecil, mirip bola-bola sagu yang terasa lembut jika sudah di dalam mulut. Dari segi rasa, kapurung terhitung nikmat dan tidak terasa amis sama sekali.
Kapurung terlihat seperti sup berkuah kuning. Kadang masyarakat juga mengolah kapurung dengan tambahan sayur rebus, cacahan mangga dan udang. Padupadan bumbu dan bahan yang komplet ini membuat kapurung jadi kaya rasa.
Binte Kaili
Sementara binte kaili, kuliner ini berbahan dasar biji jagung muda yang sekilas terlihat seperti sup. Kuliner ini juga mengandung suwiran ikan laut, paling cocok disantap saat masih panas. Untuk menikmatinya bisa ditambah kecap manis dan sambal bagi yang suka pedas.
Pemerintah daerah bisa terus mengeksplor kekayaan wisata yang dimiliki Parigi Moutong. Baik wisata alam, seni budaya, maupun kulinernya. Semua bisa dioptimalkan agar semakin banyak wisatawan yang datang ke daerah utara di wilayah Sulawesi Tengah ini, ucap Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuty.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, sekitar 30-40 persen pengeluaran para wisatawan berkutat pada kuliner. Para pelancong cenderung penasaran ingin mencoba menu-menu baru yang jarang atau bahkan tidak ada di daerahnya. Sehingga mereka akan menyediakan sebagian waktu liburanya untuk berburu kuliner.
Sulawesi Tengah adalah daerah yang sangat kaya akan destinasi dan budaya sehingga mendapat julukan Miniatur Indonesia. Ini adalah sebuah potensi. Untuk pengembangan parawisata daerah ini selanjutnya, semua unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Akseksibilitas) akan terus dimaksimalkan.