Mengurangi Risiko Penyakit Parkinson dengan Dua Gelas Kopi Perhari

oleh -31 kali dilihat
Secangkir Kopi yang Hutan
Ilustrasi minum kopi - Foto/Ist

Klikhijau.com – Parkinson  merupakan penyakit yang mengganggu pergerakan dan merupakan penyakit degeneratif sistem saraf pusat yang paling umum setelah Alzheimer.

Penyakit parkinson atau biasa disingkat PD adalah jenis  penyakit yang terjadi pada sistem saraf. Saat terkena, maka akan mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol keseimbangan dan gerakan.

Ada beragam keluhan yang bisa ditimbukan oleh PD, di antaranya  tremor, kaku otot, adanya gejala mental hingga gangguan koordinasi

Suharti (2020) menjelaskan parkinson biasanya terjadi pada usia 65 hingga 70 tahun. Sementara untuk kasus  pada rentang usai sebelum 40 tahun terjadi kurang dari 5 persen saja.

KLIK INI:  Mengejutkan, Ini Sederet Manfaat Kopi dalam Urusan Rumah Tangga

Patologi pada PD ditandai dengan  hilangnya intervasi neuron dopaminergik di subsantia nigra. Degenerasi saraf PD tidak terbatas pada neuron dopaminergik di substansia nigra. Namun , hal ini juga melibatkan sel-sel yang saling berhubungan yang terletak di area lain di otak.

PD ini pertama dijelaskan oleh James Parkinson pada 1817. Penyakit ini lebih lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Prevalensi penyakit ini berkisar 100-200 per 100.000 orang dan insiden tahunannya sekitar 15 per 100.000 orang.

PD bekerja dalam diam, dimulai perlahan dan tidak disadari. Ia akan berangsur-angsur memburuk dan merampas kualitas hidup. Setiap tahun penyakit ini akan semakin meningkat.

Di Indonesia  diperkirakan prevalensi PD pada tahun 2030 akan meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun 2005. Prevalensinya sebesar 90.000 (Hanriko dan Anzani, 2018).

KLIK INI:  Menyerap Beragam Manfaat Kopi tanpa Gula bagi Kesehatan

Sementara di Singapura ada lebih dari 8.000 orang mengalami PD. Sialnya ini adalah jenis penyakit neurodegeneratif yang paling cepat perkembangannya di seluruh dunia.

Dapat dikurangi dengan kopi

Kopi tidak sekadar menjadi minum populer. Namun, minuman ini memiliki banyak manfaat. Satu di antaranya dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson.

Karena itu, bagi penikmat kopi. Mereka patut bergembira. Apalagi bagi mereka punya genetik dengan kecenderungan mengidap jenis penyakit ini.

Kemampuan kopi mengurangi risiko penyakit PD ini diungkapkan oleh riset terbaru dari National Neuroscience Institute (NNI), Singapura.

Riset ini menemukan bahwa dua cangkir kopi robusta per hari dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson empat hingga delapan kali bagi orang-orang Asia. Khsususnya bagi yang memiliki varian gen dengan kecenderungan menderita Parkinson.

KLIK INI:  Sudah Berusia 40 Tahun? Pastikan Jauh-jauh dari 10 Makanan Ini!

Dilansir dari dari channelnewsasia, peneliti utama studi ini Profesor Tan Eng King, yang juga Wakil Direktur Utama dan Konsultan Senior di Departemen Neurologi NNI mengatakan, kafein diketahui memiliki efek perlindungan potensial terhadap Parkinson dan penyakit neurogeneratif lainnya.

“Kami telah menunjukkan bahwa ini (kafein) dapat menurunkan risiko Parkinson secara signifikan dan meratakan tingkat risiko orang Asia yang secara genetik berisiko tinggi menderita Parkinson yang saat ini tanpa gejala,” kata Prof Tan dikutip dari channelnewsasia.

Menurut Prof Tan pada Simposium Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerak Internasional Singapura ke-10, kafein dapat meringankan peradangan saraf pada otak, sehingga membantu mengurangi kematian sel. Namun, cara kafein berinteraksi dengan varian gen Parkinson Asia sejauh ini belum diketahui.

KLIK INI:  Begini Alasan Mengapa Kita Sebaiknya Hindari Air Dingin Saat Buka Puasa!

Individu dengan varian genetik Asia memiliki risiko 1,5 hingga dua kali lebih tinggi terkena penyakit Parkinson.

Kebanyakan orang Asia Timur memiliki dua varian gen Asia, dan 10% dimiliki oleh orang Singapura.

Studi NNI melibatkan 4.488 subjek yang mengisi kuesioner asupan kafein untuk menunjukkan asupan kafein harian mereka.

Dari jumlah tersebut , 1.790 orang mengidap penyakit Parkinson dan 2.689 orang tidak , dan semuanya membawa salah satu dari dua varian genetik Asia yang terkait dengan penyakit Parkinson.

Diketahui rata-rata asupan kafein pasien penyakit Parkinson adalah 448 mg, sedangkan asupan kafein pasien tanpa penyakit Parkinson adalah 473 mg.

KLIK INI:  Tak Sekadar Diseruput, Ini 5 Pemanfaatan Lain dari Biji Kopi yang Jarang Dibahas!

Asupan kafein peserta setara dengan empat hingga lima cangkir kopi Arabika buatan Barat (235 ml atau 8 ons cairan per cangkir ) atau dua cangkir kopi Robusta, yang memiliki lebih banyak kafein dibandingkan kopi Arabika. Kopi lebih tinggi.

Meskipun efek perlindungan kafein meningkat seiring dengan meningkatnya dosisNamun mereka yang meminum kurang dari 200mg kafein per hari juga masih bisa mengurangi risiko terjangkit Parkinson.

Mengonsumsi 400mg kafein per hari secara umum dianggap aman bagi kebanyakan orang dewasa yang sehat.

Studi juga menyebutkan bahwa meminum kopi atau teh dengan susu, gula, madu atau tambahan lainnya tidak berpengaruh pada efek kafein pada Parkinson.

“Riset ini memiliki implikasi penting bagi pencegahan penyakit Parkinson, terutama di negara seperti Singapura, di mana varian gen Asia sangat umum,” kata Prof Tan dikutip dari channelnewsasia.

“Teh dan kopi banyak tersedia dan secara budaya diterima di kebanyakan masyarakat Asia dan mengonsumsi kafein dalam batas normal memberikan cara yang mudah, menyenangkan, dan memberi keuntungan sosial untuk mengurangi risiko menderita Parkinson.” Tutup Prof Tan.

KLIK INI:  Menanti Kelahiran Kopi tanpa Kafein