Literasi Pangan Dapat Berdampak Positif Terhadap Kualitas Pola Makan

oleh -23 kali dilihat
Literasi Hijau Perlu Digaungkan di Tengah Krisis Ekologi Akut
Ilustrasi - Foto: Pixabay

Klikhijau.com – Literasi memiliki ruang lingkup yang cukup luas. Bukan hanya tentang baca dan tulis. Pun tidak hanya satu bidang saja.

Kehadiran literasi cukup beragam pula. Misalnya literasi kesehatan, literasi lingkungan, dan bahkan ada literasi pangan.

Literasi pangan menjadi hal yang penting pula. Sebab berpotensi meningkatkan mengurangi penyakit masyarakat.

Sebuah studi yang dimuat dalam  Journal of Nutrition Education and Behavior, yang diterbitkan oleh Elsevier menunjukkan hal tersebut, bahwa  dengan meningkatkan literasi pangan dapat berdampak positif terhadap kualitas pola makan dan mengurangi risiko penyakit kronis.

KLIK INI:  Rumah Koran, Komunitas Literasi Lingkungan di Kaki Gunung Bawakaraeng

Menurut studi tersebut, program literasi makanan Food Sensations for Adults (FSA) dari Foodbank Western Australia efektif dalam menghasilkan perubahan positif di berbagai literasi makanan dan perilaku makan para partisipan. Usia partisipan adalah usia muda, yakni 18 tahun ke atas.

Penulis utama studi, Andrea Begley, DrPH, School of Population Health, Curtin University di Perth, Western Australia (WA) mengatakan, perubahan perilaku membutuhkan waktu untuk terbentuk.

“Peserta mungkin tidak dapat mengubah seluruh literasi pangan dan perilaku makan dengan cepat, sehingga tidak mengherankan jika program yang berlangsung lebih dari lima bulan dianggap paling efektif,” ungkapnya.

Penelitian ini menguji efektivitas FSA dengan desain eksperimen semu. Data dikumpulkan pada awal dan akhir program.

Kelompok kontrol direkrut dari relawan dewasa dan staf di gudang Foodbank WA di Perth dan di kios promosi Foodbank WA selama pameran publik dari Agustus hingga Oktober 2020.

KLIK INI:  5 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan agar Tetap Terhubung dengan Isu-isu Lingkungan

Fasilitator FSA memberikan kuesioner praprogram dan pascaprogram menggunakan protokol evaluasi untuk menjaga konsistensi dan persyaratan etika.

Sebanyak seratus dua puluh delapan peserta kelompok kontrol menyelesaikan kuesioner praprogram dan 80 menyelesaikan kuesioner pascaprogram. Tanggapan ini disesuaikan dengan peserta program FSA (62,5% data cocok).

“Kami berhipotesis bahwa peserta program FSA yang menyelesaikan setidaknya 75% program akan melaporkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam perilaku melek makanan dan asupan buah dan sayuran,” jelas Dr Begley.

Terdiri dari 4 sesi

FSA terdiri dari empat sesi masing-masing 150 menit. Kurikulum dipetakan menggunakan Model Literasi dan Konteks Makanan Australia dalam empat kategori: perencanaan dan pengelolaan, seleksi, persiapan, dan makan.

Semua konten dan sumber pelajaran dirancang agar dapat diakses oleh orang-orang dengan kemampuan baca tulis rendah dan sebagian besar berbentuk gambar.

Meskipun FSA merupakan program yang relatif singkat dan dilaksanakan selama empat minggu, para peneliti menemukan bahwa program ini efektif karena menunjukkan perubahan perilaku yang berkelanjutan sejalan dengan program serupa lainnya yang diterbitkan.

KLIK INI:  Orang Kaya, Penyebab Akses Air di Perkotaan Tidak Merata

Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok program mencapai peningkatan yang lebih besar secara statistik dalam perencanaan, pengelolaan, dan persiapan.

Porsi sayuran juga meningkat secara signifikan. Peningkatan kepercayaan diri dalam memasak diukur, dan peningkatan dalam perilaku literasi makanan lainnya juga dicatat.

“Penelitian ini memberikan kontribusi yang berharga terhadap literatur untuk membenarkan pendanaan program literasi pangan. Hasil penelitian ini relevan bagi pengambil kebijakan pemerintah dalam pengambilan keputusan untuk investasi kesehatan masyarakat berbasis bukti,” pungkas Dr Begley.

Hanya saja yang perlu dicatat adalah temuan tersebut masih memiliki kelemahan, yakni penafsiran bukti efektivitasnya masih terbatas

KLIK INI:  “Eksplorasi Flora” di DBG, Denassa Apresiasi Klikhijau yang Fokus Literasi Lingkungan

Sumber: beta.elsevier