“Eksplorasi Flora” di DBG, Denassa Apresiasi Klikhijau yang Fokus Literasi Lingkungan

oleh -234 kali dilihat
“Eksplorasi Flora” di DBG, Denassa Apresiasi Klikhijau yang Fokus Literasi Lingkungan
Para penulis Klikhijau sedang mengamati Pisang Manurung di DBG - Foto/Ist

Klikhijau.com – Tim redaksi Klikhijau mengadakan Rapat Kerja (Raker) dan kegiatan bertajuk “Eksplorasi Flora” di Denassa Botanical Garden (DBG), Senin (24/1).

Selain mengamati dan mengeksplorasi pelbagai flora khas di di DBG, para penulis dan jurnalis Klikhijau juga berkesempatan berdiskusi dengan Founder Rumah Hijau Denassa (RHD) dan DBG, Darmawan Denassa.

Pada diskusi ringan tersebut, Denassa mengapresiasi Klikhijau sebagai satu media yang fokus ke isu lingkungan. Menurut Denassa, perubahan dan gerakan di bidang konservasi dan gaya hidup ramah lingkungan memang perlu kolaborasi, baik antara pegiat lingkungan dan media lingkungan.

“Beberapa tanaman mungkin terancam punah bahkan punah. Karenanya, kita semua bertanggungjawab menghidupkan cerita di balik tanaman. Klikhijau harus menjadi bagian dari literasi konservasi,” kata Denassa.

Denassa berharap para jurnalis di Klikhijau terus meningkatkan kapasitas dan pengetahuan di bidang lingkungan, termasuk dalam isu-isu flora dan fauna. Hal ini penting agar dalam menulis artikel atau berita, ada perspektif yang jelas.

“Semoga Klikhijau terus konsisten dan fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan literasi lingkungan. Kesadaran ekologis memang hanya bisa disuarakan dengan perubahan di level individu masing-masing. Tulisan berfungsi antara lain untuk menyadarkan yang lain,” ungkapnya.

KLIK INI:  Rasa memiliki di Rumah Hijau Denassa

Denassa juga mengapresiasi kegiatan “Eksplorasi flora” sebagai satu kegiatan penting. Terlebih, setiap tanaman memang punya cerita dan tugas pegiat konservasi antara lain menyelamatkan tanaman dan menuturkan cerita di balik tanaman.

“Setiap tanaman punya cerita, sebagaimana setiap daerah di Indonesia selalu identik dengan tanaman tertentu. Oleh sebab itu, tanaman-tanaman khas yang dulu pernah ada perlu ditanam dan dilestarikan kembali,” katanya.

Denassa mencontohkan bagaimana Jeneponto dulu dikenal sebagai penghasil buah jeruk yang sangat manis, namun sekarang jeruk tersebut tak lagi ditemukan.

“Andai jeruk manis di Jeneponto masih ada, mungkin daerah ini akan lebih populer sebagai daerah penghasil jeruk manis ketimbang daerah yang gersang. Contoh lainnya seperti buah salak kalosi dari Enrekang atau langsat dari Polman. Setiap daerah identik dengan tanaman tertentu,” tuturnya.

Denassa mengajak para penulis di Klikhijau untuk memulai membiasakan menanam tanaman-tanaman khas untuk kepentingan konservasi.

“Ayo kita sama-sama menanam dan menjaga keanekaragaman hayati kita yang istimewa ini,” tambahnya.

KLIK INI:  Akhir Pekan Nanti, Ada Literasi Lingkungan di SMAN 16 Gowa
eksplorasi
Tim Redaksi Klikhijau dan Darmawan Denassa di DBG usai diskusi mengenai “eksplorasi flora”
Eksplorasi flora lintas disipliner

Direktur Klikhijau, Anis Kurniawan mengatakan, para penulis di Klikhijau sejauh ini memang dimotivasi untuk memulai gerakan penyadaran ekologis dari diri sendiri.

“Jadi, dalam proses menulis isu-isu konservasi misalnya, senantiasa menguatkan kesadaran ekologis kawan-kawan Klikhijau. Jadi, pengetahuan lingkungan rupanya penting dan itu efektif dibangkitkan lewat menulis. Keseringan menulis mengenai lingkungan membuat mereka perlahan peduli dan menjadi teladan di komunitasnya,” katanya.

Menurut Anis, para penulis Klikhijau mayoritas anak-anak muda yang secara otomatis juga bertindak sebagai influencer dalam gerakan penyadaran publik.

“Melalui program “EKsplorasi flora” ini, para penulis diharapkan dapat menulis isu-isu flora dari berbagai perspektif. Mulai dari menuliskan profil tanaman, manfaatnya, hingga fakta-fakta unik di balik tanaman,” tuturnya.

Selama seharian, para penulis Klikhijau mengamati tanaman dan mengumpulkan sejumlah fakta otentik di baliknya. Mereka sangat antusias dan menikmati proses eksplorasi, sebab setiap tanaman memiliki fakta-fakta menarik yang senantiasa menggairahkan ditulis. Ke depan, Anis berharap kegiatan “eksplorasi flora” akan melibatkan lintas disiplin keilmuan agar semakin luas sudut pandang setiap tanaman.

“Turun langsung, mengamati lalu berdiskusi dengan praktisi konservasi sekaliber Denassa adalah pengalaman istimewa. Ke depan program semacam ini akan dikembangkan lagi, mungkin dengan melibatkan pihak lain misal mahasiswa dari Biologi dan Kehutanan,” pungkas Anis Kurniawan

KLIK INI:  Pertama Kalinya, Bathynomus Raksasa Ditemukan di Perairan Indonesia