Mewaspadai 6 Dampak Buruk Obesitas Terhadap Otak

oleh -40 kali dilihat
Di Usia Lanjut, Obesitas Tingkatkan Risiko Disabilitas
Di usia lanjut, obesitas tingkatkan risiko disabilitas/Foto-geriatri.id

Klikhijau.com – Respons otak terhadap nutrisi tertentu berkurang pada individu yang mengalami obesitas. Bahkan hal tersebut tidak membaik secara signifikan, meski berat badan telah mengalami penurunan.

Belum lama ini sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Metabolism menemukan obesitas melepaskan lebih sedikit dopamin di area otak yang penting untuk aspek motivasi asupan makanan dibandingkan dengan orang dengan berat badan yang sehat.

Studi tersebut  dipimpin oleh Pusat Medis Universitas Amsterdam dan Universitas Yale, yang baru-baru ini merancang uji coba terkontrol yang mengungkapkan bahwa obesitas telah ditemukan memiliki beberapa efek potensial pada otak, yang mengarah pada perubahan struktural dan fungsional.

Dilansir dari Earth, para peneliti memasukkan nutrisi spesifik langsung ke perut 30 partisipan dengan berat badan sehat dan 30 partisipan obesitas, sambil mengukur aktivitas otak mereka melalui Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan tingkat pelepasan dopamin melalui pemindaian Single-Photon Emission Computed Tomography (SPECT).

KLIK INI:  Ketahui Cara Kerja Nutrisi Membantu Sistem Imun dan Melawan Virus

Pengukuran mengungkapkan bahwa, sementara peserta dengan berat badan yang sehat menunjukkan pola spesifik aktivitas otak dan pelepasan dopamin setelah infus nutrisi. Sementara pada peserta yang menderita obesitas, respons ini sangat tumpul.

“Temuan kami menunjukkan bahwa adaptasi otak jangka panjang terjadi pada individu dengan obesitas, yang dapat memengaruhi perilaku makan. Kami menemukan bahwa mereka yang obesitas melepaskan lebih sedikit dopamin di area otak yang penting untuk aspek motivasi asupan makanan dibandingkan dengan orang dengan berat badan yang sehat. Dopamin terlibat dalam perasaan yang memuaskan dari asupan makanan,” jelas Mireille Serlie, penulis senior dan juga seorang profesor Endokrinologi di Amsterdam UMC sebagaimana dikutip dari Earth.

“Subyek dengan obesitas juga menunjukkan berkurangnya respons aktivitas otak saat memasukkan nutrisi ke dalam perut. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa penginderaan nutrisi di perut dan usus dan/atau sinyal nutrisi berkurang pada obesitas dan ini mungkin memiliki konsekuensi besar pada asupan makanan.”

Selain itu, penurunan berat badan sepuluh persen setelah diet 12 minggu pada peserta obesitas tampaknya tidak cukup untuk memulihkan respons otak yang tepat terhadap asupan nutrisi, menunjukkan bahwa adaptasi otak jangka panjang terjadi pada obesitas dan tetap ada bahkan setelah penurunan berat badan tercapai.

“Fakta bahwa respons di otak ini tidak pulih setelah penurunan berat badan dapat menjelaskan mengapa kebanyakan orang mendapatkan kembali berat badan setelah awalnya berhasil menurunkan berat badan,” Serlie menyimpulkan.

KLIK INI:  Hindari Diabetes? Sebaiknya Kurangi Konsumsi Sayuran Ini!
Dampak obesitas terhadap otak

Obesitas memiliki dampak tak terduga terhadap otak, sebagaimana dilansir dari Earth, di antaranya:

  • Peradangan dan stres oksidatif

Obesitas adalah keadaan peradangan tingkat rendah kronis dan berhubungan dengan peningkatan stres oksidatif. Peradangan dan stres oksidatif berbahaya bagi otak dan dapat berkontribusi pada proses neurodegeneratif. Misalnya, mereka dapat merusak neuron dan mengubah jalur pensinyalan di dalam otak.

  • Kesehatan mental

Obesitas dikaitkan dengan risiko gangguan kesehatan mental yang lebih tinggi, seperti depresi dan kecemasan. Alasan di balik ini sangat kompleks dan kemungkinan besar melibatkan kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Misalnya, proses inflamasi yang terkait dengan obesitas dapat menyebabkan depresi.

  • Fungsi kognitif

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif. Ini termasuk memori, perhatian, fungsi eksekutif, dan kecepatan pemrosesan.

Misalnya, obesitas dikaitkan dengan kinerja yang lebih buruk pada tugas-tugas yang membutuhkan fungsi eksekutif, yang meliputi pemecahan masalah, perencanaan, dan pengorganisasian.

KLIK INI:  Amankah Wanita Konsumsi Produk Penambah Gairah Intim?
  • Struktur otak

Obesitas juga dapat mempengaruhi struktur fisik otak. Studi neuroimaging telah menemukan perbedaan dalam struktur otak individu obesitas dibandingkan dengan berat badan normal. Perubahan ini dapat mencakup berkurangnya volume materi putih dan abu-abu dan perubahan konektivitas jaringan otak tertentu.

  • Resistensi insulin

Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Resistensi insulin telah dikaitkan dengan penurunan kinerja kognitif dan peningkatan risiko penyakit Alzheimer. Ini mungkin karena fakta bahwa insulin memainkan peran penting dalam banyak fungsi otak, termasuk memori.

  • Penyakit alzheimer dan demensia

Obesitas, terutama obesitas paruh baya, diketahui meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan bentuk lain demensia di kemudian hari. Hal ini mungkin disebabkan, sebagian, akibat obesitas pada struktur dan fungsi otak, serta hubungannya dengan faktor risiko kardiovaskular. (Earth)

KLIK INI:  Mulai Paham Risiko Konsumsi Karbohidrat Berlebihan? Bila Harus Berhenti, Ini Imbasnya ke Tubuh!