3 Individu Orangutan Dilepasliarkan di Taman Nasional Betung Kerihun

oleh -159 kali dilihat
Lantaran Senggol Isu PLTA Batang Toru dan Orangutan Tapanuli, Diskusi Diintimidasi?
Orangutan - Foto/KLHK
Azwar Radhif

Klikhijau.com – Taman Nasional Betung Kerihun Kalimantan Barat kedatangan 3 individu primata berjenis Orangutan Kalimantan. Ketiga orangutan ini telah sejak lama berada dalam kondisi konservasi rumahan. Setelah dianggap telah mampu beradaptasi kembali dengan habitatnya, para orangutan ini kemudian dilepasliarkan.

Ketiga individu orangutan ini bernama Ribang yang berjenis kelamin Jantan, Leon berjenis kelamin jantan dan Viko berjenis kelamin betina. Ketiga kerabat mamalia ini termasuk dalam jenis pongo pygmaeus atau orangutan kalimantan.

Kegiatan pelepasliaran ini merupakan kerjasama antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) bersama Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS).

Lokasi pelepasliaran primata ini dilaksanakan di wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Padua Mendalam, Resort Nanga Hovat tepatnya di Hutan Blok Sungai Rongun Sub DAS Mendalam yang secara administratif lokasi pelepasliaran masuk wilayah Desa Datah Dian, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

Sebelumnya, ketiga orangutan ini merupakan hasil penyerahan dari masyatakat setempat kepada YPOS di Kabupaten Katingan, Kalimanatan Tengah dan Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Secara berurut, ketiga primata ini dikonservasi sejak 2013 dan 2015 silam.

Sejauh ini, menurut keterangan KLHK, telah dilakukan setidaknya 7 kali aktivitas pelepasliaran di sekitar wilayah hutan TNBK. Pelepasliaran telah menyelamatkan sebanyak 16 individu orangutan kembali ke habitat asalnya.

“Pelepasliaran kali ini merupakan pelepasliaran putaran ke-7 (tujuh) di Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun Sub DAS Mendalam. Mulai dari tahun 2017 sampai tahun 2021 sekarang ini sudah dilakukan pelepasliaran sebanyak 13 individu, ditambah dengan ketiga Individu Orangutan ini menjadi 16 individu Orangutan,” dijelaskan dalam rilis KLHK.

KLIK INI:  Dirjen Kebudayaan Dorong Antropolog Fokus pada Isu Ekologis

Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan pelepasliaran orangutan Kalimantan ini merupakan upaya untuk meningkatkan jumlah populasi orangutan yang kian terancam di habitat aslinya.

Pihak pengelolan taman nasional bersama YPOS tetap akan melakukan pemantauan terhadap ketiga individu orangutan ini untuk mengetahui perkembangan satwa dilindungi.

Melalui pelepasliaran ini, pihak pengelola taman nasional berharap agar habitat dan populasi orangutan tetap terjaga dan dapat berkembangbiak agar spesiesnya dapat terhindar dari ancaman kepunuhan.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bentarum, Ir. Arief Mahmud, M.Si menjelaskan, “Orangutan tempatnya bukan di rumah bersama manusia tetapi rumahnya ada di dalam hutan, TNBK merupakan rumah yang ideal bagi Orangutan untuk bisa hidup dan berkembangbiak,” jelasnnya.

KLIK INI:  Pulang, Bento dan Iskandar Kembali ke Tempat Asalnya di Kalimantan
Populasi Orangutan Kalimantan Kian Menurun

Orangutan meruapakan jenis primata yang terdapat di benua Asia. Kerabat jauh dari orangutan lebih banyak di benua Afrika, seperti simpanse dan gorilla. Di Indonesia sendiri, terdapat 3 jenis orangutan, yaitu Orangutan Sumatera, Orangutan Kalimantan, dan Orangutan Tapanuli.

Ketiga keluarga dekat orangutan ini terpisahkan oleh lautan lepas, sehingga dalam proses adaptasinya, mereka miliki ciri-ciri fisik yang berbeda. Orangutan Kalimantan sendiri termasuk orangutan yang badannya paling besar diantara kedua kerabatnya.

Meski begitu, populasi orangutan kian terancam. Orangutan Kalimantan dinyatakan olah lembaga konservasi internasional/IUCN kini sedang berada dalam ancaman kepunahan.

KSDAE Kementerian LHK memperkirakan populasi orangutan kalimantan di habitat aslinya tersisa 57.350 individu di habitat seluas 16.013.600 hektar yang tersebar di 42 kantong populasi. Populasi orangutan kalimantan dkanggap mengalami penurunan.

Dikutip dari LHK, 10 tahun yang lalu populasinya diprediksi terdapat 54.817 individu di habitat seluas 8.195.000 hektar. Artinya, kini di lahan yang seluas 2 kali lipat dari riset 10 tahun lalu, populasi orangutan hanya berbeda 2 ribu ekor lebih.

Menurut WWF, selaku organisasi yang mengawal kehidupan orangutan, penurunan populasi ini disebabkan ancaman hilangnya habitat alami orangutan yang kian berkurang setiiap tahunnya. Berkurangnya habitat orangutan kalimantan disebabkan oleh pembukaan kawasan hutan dan fenomena kebakaran hutan.

WWF mencatat, setiap tahunnya terjadi penurunan ekosistem hutan di Indonesia sebanyak 1,2 juta hentare. Hal ini disebabkan aktivitas manusia dan juga kebakaran hutan, angin kencang, dan kekeringan yang turut berdampak bagi populasi orangutan.

Selain itu, penurunan populasi orangutan juga disebabkan oleh perburuan manusia. Orangutan kerap diburu untuk dijadikan hewan peliharaan. Faktor lainnya adalah terjaddinya konflik dengan masyarakat setempat yang mengakibatkan kerusakan ekosostem maupun hilangnya nyawa primata ini.

WWF memperkirakan, selama 20 tahun terakhir, terjadi penurunan populasi orangutan sebanyak 55% akibat dari akumulasi tindakan kerusakan ekologis diatas. Populasi ini terancam kian berkurarng jika laju deforestasi dan konflik dengan manusia meningkat.

KLIK INI:  Kelahiran Bayi Orangutan Acuy, Salah Satu Indikator Keberhasilan Pelepasliaran