Klikhijau.com – Bento dan Iskandar yang sejak bayi berada di wilayah Sulawesi Utara, akhirnya kembali ke tempat asalnya di Kalimantan.
Bento adalah orangutan berjenis kelamin jantan yang diselamatkan dari pemeliharaan ilegal di sebuah rumah di Manado, 2005 lalu. Saat diselamatkan, Bento berumur sekitar 5 (lima) tahun.
Sementara proses penyelamatan Iskandar lebih dramatis pada 30 Oktober 2004. Saat itu Iskandar merupakan bayi orangutan yang sudah dipisahkan dari induknya saat berumur sekitar 1 – 2 tahun.
Iskandar adalah bayi orangutan pertama yang diselamatkan dari upaya perdagangan ilegal oleh aparat gabungan. Iskandar diselamatkan dari penyelundupan satwa liar dilindungi lintas batas negara dari wilayah Sulawesi ke wilayah Filipina.
Proses translokasi orangutan Bento dan Iskandar memerlukan waktu beberapa hari dan tidak mudah.
“Namun segala kerja keras, kesabaran dan ketelatenan ini perlu untuk untuk menjaga kelestarian orangutan,” ungkap Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Sunandar Trigunajasa N.
Sementara itu Kepala BKSDA Sulawesi Utara, Noel Layuk Allo, berharap agar kedua orangutan ini dapat hidup lebih bebas. Mengingat, selama bertahun-tahun keduanya hidup di dalam kandang.
KLHK melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan BKSDA Sulawesi Utara, bersama Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD) yang mengelola Pusat Suaka Orangutan ARSARI (PSO-ARSARI), serta dukungan penuh para pihak yang terkait, telah melaksanakan proses translokasi.
Saat ini, Bento dan Iskandar ditempatkan sementara di kandang karantina di Pusat Suaka Orangutan Arsari, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Keduanya rencana ditempatkan di pulau kecil di Kalimantan yang akan dimanfaatkan sebagai suaka (sanctuary) bagi orangutan tersebut.
