Dianggap Gulma, Rupanya Boborongan Dapat Mengatasi Beragam Penyakit

oleh -456 kali dilihat
Boborongan
Buah boborongan yang telah matang-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sambil memetik kopi, tatapan saya juga mengarah ke rumput yang berbuah seperti permen lolipop. Rasa penasaran perihal nama dan manfaatnya sangat mengusik.

Karenanya, ketika jeda melepas lelah, saya mendekatinya. Memotretnya untuk mencari tahu tentang tanaman itu. Tidak mudah mengambil gambar yang bagus dengan menggunakan gawai yang kapasitas kameranya pas-pasan.

Meski hasil fotonya kurang bagus, namun dapat membantu saya mendeteksi nama ilmiahnya melalui aplikasi tertentu.

Hasil penelusuran saya menunjukkan jika tanaman yang banyak tumbuh di area Danau Kahayya itu, di mana saya memetik kopi bernama boborongan. Nama ilmiahnya adalah Hyptis brevipes.

KLIK INI:  Tak Kenal Maka Tak Sayang, Berikut Fakta Badak Sumatra dan Badak Jawa

Nama lain yang disandang tanaman berdaun hijau tua ini adalah genggeyan, ki hileud, godong puser, tutumbalen, dan daun pusar.

Tanaman boborongan termasuk tanaman liar yang cukup meresahkan bagi petani. Pemanfaatannya, khususnya di Desa Kahayya dan Kindang masih sangat minim.

Padahal tanaman yang dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian mencapai 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu memiliki ragam manfaat.

Tanaman yang menyukai iklim tropis basah tanpa kemarau berkepanjangan itu, biasanya tumbuh di tepi selokan, sawah-sawah yang tandus, ladang atau padang penggembalaan.

Konon boborongan berasal dari Amerika tropis. Meski asalnya cukup jauh, namun di Indonesia tanaman ini sudah dikenal sejak dulu. Sayangnya, ia tidak dikenal sebagai tanaman obat yang mengandung banyak manfaat, tapi sebagai tanaman liar.

Selain dapat dimanfaatkan sebagai obat, daun boborongan kadangkala pula dipanen untuk dijadikan makanan dan pestisida.

KLIK INI:  7 Tanaman Herbal yang Identik dengan Persalinan dan Ibu Hamil, Ada Kemangi!

Selain daun dan buahnya yang mirip permen lolipop, hal yang mudah dikenali dari tanaman boborongan adalah aroma daunnya yang khas. Daunnya juga menghasilkan minyak esensial. Minyaknya itu dapat digunakan sebagai obat.

Buah boborongan yang belum matang-foto/Ist
Morfologi boborongan

Boborongan memiliki akar tunggang, kokoh, warna kecokelatan. Batang boborongan tegak atau melengkung, beralur dalam membujur, penampang segi empat, pada sisi-sisinya ditumbuhi rambut halus yang putih, warnanya terlihat cokelat berpadu hijau.

Daunnya berbentuk telur terbalik, berambut halus, pangkal lancip, tepi beringgit, ukuran 3 hingga10 cm. Bunganya berbentuk lonceng, berwarna hijau, letak mahkota jauh lebih tinggi dari letak kelopak.

Buahnya keras berwarna cokelat ketika telah tua. Saat masih muda berwarna hijau. Pertumbuhan buahnya menarik, sebab tidak sejajar dan keluar dicelah tunas daun.

KLIK INI:  Kawista, Buah Langka untuk Cegah Diare hingga Lawan Peradangan Usus

Bijinya mempunyai lembaga dengan 2 daun lembaga, terdiri dari 2 belahan berwarna cokelat. Borongan dapat tumbuh  tegak setinggi 30–60 cm.

Daun pusar berkembangbiak dengan biji. Bijinya tersebut dapat disebarkan oleh hewan liar dan juga manusia secara alami.

Manfaat boborongan

Berdasarkan aktivitas antibakteri minyak atsiri herba boborongan menunjukkan bahwa minyak  atsiri  herba dari tanaman ini  berpotensi  untuk  digunakan  dalam  sediaan  kosmetik.

Arhamet al (2016) mengungkapkan jika boborongan secara  empiris digunakan  untuk  pengusir  nyamuk,  sesak  nafas,  obat  batuk,  menyembuhkan  luka,  diaremenstruasi  tidak  teratur;  involusi  uterus,  kekurangan  produksi  ASI,  penanganan paska persalinan dan obat penyakit dalam.

Sementara minyak  atsiri  dari  herba boborongan aktif menginhibisi  pertumbuhan  bakteri Staphyllococcus aureus.

Staphylococcus  aureus adalah  patogen manusia  utama. Bakteri ini  dapat menyebabkan  berbagai infeksi  klinis.

KLIK INI:  7 Poin Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Konsumsi Obat dari Tanaman Bunga

Bakteri  ini  merupakan penyebab  utama  bakteremia  dan  endokarditis  infektif  serta osteoartikular, kulit dan jaringan lunak, pleuropulmonary, dan berbagai infeksi lainnya (Tong et   al.2015).

Staphylococcus   aureus merupakan salah satu bakteri   penyebab   jerawat (Arviani & Dwi Larasati, 2021).

Boborongan dapat digunakan untuk perawatan pasca melahirkan, obat cacing pada anak, obat infeksi pencernaan, mengatasi diare, perawatan asma, bisul, obat malaria, infeksi kulit, kram. Ia memiliki aktivitas sebagai antijamur dan antibakteri.

Dilansir dari socfindoconservation, jika ingin memanfaatkan tanaman ini sebagai obat atau ramuan tradisional, maka perlu dengan takaran khusus, misalnya untuk mengatasi mengatasi diare.

Hal yang perlu dilakukan adalah siapkan daun kenop segar dan daun pusar atau borongan masing-masing sebanyak 1 genggam. Cuci bersih kemudian diremas-remas dengan tangan atau ditumbuk lalu diperas. Airnya dapat diminum langsung.

Sedangkan untuk mengobati bisul, yang mesti dilakukan adalah menyiapkan daun boborongan secukupnya. Cuci bersih dengan air yang mengalir. Haluskan daun lalu peras. Perasan airnya dioleskan ke bagian bisul.

Nah, sahabat hijau itulah sekilas tentang boborongan, tanaman liar yang membuat rasa penasaran saya bertumbuh tentangnya.

Daun boborongan-foto/Ist
KLIK INI:  Mengenal Bunga Kapasan dan Manfaatnya yang Menakjubkan