Bongo’, Meski Dibenci Tetap Memberi Banyak Manfaat

oleh -21 kali dilihat
Lebah tukang kayu-foto/Pixabay
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Berada di lahan buncis yang sedang berbunga. Tak hanya menghadirkan sensasi hijau yang segar. Namun, juga kita akan berinteraksi dengan banyak serangga penyerbuk.

Serangga-serangga itu seperti sedang berpesta. Hinggap dari satu bunga buncis ke bunga yang lain. Khusus untuk serangga lebah. Ada satu lebah yang menyukai bunga buncis, yakni bongo’.

Saya tak pernah melihat bongo’ yang banyak selain di lahan buncis yang sedang berbunga. Ia akan hinggap pada satu bunga buncis tak lama, hanya 3 hingga 15 detik sebelum berpindah ke bunga yang lain.

Bongo’ adalah nama yang disematkan masyarakat Desa Kindang, Bulukumba untuk lebah tukang kayu. Dinamai serangga tukang kayu, karena ia menjadikan kayu sebagai sarang. Bukan sembarang kayu, hanya kayu kering saja.

KLIK INI:  Meski Otaknya Kecil, Lebah Mampu Pahami Matematika Dasar

Kayu akan dibor hingga berlubang lalu membuat semacam terowongan di dalamnya. Saat telah tercipta lubang, ia akan bersarang dilubang itu. Berkembang biak di sana. Kayu yang telah dilubangi tak akan pulih seperti semula. Bahkan akan membuat kayu lebih rapuh—mudah patah.

Sarang biasanya terdiri dari terowongan dengan diameter setengah inci dan kedalaman 6 hingga 10 inci dan mungkin mencakup beberapa ruang induk.

Karenanya, serangga ini cukup meresahkan. Kehadirannya tak diharapkan, apalagi pada bangunan yang menggunakan bahan dari kayu.

Meski begitu, rupanya bongo’ memiliki manfaat yang besar sebagai penyerbuk.

Kita akan sangat mudah membedakannya dengan lebah penghasil madu. Bongo’ memiliki perut yang telanjang dan berkilau, sedangkan lebah penghasil madu berbulu.

KLIK INI:  Data Lengkap 9 Jenis Burung yang Diamankan BKSDA Kalteng

Selain itu, sarang bongo’ juga berbeda, pun perilakunya. Jika  lebah adalah serangga sosial yang membangun sarangnya di rongga yang ada, seringkali di dalam tanah. Sedangkan  bongo’ dikenal sebagai makhluk  penyendiri dan membangun sarangnya di atas tanah di dalam kayu kering

Nostalgia bongo’

Dulu, sewaku kecil. Bongo’ adalah serangga yang menyenangkan untuk dimaini. Ketika masuk ke lubang kayu yang dibuatnya sebagai sarang.

Sarangnya itu akan ditutup menggunakan botol atau bungkus krupuk. Lalu kayu tempatnya bersarang diketuk-ketuk.

Ketukan yang menghantam kayu tempatnya bersarang akan membuat bongo’ keluar untuk melarikan diri. Saat keluar ia akan terperangkap ke dalam botol bungkus plastik yang digunakan sebagai jebakan.

Saat tertangkap, harus ekstra hati-hati. Tak bisa langsung dipegang. Karena bongo memiliki senjata rahasia yang terletak pada bagian pantatnya.

KLIK INI:  Riuh Kepak Sayap Kupu-kupu Bantimurung yang Berdendang

Senjata rahasia itulah yang digunakan untuk menyengat. Karena itu, senjata tersebut harus disingkirkan terlebih dahulu.

Cara menyingkirkannya cukup mudah. Cukup tekan saja bagian pantatnya. Senjata itu akan keluar. Ukurannya kecil berwarna hitam. Saat keluar gunakan kuku untuk menekannya sambil menariknya.

Karena itu, untuk mengeluarkannya. Sebaiknya bongo’ dirapatkan ke lantai atau apa pun itu. Jangan khawatir, saat senjatanya keluar. Bongo tak akan mati, hanya tak bisa lagi menyengat.

Saat senjata penyengatnya telah disingkirkan. Selanjutnya bagian lehernya akan diikat dengan benang. Lalu bongo dibiarkan terbang, talinya dipegang. Itu seperti bermain layang-layang. Hanya medianya yang berbeda.

 Penyerbuk yang sangat bermanfaat

Bongo’, tak hanya memiliki ukuran yang besar. Dengungannya juga besar. Karena itu kehadirannya seolah membawa ancaman. Namun, bongo’ hanya akan menyengat saat dipegang.

Di balik ancaman dan kerusakan yang dibawa pada kayu kering. Bongo memiliki manfaat yang besar, khususnya pada tanaman  berbunga, semisal buncis.

KLIK INI:  Satu Lagi Ancaman Nyata bagi Lebah; Pestisida

Ia adalah penyerbuk yang sangat lembut dan penting di lingkungan. Meski menjadikan kayu sebagai sarang, bongo’ tak memakannya. Ia akan sibuk mencari makan pada tanaman berbunga, memakan nektar, dan betina mengumpulkan serbuk sari untuk keturunannya.

Ketika mereka memiliki cukup serbuk sari di dalam sebuah ruangan, betina bertelur di atasnya, dan kemudian menutup ruangan tersebut dengan serpihan kayu.

Steker serbuk sari lainnya kemudian ditambahkan ke beberapa ruang per terowongan. Perkembangan dari telur, larva hingga dewasa mungkin memakan waktu sekitar tiga bulan. Lebah tukang kayu menahan musim dingin saat dewasa, sering kali di terowongan tua. Hanya ada satu generasi dalam setahun.

KLIK INI:  Mengenal 3 Jenis Satwa Endemik Sulawesi yang Dipulangkan ke Rumah

Bongo’ tak jauh beda dengan lebah madu. Mereka merupakan penyerbuk penting dalam komunitas tumbuhan asli, kebun, dan beberapa tanaman.

Saat mereka mengunjungi bunga dan memakan nektar, mereka mengambil dan memindahkan serbuk sari.

Perlu diketahui, kita bergantung pada penyerbukan serangga untuk sepertiga makanan kita, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran, kacang-kacangan (almond) dan tanaman berbiji.

Dikutip dari ucanr.edu, serangga penyerbuk seperti lebah madu menyumbang nilai sekitar $29 miliar bagi industri pertanian kita dan sekitar 15 persen dari nilai ini berasal dari lebah asli seperti lebah tukang kayu. Serangga penyerbuk juga penting dalam penyerbukan tanaman liar, sehingga menjadi sumber makanan bagi burung dan satwa liar lainnya.

KLIK INI:  Kesehatan Lebah Dipengaruhi Kualitas Habitat dan Keanekaragaman Hayati