Apa yang Terjadi Pada Tanaman Berbunga Jika Kekurangan Serangga Penyerbuk?

oleh -27 kali dilihat
Tanaman bunga dan lebah
Ilustrasi tanaman bunga dan lebah/ foto-istimewa

Klikhijau.com – Tanaman berbunga memiliki teman setia yang bernama serangga penyerbuk. Keberadaannya berperan penting bagi penyerbukan tanaman.

Namun, patut disayangkan, meski memiliki peran penting, serangga penyerbuk semakin tersisi. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas manusia.

Lalu bagaimana tanaman bunga melangsungkan kehidupannya tanpa teman setianya itu? Sebuah studi baru dari CNRS dan Universitas Montpellier memberi bocoran akan hal tersebut.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal New Phytologist tersebut, tanaman berbunga di lahan pertanian. Saat ini semakin beradaptasi dengan pembuahan sendiri. Hal itu dilakukan karena berkurangnya jumlah serangga penyerbuk.

KLIK INI:  8 Ide Ramah Lebah untuk Menyelamatkan Lebah dari Kepunahan

Dilansir dari Earth, adaptasi tersebut merupakan respons langsung terhadap kondisi menantang yang dihadapi tanaman. Karena jika tidak demikian, maka reproduksi menjadi lebih sulit bagi tanaman di lingkungan yang kekurangan serangga penyerbuk.

Perubahan sifat tanaman ini dianggap sebagai respons evolusioner yang cepat terhadap penurunan populasi penyerbuk, khususnya di seluruh Eropa.

“Interaksi tanaman-penyerbuk berevolusi pada awal radiasi angiospermae. Namun perubahan lingkungan yang sedang berlangsung menyebabkan penurunan jumlah penyerbuk yang dapat menyebabkan terbatasnya serbuk sari pada tanaman dan mengubah tekanan evolusi yang membentuk sistem perkawinan tanaman,” tulis para penulis penelitian dikutip dari Earth.

KLIK INI:  7 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Air
Lingkaran setan

Perlu digaris bawahi, meski tanaman dapat beradaptasi, namun studi dari CRNS juga mengungkapkan adanya umpan balik yang mengkhawatirkan, yakni penurunan jumlah penyerbuk menyebabkan berkurangnya produksi nektar. Selanjutnya dapat memperburuk penurunan jumlah serangga penyerbuk yang amat penting bagi tanaman.

Para peneliti menamai fenomena ini sebagai lingkaran setan yang akan menimbulkan ancaman signifikan terhadap hubungan simbiosis yang sudah berlangsung lama antara tanaman dan penyerbuk. Padahal hubungan tersebut telah terjalin selama jutaan tahun lamanya.

Tim peneliti melakukan studi perbandingan yang melibatkan bunga pansy di lapangan, menganalisis spesimen yang ada saat ini dan yang ditanam dari biji yang dikumpulkan antara tahun 1992 dan 2001.

KLIK INI:  Polusi Ozon Tingkatkan Suhu Global dan Hambat Produksi Tanaman

“Kami menggunakan metodologi ekologi kebangkitan untuk membedakan nenek moyang dan keturunan kontemporer di empat populasi alami banci (Viola arvensis) di wilayah Paris (Prancis), lingkungan penyerbuk yang semakin miskin,” tulis para peneliti.

“Kami menggabungkan analisis genetika populasi, pengukuran fenotipik, dan uji perilaku pada eksperimen taman umum.”

Para peneliti menemukan bahwa bunga masa kini berukuran sekitar 10% lebih kecil, menghasilkan nektar 20% lebih sedikit, dan menarik lebih sedikit penyerbuk dibandingkan bunga pendahulunya.

Menurut para ahli, analisis mereka menunjukkan peningkatan sebesar 27% dalam tingkat realisasi diri di lapangan selama periode penelitian.

“Kami mendokumentasikan evolusi sifat menuju corolla yang lebih kecil dan tidak terlalu mencolok, berkurangnya produksi nektar, dan berkurangnya daya tarik bagi lebah, dengan perubahan sifat ini secara konvergen pada empat populasi yang diteliti.”

KLIK INI:  Tentang Kupu-kupu Malam dan Peran Pentingnya bagi Penyerbukan Tanaman

Para peneliti menegaskan, bahwa secara singkatnya, penelitian mereka menyoroti potensi populasi alami untuk merespons perubahan lingkungan dengan cepat. Namun, respons evolusioner seperti itu mungkin berdampak pada interaksi ekologi, misalnya interaksi tanaman-penyerbuk, dan berpotensi menimbulkan konsekuensi trofik dalam ekosistem.

“Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menyelidiki apakah hasil ini merupakan gejala dari pola yang lebih luas di antara angiospermae dan hewan penyerbuknya, dan jika demikian, maka perlu dipahami apakah ada kemungkinan untuk membalikkan proses ini dan memutus lingkaran umpan balik positif-eko-evolusioner ini,” tulis mereka.

KLIK INI:  Ekosistem Air, Ancaman dari Partikel Ban Terkelupas, dari Cara Mengatasinya
 Hal yang mengkhawatirkan

Studi yang dihasilkan CRNS memang memberi harapan. Namun, ada hal mengkhawatirkan dari sebuah penelitian terpisah di Jerman. Studi tersebut menyoroti masalah ini, dan mencatat adanya penurunan biomassa serangga terbang di kawasan lindung sebesar 75% selama tiga puluh tahun terakhir.

Artinya apa, serangga penyerbuk semakin terancam punah, yang akan menyebabkan tanaman bekerja keras untuk menghasilkan regenerasinya.

KLIK INI:  Perihal Limbah Buah, Dampak, dan Penyebabnya