- Babak Baru Kasus Makelar Kayu Ilegal Asal Lutim, Berkas Dilimpahkan ke Kejari Tana Toraja - 24/04/2024
- Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat di Tapanuli Utara dan Lutra - 23/04/2024
- Begini Cara SDNBorong dan SDN Parinring Makassar Rayakan Hari Bumi 2024 - 22/04/2024
Klikhijau.com – Ngengat atau sering pula disebut kupu-kupu malam memang keterkaitan yang sama dengan kupu-kupu, yakni pada tanaman entah sebagai pakan, inanga tau tempat tinggal.
Bedanya antara ngengat dan kupu-kupu adalah waktu “beroperasinya”. Ngengat melakukan penyerbukan pada bunga yang mekar di malam hari, sementara kupu-kupu pada siang hari.
Sreekumar dan Balarishnan, (2001) mengatakan bahwa ngengat ini dapat dijadikan bioindikator lingkungan yang baik, untuk monitoring perubahan lingkungan.
Nanang Kamaludin, dkk (2013) mengungkapkan bahwa jumlah ngengat yang sangat besar ini maka sangat menarik untuk dipelajari spesies dan pakannya.
Ngengat merupakan anggota ordo Lepidoptera yang paling besar jumlahnya. Ia hampir menempati 90 persen dibandingkan dengan kupu-kupu yang hanya terdapat 10 persen di dunia
Kupu-kupu malam atau ngengat merupakan serangga dengan dua pasang sayap dan alat penghisap makanan yang berupa probocis atau belalai yang menggulung.
Namun ngengat primitif tidak memiliki ciri tersebut, karena ia memiliki alat mulut untuk mengunyah seperti nenek moyang sebelum evolusi pada Famili Micropterigidae dan Agathipathidae. Ada yang tidak memiliki keduanya, yaitu Famili Lymantridae dan Saturnidae (Sutrisno dan Darmawan, 2010).
Dibanding dengan kupu-kupu, ngengat memiliki warna yang lebih redup. Antenanya tidak pernah membesar pada ujung. Apabila sedang bertengger, ia akan memutar sayap hingga membentuk atap pelindung di atas badannya dan yang lebih jelas ialah ngengat keluar pada malam hari (Syam, 2011).
Menurut Hadi, dkk, (2009), sayap ngengat tidak menarik dibandingkan dengan kupu-kupu yang cerah dan menarik.
Lebih efisien dari lebah
Dalam hal penyerbukan, dilansir dari Earth, penyerbukan ngengat jauh lebih efisien ketimbang penyerbuk yang beraktivitas di siang hari, semisal lebah.
Sebuah studi terobosan yang dilakukan oleh University of Sussex membuktikan hal tersebut. Para peneliti menemukan jika ngengat sebagai penyerbuk yang lebih efisien di malam hari daripada penyerbuk yang terbang di siang hari seperti lebah.
Penelitian ini dilakukan pada saat ada kekhawatiran tentang penurunan serangga penyerbuk liar seperti lebah dan kupu-kupu, yang sangat penting untuk menjaga ekosistem yang sehat.
Selama Juli 2021, para peneliti mempelajari 10 lokasi di Inggris tenggara, dengan fokus pada penyerbukan bunga semak berduri. Mereka menemukan bahwa 83 persen kunjungan serangga ke bunga terjadi pada siang hari.
Namun, terlepas dari kenyataan bahwa ngengat melakukan lebih sedikit kunjungan selama malam musim panas yang lebih pendek, terhitung hanya 15 persen dari kunjungan. Mereka dapat menyerbuki bunga lebih cepat.
Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa ngengat adalah penyerbuk yang lebih efisien daripada serangga yang terbang di siang hari, termasuk lebah.
“Lebah tidak diragukan lagi penting, tetapi pekerjaan kami telah menunjukkan bahwa ngengat menyerbuki bunga lebih cepat daripada serangga yang terbang di siang hari,” kata rekan penulis studi, Profesor Fiona Mathews.
“Sayangnya, banyak ngengat mengalami penurunan yang serius di Inggris, tidak hanya memengaruhi penyerbukan tetapi juga persediaan makanan bagi banyak spesies lain mulai dari kelelawar hingga burung,” Lanjutnya seperti dikutip dari Earth.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE itu tidak hanya menyoroti pentingnya ngengat sebagai penyerbuk tetapi juga pentingnya semak duri, semak yang sering dianggap tidak menguntungkan dan sering ditebang. Pada kenyataannya, semak duri sangat penting untuk penyerbuk nokturnal.
Para peneliti menggunakan perangkap kamera untuk memantau jumlah serangga yang mengunjungi bunga dan melakukan eksperimen untuk menentukan seberapa cepat serbuk sari disimpan pada waktu yang berbeda dalam satu hari.
Max Anderson, yang merupakan mahasiswa PhD di Universitas Sussex pada saat penelitian dan sekarang di Konservasi Kupu-Kupu, menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dan dukungan untuk ngengat.
“Ngengat adalah penyerbuk penting, dan mereka sangat kurang dihargai dan kurang dipelajari,” katanya.
Anderson juga mengungkapkan bahwa sekarang kita tahu bahwa ngengat juga merupakan penyerbuk yang penting. Karena itu, kita perlu mengambil tindakan untuk mendukung mereka dengan mendorong beberapa semak berduri dan tanaman semak berbunga lainnya untuk tumbuh di taman, kebun, tepi jalan, dan pagar tanaman kita.