Penyelamatan Penyerbuk Dinilai Semakin Mendesak, Ini yang Perlu Dilakukan!

oleh -42 kali dilihat
Riuh Kepak Sayap Kupu-kupu Bantimurung yang Berdendang
Kupu-kupu Bantimurung/Foto-Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Menyelamatkan penyerbuk menjadi suatu keniscayaan. Itu jika ingin melihat Bumi baik-baik saja. Peran penyerbuk tidak bisa dipandang remeh. Mereka berperan penting pada perkembangan dan keselamatan ekosistem.

Saat ini berbagai gerakan telah dilakukan untuk menyelamatkannya, misalnya gerakan No Mow May di Inggris, yakni gerakan tidak memotong rumput di bulan Mei (baca di SINI). Gerakan lainnya yakni memperingati hari lebah sedunia setiap pada tanggal 20 Mei (baca di SINI)

Sebagaimana diketahui, lebah memiliki peran yang signifikan sebagai penyerbuk tanaman. Jadi, lebah tidak hanya menghasilkan madu, tetapi juga menjaga lingkungan.

Tidak hanya lebah yang memiliki peran sebagai penyerbuk, tapi  juga kupu-kupu-ngengat, burung hingga kelelawar. Sayangnya semua penyerbuk saat ini telah berada di bawah ancaman serius karena  aktivitas manusia.

KLIK INI:  Alarm Bahaya, Hutan Tropis Dapat Berubah dari Penyerap Karbon Menjadi Sumber Karbon

Tumbuhan liar maupun tumbuhan budidaya sangat bergantung pada penyerbukan, yakni tindakan pemindahan serbuk sari yang sebagian besar tidak terlihat dari antera jantan bunga ke kepala putik betina, proses ini sangat penting dalam mendukung kesehatan ekosistem.

Bayangkan saja diperkirakan hampir 90 persen spesies tumbuhan berbunga liar di dunia bergantung pada penyerbukan hewan, baik seluruhnya atau sampai taraf tertentu. Jadi, jika penyerbuk tidak segera diselamatkan lalu punah, maka 90 persen spesies tersebut akan terancam punah pula.

Selain itu interaksi biologis penyerbuk tersebut berdampak luas pada dunia manusia, sebab mempengaruhi lebih dari 75 persen tanaman pangan dunia dan 35 persen lahan pertanian global.

Penyerbuk tidak hanya penting untuk ketahanan pangan kita, tetapi juga berkontribusi untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman yang mereka promosikan di seluruh ekosistem tidak hanya indah, tetapi juga penting bagi keseimbangan alami planet ini.

Saat ini, nyaris jenis penyerbuk  terancam oleh produksi monokultur intensif dan penggunaan pestisida yang tidak tepat, Sebagian karena kehilangan habitat.

KLIK INI:  Satu Lagi Ancaman Nyata bagi Lebah; Pestisida

Praktik pertanian intensif, perubahan penggunaan lahan, penanaman tunggal, pestisida, dan peningkatan suhu yang terkait dengan perubahan iklim, menambah deret masalah bagi penyerbuk.

Faktor-faktor ini mengurangi makanan dan tempat berumah mereka. Selain itu, penggunaan bahan kimia  sangat berbahaya bagi mereka dan dapat merusak sistem kekebalannya.

  • Pertanian ramah penyerbuk

Saat ini seruan untuk bertindak meluas ke implementasi dan mendukung produksi pertanian yang ramah penyerbuk.  Strategi ini dinilai mendesak dan penting untuk berkontribusi pada ketahanan, keberlanjutan, dan efisiensi pertanian pangan.

Jika tidak segera dilakukan maka akan berdampak buruk bagi ekosistem dan keberlanjutan pangan. Bayangkan saja, tingkat kepunahan spesies saat ini dilaporkan 100 hingga 1.000 kali lebih tinggi dari biasanya, dan semua itu karena ulah manusia.

Dilansir dari Earth, hampir 35 persen penyerbuk invertebrata, terutama lebah dan kupu-kupu, dan sekitar 17 persen penyerbuk vertebrata, seperti kelelawar, berada di ambang kepunahan.

Apa jadinya jika tren iniberlanjut? Jawabannya adalah kita akan  segera kekurangan tanaman bergizi, seperti buah-buahan, kacang-kacangan hingga sayuran.

KLIK INI:  Tentang Kupu-kupu Malam dan Peran Pentingnya bagi Penyerbukan Tanaman
  • Apa yang mesti dilakukan

Dilansir dari Earth bahwa dalam menanggapi krisis ini, Konvensi Keanekaragaman Hayati memprioritaskan konservasi dan pemanfaatan penyerbuk secara berkelanjutan. Sejak pergantian milenium, International Pollinator Initiative (IPI) telah aktif, dengan tujuan mempromosikan penggunaan penyerbuk yang berkelanjutan di bidang pertanian dan ekosistem terkait.

IPI memantau penurunan penyerbuk, bekerja untuk mengisi kesenjangan dalam informasi taksonomi, dan menilai dampak ekonomi dari penurunan layanan penyerbukan.

Terjadinya penurunan penyerbuk secara global harus menjadi keprihatinan besar. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan:

  • Menyiapkan tanaman penyerbuk

Tumbuhkan tanaman asli yang menyediakan sumber nektar dan serbuk sari. Penyerbuk, khususnya lebah sangat tertarik pada bunga biru, ungu, ungu, putih, dan kuning. Usahakan menyiapkan untuk mereka tanaman yang dapat menyediakan sumber makanan secara konsisten.

Batasi atau hindari penggunaan pestisida

Pestisida bisa berbahaya atau mematikan bagi penyerbuk. Karena itu, ada baiknya beralih ke bahan organik sehingga lebih ramah penyerbuk.

  • Ciptakan habitat bagi penyerbuk

Banyak penyerbuk, khususnya lebah adalah makhluk soliter yang membutuhkan tempat yang aman untuk membangun sarangnya. Karena itu, kita perlu menyediakan habitat bagi lebah asli. Penyerbuk lain, seperti kupu-kupu, membutuhkan tanaman atau lingkungan khusus untuk berkembang biak.  diakan air untuk penyerbuk

  • Memberi penyadaran

Tingkatkan kesadaran tentang pentingnya penyerbuk dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu tetap bertahan. Keberlangsungan hidup penyerbuk sangat bergantung pada manusia, yang telah menjadi “petaka” bagi penyerbuk karena ulahnya yang tidak berpihak pada lingkungan. Karenanya, kesadaran manusia akan pentingnya penyerbuk perlu dibiakkan.

KLIK INI:  Urbanisasi Memberi Efek Negatif pada Ngengat