Klikhijau.com – Rumput Benggala (Panicum maximum) merupakan satu jenis rumput idaman para petani. Berbeda dengan rumput liar lainnya yang tumbuh bebas, rumput benggala kerap dibudidaya dan dirawat khusus.
Sejatinya, rumput ini bukanlah varietas asli Indonesia. Namun, didatangkan dari dataran Afrika tropika dan sub tropika. Dikenal sudah sejak lama bahkan sebelum Indonesia merdeka yakni di tahun 1865.
Panicum maximum menyebar luas di sejumlah wilayah Indonesia karena kandungan gizinya yang sangat baik untuk peternakan.
Ciri khas utama dari benggala adalah dedaunya yang banyak dan dapat bertumbuh-kembang dengan pesat dan cepat. Rerumputan ini dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai antara 60 cm hingga 1.25 meter, batangnya berongga dengan diameter sekira 2.5 cm.
Benggala dibudidaya karena sangat baik dijadikan pakan ternak khususnya sapi. Kandungan rumput ini sangat sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak sapi.
Sebelum membahas lebih jauh, berikut ini dijelaskan klasifikasi dari rumput benggala (Reksohadiprodjo, 1994):
Klasifikasi
Filum : Spermatophiyta
Sub Filum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Giumiflora
Famili : Poaceae
Genus : Panicum
Spesies : Panicum maximum
Karakteristik rumput benggala
Selain karakteristik yang dijelaskan sebelumnya, rumput benggala juga memiliki ciri khas diantaranya pola hidupnya berumpun (rhizoma).
Secara sepintas rumput ini sangat mirip dengan rumput raja. Namun, ada beberapa ciri khusus yang membedakannya. Semisal Memiliki batang tegak, memiliki bulu namun tidak sebanyak rumput raja.
Benggala juga ditunjang oleh perakaran yang kuat dan dalam di tanah. Hal ini membuatnya sangat tegar dan tidak mudah dicabut begitu saja dari akarnya.
Lalu, bagaimana dengan daunnya? Daunnya sangat lebar dengan warna kehijauan tua, sebuah warna yang memang diminati hewan ternak.
Ciri lainnya adalah pangkal daun rumput ini ditutupi dengan rambut halus. Meski, hanya rerumputan biasa, ternyata tumbuhan ini dapat mengeluarkan bunga.
Bentuk bunganya terbuka dengan tandan bawah dapat mencapai 20 cm. Bunga dari rerumputan ini berwarna hijau dan keungguan.
Secara spesifik, inilah kandungan dari rumput jenggala yang menarik diketahui:
Nama | BK ( % ) | PK ( % ) | SK ( % ) | LK ( % ) | Abu ( % ) | BETN ( % ) |
Rumput benggala | 18,37 | 27,40 | 3,81 | 3,81 | 37,34 |
Sumber : Jurnal Penelitian, Reksohadiprodjo, 1994
Perlu diketahui pula bahwa rerumputan ini sangat tahan terhadap kondisi tanah kering dengan naungan. Namun tidak begitu bisa bertahan dengan tanah yang airnya menggenang.
Cara budidaya
Bagaimana cara budidaya rumput benggala? Dikutip dari Ilmubudidaya, setidaknya ada tiga cara budidaya kerap diterapkan para petani antara lain: teknik semai benih, penanaman benih di lahan, serta dengan sobekan rumpun.
Mari kita simak penjelasannya satu-satu:
-
Teknik semai benih
Teknik semai benih dilakukan dengan langsung menyebar benih rumput benggala di atas permukaan tanah. Perlakukan ini kira-kira mirip dengan proses menanam rumput lainnya.
Setelah itu, tutuplah permukaan tanah dengan lapisan tanah, tipis. Adapun benih yang dibutuhkan untuk 1 hektare adalah sekira 5 – 10 kg.
-
Teknik penanaman benih
Untuk penanaman benih, hal pertama yang dilakukan adalah membuat lubang tanamnya sekira 2 – 3 cm. Lalu, sebarlah benih-benih Panicum maximum pada tiap lubang. Selanjutnya, tutup kembali dengan tanah.
Cara ini sangat mirip dengan penanaman cherry dari bijinya.
Sebagai catatan, tanah yang digunakan sebaiknya mengandung nutrisi. Ada baiknya mengolah terlebih dahulu tanahnya dan memberinya pupuk atau kompos yang memadai.
Adapun jarak ideal untuk penanaman adalah 50 cm perlubang tanam. Jadi, diperlukan sekira 2 – 3 kg benih setiap hektare-nya.
-
Teknik sobekan
Teknik ini dilakukan dengan cara menanam bibit Panicum maximum pada lubang tanamnya. Kedalaman yang optimal yang bisa dipakai adalah sekira 10 – 15 cm.
Adapun jarak penanaman yang tepat adalah 50 x 50 cm. Karenanya, jumlah sobekan rumpun yang diperlukan adalah berkisar 40.000 / ha. Padatkan tanah di area sekitaran bibit yang telah tertanam agar tidak mudah bergeser.
Pemeliharaan dan masa panen
Pemeliharaan rumput benggala tidaklah sulit. Hanya membutuhkan sedikit ketekunan mengamati bibit yang gagal tumbuh untuk dilakukan penyulaman.
Bila penanaman dilakukan di musim kemarau, ada baiknya membuat pengairan sebelum proses pemupukan dilakukan.
Masa panen dari rumput ini sekira 90 hari atau 3 bulan atau saat tingginya mencapai 100 cm. Pemanenan sebaiknya dilakukan sebelum rumpun mengeluarkan bunga atau selama tahap vegetatif.
Alasannya adalah ketika Panicum maximum berbunga, maka rumput ini tidak akan mengalami proses pertumbuhan lagi.
Adapun tinggi pemotongan yang bisa dilakukan sekira 5 – 10 cm dari permukaan tanah. Panen yang dilakukan saat musim hujan tentu berbeda dengan penen yang diakukan saat musim kemarau.
Demikianlah perkenalan dengan rumput benggala, semoga bermanfaat!