Kesehatan Lebah Dipengaruhi Kualitas Habitat dan Keanekaragaman Hayati

oleh -284 kali dilihat
Ilustrasi lebah
Ilustrasi lebah/foto-suara.com

Klikhijau.com – Keberadaan lebah sangat diperlukan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Tidak hanya itu, sebagai serangga penyerbuk, lebah juga berperan penting bagi keragaman tanaman berbunga di seluruh dunia.

Karenanya, lebah harusnya diperlakukan dengan baik. Sayangnya, dalam beberapa dekade terakhir lebah asli maupun koloni lebah madu dilaporkan populasinya telah mengalami penurunan.

Faktor menurunnya populasi lebah itu, tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, tapi beragam faktor, di antaranya hilangnya habitat, parasit dan penyakit, serta meningkatnya penggunaan pestisida.

Belum lama ini tim peneliti yang dipimpin oleh University of Michigan (UM) menemukan bahwa upaya untuk mempromosikan kesehatan lebah asli dan yang dibudidayakan harus mempertimbangkan kebutuhan habitat khusus, seperti kepadatan bunga liar.

KLIK INI:  Apa yang Terjadi Pada Tanaman Berbunga Jika Kekurangan Serangga Penyerbuk?

Selain itu, studi yang diterbitkan dalam jurnal Ekologi itu juga menyarankan pentingnya meningkatkan ukuran habitat lainnya.

Habitat lainnya yang dimaksud di antaranya jumlah habitat alami di sekitar lahan pertanian. Hal itu dapat meningkatkan keanekaragaman lebah. Selain meningkatkan, juga memiliki efek campuran pada kesehatan lebah secara keseluruhan.

Perlu peningkatan kualitas habitat

Michelle Fearon, penulis utama studi yang juga seorang ahli biologi di UM mengatakan, pengelolaan lahan di masa depan perlu mempertimbangkan peningkatan kualitas habitat secara luas. Hal tersebut dapat  menguntungkan keragaman komunitas penyerbuk, meski belum tentu menguntungkan kesehatan penyerbuk.

“Untuk mempromosikan kesehatan penyerbuk, kita perlu fokus pada peningkatan fitur kualitas habitat spesifik yang terkait. Caranya dengan pengurangan prevalensi patogen, seperti menanam bunga dengan kepadatan yang lebih tinggi,” katanya.

KLIK INI:  Rincian Lengkap Target Rehabilitasi Mangrove hingga 2024

Sebagai bagian dari tesis doktoralnya, Fearon menjaring dan menjebak lebih dari 4.900 lebah di 14 peternakan labu musim dingin di Michigan tenggara dan menguji keberadaan tiga patogen virus.

Analisis mengungkapkan bahwa tingkat virus yang lebih rendah terkait dengan kekayaan spesies yang lebih besar di antara komunitas lebah lokal, sehingga memberikan dukungan untuk apa yang oleh ahli ekologi disebut sebagai “efek pengenceran”. Itu sebuah hipotesis yang agak kontroversial yang menyatakan bahwa peningkatan keanekaragaman hayati dapat mengurangi penularan penyakit menular.

Namun, dalam studi baru, Fearon dan rekannya menemukan bahwa kualitas habitat juga dapat mendorong perubahan keanekaragaman hayati dan prevalensi virus.

“Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa komunitas dengan keanekaragaman hayati tinggi adalah komunitas dengan tingkat penyakit menular yang rendah,” akunya.

KLIK INI:  Mewaspadai 5 Penyakit Tanaman di Musim Hujan
Kualitas habitat menyehatkan lebah

Sementara itu, Chelsea Wood, rekan penulis studi dan juga pakar ekologi patogen di University of Washington mengatakan, kita juga tahu bahwa kualitas habitat yang lebih baik sering mengarah pada keanekaragaman hayati yang lebih besar.

“Jadi faktor mana yang sebenarnya menurunkan risiko penyakit. Keanekaragaman hayati atau habitat? Apakah komunitas keanekaragaman hayati yang tinggi mengurangi prevalensi penyakit? Atau apakah komunitas di habitat berkualitas tinggi memiliki inang yang lebih sehat, yang lebih baik dalam melawan infeksi? Data kami menunjukkan bahwa beberapa ‘efek pengenceran’ sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan keanekaragaman hayati,” ungkapnya

Dengan memeriksa kembali data lebah yang dikumpulkan sebelumnya dan menambahkan informasi baru tentang habitat lokal dan tingkat lanskap. Para ilmuwan menemukan bahwa habitat dapat memiliki efek positif dan negatif pada tingkat patogen dalam komunitas lebah.

KLIK INI:  Polusi Cahaya, Ancaman Serius bagi Burung yang Bermigrasi

Lebih khusus lagi, proporsi area alami yang lebih tinggi dan kekayaan jenis tutupan lahan yang lebih besar dikaitkan dengan peningkatan prevalensi virus. Sementara kepadatan bunga yang lebih besar dikaitkan dengan penurunan prevalensi.

Penulis senior studi Elizabeth Tibbetts yang juga seorang profesor Ekologi dan Biologi Evolusioner di UM,  area dengan kelimpahan bunga yang lebih besar dapat menyediakan sumber serbuk sari dan nektar yang lebih baik bagi lebah. Hal itu untuk membantu mereka melawan atau melawan infeksi.

“Selain itu, kelimpahan bunga yang lebih besar dapat mengurangi kepadatan penyerbuk yang mencari makan secara efektif dan mengakibatkan berkurangnya penularan pathogen,” katanya.

“Yang terpenting, kami menemukan bahwa kualitas habitat yang lebih baik di lanskap sekitarnya. Menjadi pendorong utama efek dilusi yang kami amati sebelumnya. Ini memberikan bukti hubungan keanekaragaman hayati dan penyakit yang didorong oleh habitat. Di mana kualitas habitat secara tidak langsung berdampak pada kesehatan lebah dengan mengubah keanekaragaman spesies lebah,” pungkasnya.

KLIK INI:  Terdampak Perubahan Iklim, Populasi Lebah Menurun Drastis

Dari Earth