Berpatroli Jaga Hutan dan Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan

oleh -38 kali dilihat
Penyaluran waqaf Al Qur'an-foto/Ist
Ramli

Klikhijau.com – Bulan Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan yang dinanti-nantikan, di mana umat Islam berpuasa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Orang tua, pemuda, hingga anak-anak, semua memanfaatkan momen ini untuk mencari keberkahan dan pahala yang berlipat. Namun, di tengah kesibukan bulan puasa, tugas-tugas kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan juga tetap berlangsung.

Cuaca Ramadan kali ini nampak tak selalu bersahabat. Dari pagi hingga siang, teriknya matahari mengguratkan panas yang menyengat, namun sore harinya hujan merintik, menyirami bumi. Namun, tidak ada yang bisa mengurungkan niat untuk menjalankan tugas patroli, menyusuri belantara untuk menjaga keutuhannya.

Menjaga hutan adalah tugas yang harus tetap kami emban. Melaksanakan patroli yang telah terencana sebelumnya. Bulan puasa tak menyurutkan niat dan tekad menuntaskan tugas kami.

Berpatroli di bulan puasa memang melelahkan, namun niat mencari pahala mengalahkan rasa haus dan lapar saat menyusuri setapak hutan. Makan di waktu sahur merupakan berkah jika diniatkan ikhlas untuk melaksanakan ibadah kepada Sang Khalik.

KLIK INI:  Ramai-ramai Belajar Pengelolaan Lahan Gambut ke Indonesia

Sebelum memulai berpatroli, tim melakukan briefing terlebih dahulu untuk menentukan target dan strategi patroli. Lokasi patroli kami fokuskan di Kelurahan Mariopulana, Camba, Maros.

Setelah mempersiapkan kelengkapan patroli, kami menyalakan aplikasi Smart Mobile. Aplikasi ini berguna untuk merekam data selama berpatroli. Tak lupa kami berdoa agar patroli kami berjalan lancar dan mencapai target.

Target awal kami melakukan koordinasi ke kantor Kelurahan Mariopulana. Lurah Mariopulana, Andi Saifullah, SE, bersama stafnya menyambut kami.

Diskusi ringan sejenak bersama Pak Lurah. Menyampaikan tujuan kami berkunjung sebagai bagian dari kegiatan patroli rutin. Termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang dijumpai di hutan agar tidak melakukan pengrusakan kawasan dan mencegah kebakaran hutan.

“Kolaborasi antara pihak kelurahan, masyarakat, dan pengelola Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) harus kita pertahankan. Apalagi sudah terbentuk KTH Mario Rennu yang menjadi binaan kita bersama,“ ungkap Andi Saifullah, Lurah Mariopulana.

KLIK INI:  Nadya Hutagalung, Brand PANGAIA, dan T-shirt untuk Konversi Satwa Liar

Usai berdiskusi dengan pak lurah, patroli kami lanjutkan. Jalan menuju lokasi target sudah beraspal, berkat dana alokasi khusus (DAK) dari Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Maros Tahun 2023.

Setelah memarkir kendaraan roda dua di posisi aman, kami berjalan menyusuri jalan ke dalam hutan. Beberapa saat berjalan, tampak rumah kebun masyarakat yang terbuat dari bambu. Sekitarnya terdapat beragam tanaman palawija.

Pak Nasir adalah nama pemilik kebun yang kami datangi. Ia telah berkebun sekitar empat tahun. Menanam palawija seperti kacang tanah, lombok, dan tomat. Luas kebunnya sekitar satu hektar. Dahulu kebun ini adalah kebun kemiri tua, nampak masih tersisa beberapa pohon kemiri yang tidak produktif lagi di sekitarnya.

“Kebun ini kepunyaan orang tua kami, sekarang kami yang olah bersama dengan tujuh orang keluarga. Kebun ini kami tanami kacang tanah, lombok, tomat, dan kadang-kadang juga jahe. Hasilnya lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari dan keperluan sekolah anak-anak,” kata Pak Nasir, pemilik kebun.

Setelah data yang kami kumpulkan cukup, kami pun menyudahi patroli kami hari itu. Matahari telah terik, kerongkongan mulai terasa kering. Tiba-tiba saya mencium bau tidak sedap, pandangan saya tertuju pada kumpulan lalat yang sedang menikmati sesuatu.

KLIK INI:  Wujud Cinta pada Bumi dengan 6 Aksi Sederhana Ini!

Ternyata, bau tak sedap itu berasal dari bangkai musang tenggalung (Viverra tanggalunga). Saya dokumentasikan dan mengambil titik koordinatnya sebagai data di Smart Mobile. Perkiraan saya bahwa satwa ini tertabrak oleh kendaraan, lokasi temuan bangkai tak jauh dari jalan beraspal.

Anak-anak TPA menerima waqaf Al Qur’an-foto/Ist
Salurkan waqaf Al-Qur’an

Patroli kali ini tidak hanya sekadar menjaga hutan, tetapi juga memberikan manfaat bagi warga sekitar. Kegiatan patroli dirangkai dengan membantu memfasilitasi penyaluran waqaf Al-Qur’an ke beberapa taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang berada di sekitar kawasan hutan. Dengan harapan dapat meningkatkan literasi keagamaan di daerah terpencil semakin terwujud. Penerima waqaf ini sesuai dengan permintaan para pengampu TPA yang mendaftarkan santrinya.

“Semoga wakaf Al-Qur’an ini memberikan manfaat bagi anak mengaji di kampung kami. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para muhsinin, semoga amal jariyahnya mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.,” ucap Abd. Kadir, Kepala Desa Pattiro Deceng.

Waqaf Al-Qur’an ini merupakan program Santri Pedalaman, tujuannya menyasar para santri di pelosok yang belum memiliki Al-Qur’an. Sebanyak 145 buah Al-Qur’an dan 129 buah Iqro berhasil disebar di 9 TPA pada wilayah kerja Resor Camba, SPTN Wilayah II Camba, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

KLIK INI:  Sedekah, Solusi Bijak bagi Pendanaan Pemulihan Lingkungan

Program waqaf Al-Qur’an ini bukan hanya sebagai sarana spiritual, tetapi juga sebagai upaya memperkuat jaringan sosial dan kebersamaan dalam masyarakat. Melalui aksi nyata yang memberikan manfaat kepada sesama, semangat berbagi dan peduli terhadap lingkungan semakin terjalin erat.

Menjaga dan melindungi hutan sebagai benteng terakhir paru-paru dunia adalah tugas yang mulia, namun jangan lupa untuk tetap bermanfaat kepada sesama ciptaan Allah. Semoga apa yang kita usahakan semuanya, mendapatkan pahala yang berlipat dari Sang Pemberi.

KLIK INI:  Pasangan Romantis Bisa Atasi Perubahan Iklim dengan Cara Lebih Pribadi