Wujud Cinta pada Bumi dengan 6 Aksi Sederhana Ini!

oleh -239 kali dilihat
Wujud Cinta pada Bumi dengan 6 Aksi Sederhana Ini!
Suatu sore, sekumpulan anak riang bermain air pada irigasi sawah di Dusun Belae, Kelurahan Biraeng, Minasatene, Pangkep. Hulu irigasi berasal hutan karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Foto: Taufiq Ismail
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Cinta. Cinta memang bisa membuat seseorang berbuat. Berbuat untuk menyenangkan sang buah hati. Begitulah pengertian cinta bagi sepasang muda-mudi yang lagi kasmaran.

Bagaimana dengan perwujudan cinta pada bumi? Yah, pada bumi yang kita pijak. Tanah beserta komponen lain yang mendukung kehidupan makhluk hidup. Kompenonen yang menjadi penyusun suatu ekosistem. Ekosistem yang mampu menopang kehidupan makhluk bernyawa, termasuk manusia.

Rasanya memperingati hari bumi tanpa berbuat, suatu rasa yang kosong. Sudahkah kita berbuat untuk bumi ini? Berbuat untuk eksistensinya.

Apa yang bisa kita perbuat sebagai tanda cinta pada bumi? Berikut beberapa hal kecil yang nampak sederhana namun berdampak global, bisa kita lakukan!

KLIK INI:  Zero Waste, Komunitas yang Kampanyekan Zero Plastik di Makassar
  1. Membuang sampah pada tempatnya

Terdengar sederhana ya. Tapi jangan salah, perilaku ini musti kudu konsisten menjalankannya. Jika hati sudah terpatri untuk menjaga lingkungan hal ini akan terasa ringan. Menjadi budaya hidup. Rasanya merasa berdosa jika melanggarnya.

Janganlah kita mengotori alam. Karena sesungguhnya bukan hanya manusia yang hidup di alam. Ada makhluk hidup lain,  tetumbuhan dan fauna. Mereka sangat beragam dan kompleks. Mereka juga butuh kehidupan yang bersih.

Sepertinya contoh, membuang sampah ke laut. Jika tak memikirkan kehidupan lain di lautan. Kasian. Ikan, mamalia laut hingga terumbu akan terdampak.

Boleh jadi ikan-ikan menjumpai sampah manusia. Boleh jadi juga mengira plastik yang menyolok sebagai makanannya semisal.

Belum lagi secara tidak terduga bisa mengganggu pergerakannya, terlilit ataupun tertutup oleh sisa buangan makhluk Tuhan bernama manusia. Sangat disangkan.

Karenanya berperilaku bijaklah. Buanglah sampah pada tempatnya. Biar pada akhirnya akan berakhir di tempat yang semestinya. Bukan malah merusak tatanan kehidupan makhluk hidup lainnya.

cinta bumi
Ilustrasi buang sampah – Foto/Pixabay
KLIK INI:  Tetap di Rumah, Ini 7 Kreasi Daur Ulang Sampah Sederhana yang Cocok Bagi Anak
  1. Membiarkan satwa liar hidup di alam

Betapa tak terhitung satwa liar terbelenggu. Terbelenggu oleh kenaifan kita dengan memeliharanya. Menghilangkan sifat liarnya. Sehingga ia menjadi tunduk. Tunduk karena tak mampu berbuat untuk melawan.

Pada akhirnya juga, sebagian dari mereka tidak sejahtera. Kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi secara sempurna. Mendapatkan pasangan misalnya. Karena terkurung pada kandang jeruji sehingga tak mampu melepaskan hasrat mencari pasangan hidupnya. Meneruskan generasinya.

Kasus seperti ini banyak terjadi pada taksa Aves, Reptil, hingga Mamalia.

Bukankah setiap makhluk ciptaan Tuhan mengemban amanah. Setiap makhluk memiliki peran. Jika mereka terkurung, meraka tak mampu berbuat.

Saya coba beri contoh pada kasus ini. Semisal seseorang memelihara elang. Mengurungnya pada kandang cukup besar. Ataukah tidak, berada di halaman luas namun salah satu kakinya terikat.

Karena itu sang elang tak mampu menuntaskan tugas mulianya. Apakah tugasnya? Elang yang hidup di alam berperan sebagai top predator. Salah satu pemangsa puncak. Kehadirannya di alam bisa menjadi pertanda bahwa suatu lingkungan masih baik.

KLIK INI:  Memotret Landscape Alam Raya dengan Smartphone, Ini Tipsnya!

Ia adalah pemangsa tikus dan ular. Jika elang terus ditangkap atau pun diburu karena hobi. Maka apa yang terjadi? Ekosistem di wilayah itu akan timpang. Tak ada lagi pemangsa tikus atau ular. Maka tidak menutup kemungkinan kemudian membuat populasi tikus akan melonjak.

Jika jumlah tikus melonjak apalagi pada area persawahan, akan merugikan. Merugikan petani tentunya. Padi-padi mereka akan menjadi sasaran. Menjadi wabah. Kasian pak tani, akan merugi.

Karenanya bijaklah menyalurkan hobi. Terutama bagi mereka yang suka memelihara satwa liar.

Bukankah mereka akan lebih sejahtera jika hidup di hutan. Habitat aslinya. Makanan dan pasangan hidup tersedia. Ia pun bisa menuntas tugasnya.

  1. Berkampanye hidup ramah lingkungan

Jika kita sudah mampu menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Apalagi yang perlu kita perbuat? Berkampanye. Mengajak orang lain berbuat hal serupa.

Mengapa? Biar dampaknya lebih terasa. Makin banyak yang berbuat makin baik untuk lingkungan dan bumi kita.

Berkampanye tak harus turun ke jalan. Ini era digital. Cukup dengan telepon pintar di genggaman, kita mampu memengaruhi orang lain. Mengajak untuk berbuat demi kehidupan yang lebih baik.

KLIK INI:  Gandeng Komunitas Lingkungan, BRC Bersihkan Pantai Losari dari Sampah Plastik

Gimana caranya? Cukup mudah. Buatlah konten-konten menarik di media sosial masing-masing. Memberi contoh perilaku ramah lingkungan misalnya.

Membuat konten dengan mempraktekkan cara memilah sampah di rumah contohnya. Membedakan sampah organik dan anorganik.

Ada banyak hal yang bisa menjadi bahan untuk mengajak orang lain berbuat. Tergantung pada apa yang kita kuasai dan telah kita perbuat. Kreatiflah.

  1. Menanam pohon

Lebih jauh jika ingin berbuat untuk bumi tercinta bisa dengan menanam. Utamanya menanam pohon. Karena pohon adalah salah salah satu komponen penyusun hutan.

Setiap pohon mampu menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi makhluk hidup lain. Tak hanya itu, pohon mampu menahan air. Menampung sementara waktu. Apalagi jika pohon-pohon ini dalam jumlah besar hingga membentuk hutan. Maka mereka akan solid. Membentuk suatu ekosistem.

KLIK INI:  Mudah dan Praktis, Ini Cara Simpan Daging Ayam dalam Kulkas agar Terhindar Bakteri!

Hutan mampu ciptakan iklim yang baik, mengatur tata air hingga mencegah longsor. Menjadi penyangga kehidupan.

Betapa tak terhitung manfaat yang kita peroleh dengan keberadaan hutan. Seperti contoh pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Masyarakat di sana cukup bergantung pada hutan taman nasional.

Warga yang menetap di sekitar wilayah konservasi ini merasakan manfaatnya secara langsung. Memperoleh sumber air sepanjang tahun. Mata air dan sungai mengalir dari sana. Hulu yang terjaga membuat pasokan air menjadi konstan.

Tak hanya itu warga terbantu dengan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu. Madu misalnya. Warga yang bermukim sekitar hutan memanfaatkan lebah yang bersarang di pepohonan untuk memanen madunya.

Mereka cukup menjelajah hutan. Mencari sarang-sarang lebah yang siap mereka panen. Hingga kemudian terciptalah “madu karst” brand yang mereka usung untuk memasarkan produk masyarakat Bantimurung Bulusaraung.

Menjadi salah satu tambahan penghasilan bagi warga.

Hal ini menunjukkan bahwa hutan sangat bermanfaat bagi manusia. Ada banyak contoh lain yang tak kalah menariknya.

KLIK INI:  Tips Simpel Mendapatkan Udara Sejuk dan Segar di Rumah Secara Alami
  1. Turut berpartisipasi menjaga hutan dan lingkungan

Menjadi relawan. Relawan untuk lingkungan juga dapat menjadi tanda cinta untuk bumi. Untuk konservasi. Rasanya di negeri kita, relawan konservasi masih belum tren. Sepertinya halnya di negeri yang lebih maju.

Mereka biasanya menyebutnya sebagai volunteer. Menjadi relawan untuk menjaga hutan. Menjadi relawan untuk menjaga taman nasional. Membantu petugas melaksanakan tugasnya.

Beberapa pantaun saya, kawasan konservasi kita menjadi salah satu tujuan relawan dari luar. Mereka rela jauh-jauh bertandang. Dengan sukarela membantu petugas Kementerian Lingkungan dan Kehutanan untuk berbuat.

Jika kita peduli akan suatu hal, maka hati akan mudah terpanggil untuk berbuat.

Sudahkah Anda berbuat sebagai tanda cinta untuk bumi?

KLIK INI:  Di Malaysia dan Thailand, Mereka Membakar The King of Fruit Demi Sensasi Baru