Gelorakan Literasi Hijau, Balai PSKL Sulawesi Gelar ‘In House Training’

oleh -143 kali dilihat
Gelorakan Literasi Hijau, Balai PSKL Sulawesi Gelar ‘In House Training’
Suasana in house training yang digelar Balai PSKL Sulawesi - Foto: Ist
Atika Risky Ananda

Klikhijau.com – Literasi di era sekarang menjadi warna yang penting dalam mengungkap isu-isu fenomenal mengenai Hutan Sosial dari akar rumput.

Hal inilah yang mendasari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Wilayah Sulawesi mennyelenggarakan kegiatan In House Training Literasi Digital Tenaga Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan tenaga teknis lainnya bidang Perhutanan Sosial. Kegiatan ini bertujuan membangun minat peserta untuk lebih aktif berbagi informasi ke khalayak dengan menuangkan kreatifitas melalui artikel dan foto menarik.

Sebanyak 40 peserta dengan latar belakang tugas sebagai fungsional PEH dan tenaga teknis lainnya antuasias mengikuti in house training. Peserta berasal dari PSKL Wilayah Sulawesi dan Dinas LHK Sulawesi Selatan dan Pokja Percepatan Perhutanan Sosial Sulawesi Selatan.

In house training literasi ini berlangsung selama 3 hari: 29 September s.d 1 Oktober 2023 di Hotel Gammara, Makassar dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Kepala Balai PSKL, Muchsin, membuka in house training secara resmi. Dalam sambutannya, kepala balai berharap agar peserta memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menimba ilmu literasi semaksimal mungkin.

KLIK INI:  Benalu di Senja Hari

Bugi Sumirat yang lebih akrab disapa: Kang Bugi, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (Brin), sekaligus penulis berbagai media daring, menjadi narasumber perdana. Mengantarkan dua materinya: Kiat mudah menggali data dan menulis artikel; serta teknik visualisasi-infografis data.

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, harus memperhatikan beberapa aspek, seperti informasi yang disampaikan harus akurat, objektif, dan kontekstual.

“Membangun sebuah tulisan atau konten, artinya menyatukan segala informasi yang diperlukan dengan baik, menarik, dan proporsional,” ujar Kang Bugi, Peneliti Brin.

Lebih lanjut, Taufiq Ismail, seorang PEH pada Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung menjadi pemateri kedua. Menyajikan materi fotografi. “Photo story” adalah judul yang disampaikannya. Berbagi pengalaman menjadi fotografer sekaligus kontributor beberapa portal daring.

Sebuah artikel yang telah dirangkai akan menjadi menarik dengan kehadiran foto. Terlebih jika foto yang disuguhkan dapat menggugah perasaan pembaca.

Dengan pengalaman sebagai fotografer, Taufiq mengajarkan teknik mengambil foto yang baik. “Buatlah cerita sehidup mungkin agar pembaca tertarik menyimak karya kita baik melalui foto maupun keterangan yang menyertainya,” terang Taufiq Ismail, PEH Ahli Muda.

KLIK INI:  JIKALAHARI Desak Presiden Jokowi Cabut Izin Korporasi demi Warga dan Habitat Harimau

Hari berikutnya, Sabtu, 30 September 2023,  peserta in house training melakukan kunjungan lapangan. Menyambangi Kawasan Wisata Bantimurung. Mengasah kemampuan peserta menggali informasi dan data di lapangan. Juga Menjadi wadah menerapkan ilmu yang diperoleh peserta di hari pertama.

Tak hanya menikmati keasrian Bantimurung, peserta juga menerima materi dari narasumber ketiga. Menyimak petuah Direktur Klikhijau.com dengan berbagai pengalaman menulis dan berinteraksi dengan berbagai media pemberitaan.

“Menulis dengan sepenuh hati. Kerahkan jiwa raga untuk hasilkan sebuah karya. Dengan begitu portal media dengan senang hati menerima tulisan kita,” tutur Anis Kurniawan, Editor in Chief Klikhijau.com.

Menurutnya, pengetahuan itu bersifat terbuka dan hanya bisa datang pada orang-orang yang hatinya lapang pada ilmu.

Peserta begitu girang saat memasuki gerbang Bantimurung. Peserta berpencar. Mencari minat masing-masig, sekaligus menuntaskan tugas yang diembankan pemateri. Karena itu, peserta mengumpulkan data berdasarkan kelompok yang sudah dibagi sehari sebelumnya.

Canoing adalah salah satu spot favorit. Wahana baru di Kawasan Wisata Bantimurung. Lokasinya berjarak sekitar 300 m di atas air terjun. Menikmati susur sungai Bantimurung dengan cara berbeda.

Kegiatan pelatihan berakhir dengan menampilkan karya dari setiap kelompok di hari penutupan. Pemateri selanjutnya  me-review karya setiap kelompok yang tampil satu per satu. Memberi masukan atas tugas:  story telling, berita, infografis, dan photo story.

Peserta mengutarakan kesulitan yang mereka alami saat mengerjakan tugas. Indri Pasomba, peserta pelatihan bertanya: “Bagaimana membuat tulisan yang menarik dan bisa saling terkait antara paragraf satu dan paragraf berikutnya?” Untuk fotografi salah seorang peserta bertanya tentang teknik pengambilan gambar yang bermakna.

KLIK INI:  Keindahan TN Gunung Gede Pangrango Bikin Takjub Delegasi Tiongkok

Kang Bugi memberi tips agar paragraf saling terkait: perlu membahas kata terakhir dari kalimat penutup paragraf menjadi kalimat pertama di paragraf berikutnya.

“Perlu diperhatikan juga, setiap objek yang terdapat di dalam foto menjadi penegas dan pendukung  tulisan,” tambah Kang Bugi.

Pertanyaan tentang foto bermakna dijawab oleh Taufiq. Menurutnya sebelum memotret baiknya seorang fotografer sudah memikirkan pesan yang akan disampaikan melalui foto. “Karena itu, angle dan objek yang masuk dalam bingkai foto telah mampu menafsirkan makna yang hendak kita utarakan,” tuturnya.

Balai PSKL Sulawesi selaku penyelenggara kegiatan berharap, dari kegiatan pelatihan literasi ini akan melahirkan kader-kader yang lebih terasah kemampuannya. Menjadi penyambung dalam mengangkat fakta-fakta lapangan, khususnya terkait isu perhutanan sosial.

“Ke depan, semoga teman-teman fungsional PEH dan tenaga teknis lainnya mampu menjadikan aktivitas literasi sebagai passion. Dengan harapan dapat mengangkat derajat aparat dan institusi melalui literasi,” tutup Sukma Taroniarta,  Koordinator fungsional PEH sekaligus Tim Publikasi Balai PSKL Wilayah Sulawesi.

KLIK INI:  KLHK dan BPPT Dorong Teknologi Pengelolaan Emas Ramah Lingkungan