Burung Cabai Sulawesi, Si Mungil yang Menawan

oleh -88 kali dilihat
Keindahan Burung cabai sulawesi
Burung cabai sulawesi - Foto: Ramlie
Ramli

Klikhijau.com – Kala bertandang di tahun itu, cuaca di Kampung langit, Desa Bontomasunggu terasa lembut, dan hutan yang rindang menyambut setiap langkah yang kuambil.

Aroma bunga, suara gemericik air dari sungai kecil memberikan soundtrack alam yang sempurna.

Ketika langkahku melangkah ke kampung yang ramah ini, pintu gerbang terbuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desa. Kopi panas dan aroma lezat gorengan pisang menemani cerita-cerita tentang kampung ini, menjadi suguhan yang tak terlupakan.

Setiap kali saya datang, saya disambut dengan senyum ramah dan cerita-cerita hidup yang sarat makna. Setiap langkah melahirkan kenangan yang terpatri dalam hati. Dan inilah yang membuat setiap kunjungan saya, seperti hari itu, selalu menjadi pengalaman yang tak pernah membosankan.

Setelah menyeruput kopi dan menikmati kehangatan, saya pamit untuk menyusuri setapak hutan yang bersembunyi di bawah kaki megahnya Gunung Tondong Karambu.

Melalui lensa kamera, saya mencoba menangkap detil kehidupan yang tersembunyi di balik pepohonan rimbun. Setiap gambar adalah kisah yang tercipta dari perjumpaan dengan alam.

KLIK INI:  Bangle dan Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentangnya

Setelah berjalan tidak begitu lama, terdengar suara deru air terjun yang menyapa dari kejauhan. Sampai akhirnya, di hadapan saya terbentang panorama menakjubkan: air terjun yang tinggi dan segar.

Kampung ini dikenal dengan sejuta air terjun. Puluhan aliran air terjun menghiasi lanskap di belakang perkampungan, menciptakan serangkaian pemandangan yang menakjubkan dan memukau.

Burung cabai Sulawesi yang menawan

Saat aku melangkah lebih dalam ke dalam hutan, terdengar getaran ringan dari kehadiran makhluk kecil. Seiring langkahku yang melambat, suara itu semakin dekat. Dan di antara ranting-ranting, samar terlihat: burung cabai sulawesi, dengan mahkota merah menyala yang mencuri perhatian.

Dia bertengger di atas ranting rendah, di kaki Gunung Tondong Karambu. Cahaya mentari yang memperlihatkan keindahan bulu hitamnya yang berkilau. Matanya menatap malu ke arahku, penuh rasa ingin tahu dan ketertarikan. Aku seperti terhipnotis oleh keindahan bulunya yang ada di depanku.

Aku terdiam sejenak, membiarkan momen itu berlangsung. Tak ada suara kecuali riuh rendah alam, dan tak ada gerakan selain si kecil  yang sesekali memetik nektar dari bunga di sekitarnya. Ini adalah pertemuan pertamaku dengan burung ajaib ini, dan rasanya seperti bertemu dengan karakter dongeng yang hidup.

Dalam keindahan kampung langit, tersembunyi sebuah pesona kecil yang menjadi idola baruku: Burung cabai sulawesi, para peneliti mengenalnya dengan nama Crimson-crowned Flowerpecker atau Dicaeum nehrkorni. Sebuah cerita indah tentang kehidupan, keunikan, dan pesona dari burung kecil yang merajut keajaiban di setiap petak kampung ini.

Burung cabai sulawesi – Foto: Ramlie
KLIK INI:  Sambut Hari KEHATI 2020, BBKSDA Sulsel Lepasliarkan Satwa ke Alam

Sulawesi, yang dilintasi garis Wallacea adalah pulau dengan keberagaman alam yang luar biasa, menjadi rumah bagi satwa-satwa endemik, burung cantik yang menghadirkan keajaiban di setiap langkahnya.

Dengan corak kepala merahnya yang memikat, burung ini tak hanya menjadi hiasan alam, tetapi juga cerminan keberagaman dan keindahan ekosistem yang menjadi rumahnya.

Puncak pesona burung mungil ini terletak pada mahkota merah menyala di kepala jantannya. Seolah-olah mentari terbenam di tengah-tengah bulu hitam yang memukau. Bulu hitamnya yang memukau menjadi panggung bagi perpaduan kontras dengan kecantikan merah di bagian tubuh lainnya.

Tunggirnya berwarna merah, bintik merah di dadanya mencuri perhatian, sementara perut putihnya menghadirkan kesucian. Sejalan dengan setrip-perut yang kehitaman, dagu dan tenggorokannya membawa nuansa keabu-abuan yang anggun.

Dengan panjang hanya sekitar 9 hingga 10 sentimeter, kecilnya ukuran tidak menghalangi pesonanya. Kecilnya tubuhnya menjadi kanvas untuk memancarkan kecantikan alam dalam proporsi terkecil.

KLIK INI:  Oyong, Si Bulat Panjang yang Enak dan 2 Kandungan Ajaibnya

Keunikan

Keunikan burung ini terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan berbagai habitat. Dari hutan primer yang lebat dalam Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung hingga pemukiman diatas 600 – 2000 Mdpl, Kemampuannya beradaptasi menunjukkan fleksibilitasnya dalam menjalani kehidupan di berbagai lingkungan.

Crimson-crowned Flowerpecker bukan hanya penikmat keindahan, tetapi juga pelaku penting dalam ekosistem. Sebagai pemakan nektar, buah-buahan kecil, dan serangga, mereka menjadi penyerbuk yang tak tergantikan dan penyebar benih yang tak terduga.

Keistimewaan burung ini terletak pada endemisnya di pulau Sulawesi. Sebagai bagian dari kekayaan Sulawesi, burung cabai ini adalah saksi hidup akan beragamnya kehidupan yang tercipta di kawasan wallaceae.

Dalam mengapresiasi keindahan burung cabai kecil ini, tanggung jawab kita untuk melindungi habitatnya dan melestarikan keberagaman hayati pulau Sulawesi menjadi semakin mendesak.

Upaya konservasi dan edukasi menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan hidup dan kebahagiaan burung ini dan teman-temannya di alam.

Seribu kata mungkin tidak cukup untuk merangkum keindahan sang idola baru. Namun, inilah upaya kecil untuk membuka pintu ke dunia kecil yang indah, di mana kehidupan kecil memiliki dampak besar.

Semoga tulisan ini memicu rasa ingin tahu dan kepedulian kita untuk menjaga dan melestarikan keindahan makhluk-makhluk kecil yang menjadi bagian tak terpisahkan darinya.

KLIK INI:  Berfungsi Sebagai Obat, Pogo' Dihargai Puluhan Juta Rupiah?