Klikhijau.com – Bangle, begitu saja aku dinamai. Aku adalah tanaman rimpang yang mirip jahe dan lengkuas. Sebagaimana umumnya tumbuhan yang diberi nama latin. Aku pun demikian, nama latinku Zingiber purpureum Roxb.
Di Indonesia, aku memiliki beragam nama—tergantung di daerah mana aku tumbuh, misalnya di Jawa Barat, aku dinamai pangle, di Jawa Tengah dan Jawa Timur namaku bengle, dan di Bali namaku adalah banggele.
Sementara di Sumatera, namaku cukup banyak, yakni kunyit bolai, bungle, mungle, bengle, banglai, atau kunit bolai.
Aku tumbuh dengan membawa beragam manfaat, khususnya dalam hal kesehatan. Sayangnya, di zaman yang serba modern dan canggih ini, aku semakin kurang familiar dan dikesampingkan oleh masyarakat.
Rasanya benar apa yang dikatakan Marina Silalahi, (2019) bahwa pemanfaatan tumbuhan atau tanaman sebagai obat terkadang diragukan dalam pengobatan modern karena dianggap belum memiliki bukti yang cukup secara ilmiah.
Aku termasuk tanaman herba musiman yang memiliki batang tegak berwarna hijau. Rimpangku menjalar dan berdaging. Ukurannya tidak beraturan, tapi cukup kuat.
Ketebalan rimpang yang kumiliki 2 sampai 5 mm dengan permukaan yang tidak rata. Warnanya kecoklatan. Aku bisa berkembang biak menggunakan rimpang.
Tangkai daunku pendek dengan permukaan berbulu halus dengan panjang helai daun 23 hingga 25 cm, lebar 20 hingga 25.
Pada bagian bungaku berbentuk tandan bundar telur atau seperti gelendong. Panjangnya 6 hingga10 cm, dan lebarnya 4 hingga5 cm.
Aku memiliki kelopak daun yang tersusun menyerupai sisik tebal. Kelopaknya seperti tabung, dengan ujung yang bergerigi tiga. Panjangnya lebih kurang 1,5 cm dengan warna merah menyala sehingga tampak cerah.
Manfaat dan kandungan bangle
Aku biasa digunakan dalam pengobatan tradisional dan aroma terapi. Rasa agak pahit dan agak pedas menjadi ciri khasku. Ciri khas lain yang kumiliki adalah aroma atau bau yang cukup menyengat.
Tidak hanya itu, aku juga dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, insektisida alami, bahkan bahan campuran untuk parfum mawar. Aku memiliki kandungan minyak atsiri pada bangle dalam kondisi bobot kering adalah 1.12 hingg 3.35 persen.
Dalam masyarakat Indonesia, aku biasa digunakan sebagai penurun panas (antipiretik), peluruh dahak (ekspektoran), pembersih darah, peluruh kentut (karminatif), pencahar (laksatif), antioksidan, dan obat cacing atau vermifuge, (Alam,dkk, 2012 ).
Kandungan dalam rimpangku cukup banyak, di antaranya mengandung minyak atsiri (sineol, pinen), pati, damar, tannin, flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, steroid, dan glikosida (Padmasari,dkk. 2013).
Oya, aku juga mengandung senyawa kimia yang berkhasiat antiinflamasi dan antiedema. Ekstrak rimpangku memiliki efek mukolitik. Efek ini berfungsi sebagai obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas sehingga mengurangi kekentalan dahak dan dapat digunakan sebagai obat batuk tradisional (Alam,dkk, 2012).
Klasifikasi Ilmiah
- Aku merupakan tanaman jenis temu-temuan dengan klasifikasi sebagai berikut:
- Kingdom : Plantae (Tumbuhan),
- Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh),
- Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji),
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga),
- Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil),
- Sub Kelas : Commelinidae,
- Ordo : Zingiberales,
- Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean),
- Genus :Zingiber, Spesies : Zingiber purpureum Roxb
Penyebaran dan cara budidaya bangle
Aku tumbuh di daerah Asia yang beriklim tropis dari India hingg Indonesia. Aku bisa tumbuh di daratan rendah hingga ketinggian 1300 meter dari permukaan laut (mdpl).
Berdasarkan klasifikasi Schmidt & Ferguson, aku juga bisa tumbuh pada lahan kering dengan tipe iklimA, B, dan C. Dan Raharjo, dkk, (2004) mengungkapkan bahwa faktor lingkungan seperti iklim, jenis dan kesuburan tanah pemupukan dapat mempengaruhi produksi dan mutu simplisia yang kumiliki.
Namun dalam hal budidaya, aku termasuk tanaman yang mudah penanamannya. Hanya sekali tanamn saja, selanjutnya aku akan memperbanyak diri sendiri dan terus bertahan dalam waktu cukup lama.
Aku menyukai tanah yang relatif subur, gembur, ringan, dan tata pengairan yang baik. Jangan lupa pula, harus mendapat sinar matahari yang cukup.
Jika sahabat hijau menanamku pada tanah yang becek, pertumbuhanku akan terganggu dan rimpangku akan cepat membusuk.
Perlu diperhatikan, jarak tanam yang kusukai adalah 40 cm sampai 50 cm. Seperti tanaman pada umumnya yang kerap diserang penyakit. Aku pun demikian sering diserangan penyakit layu. Jika demikian kamu harus membongkar dan membakarku.
Dalam hal masa panen, aku si bangle bisa dipanen setelah berumur satu tahun, cukup cepat kan?