Klikhijau.com – Bangunan ramah lingkungan (eco-building) bukanlah isu yang baru. Telah ada sejak tahun 1960-an.
Semakin ke sini, gerakan ini semakin gencar disuarakan. Apalagi dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi perubahan iklim.
Eco-building saat ini telah menjadi semacam gerakan. Banyak inovasi yang telah dilakukan dalam mengurangi dampak konstruksi terhadap lingkungan. Inovasi-inovasi tersebut sedikit banyaknya telah membawa perubahan besar.
Sayangnya, meskipun telah mengalami kemajuan. Nyatanya industri konstruksi masih merupakan penghasil gas rumah kaca (GRK) yang terkenal buruk.
Pemanasan global telah jadi isu yang mencemaskan saat ini, namun tentu bisa diatasi. Meski suhu permukaan bumi terus meningkat setiap dekadenya. Membuat berbagai upaya terlihat tidak menghasilkan apa-apa. Perubahan iklim terus saja melaju.
Salah satu upaya yang bisa diterapkan adalah eco-building. Namun, jika ingin berhasil, setidaknya ada tujuh manfaat yang mesti ada sebagaimana dilansir dari mindseteco, yakni:
-
Konservasi sumber daya
Eco-builder atau para pembangun ramah lingkungan akan lebih memilih bahan-bahan yang terbarukan dan didaur ulang dibandingkan sumber daya yang terbatas.
Karena itu, hubungan antara pendukung konstruksi berkelanjutan dan bisnis sirkular bersifat simbiosis.
-
Pengurangan limbah
Limbah ada di mana-mana. Termasuk pada industri konstruksi. Bidang ini merupakan penyumbang limbah padat yang signifikan.
Olehnya, untuk mengembangkan dan menerapkan Pembangunan ramah lingkungan, maka perlu memulihkan dan menggunakan kembali sampah-sampah yang dapat diselamatkan dan mendukung solusi-solusi yang dapat terbiodegradasi untuk membantu melestarikan ruang TPA yang terbatas.
-
Penghapusan polusi
Polusi jadi salah satu masalah global yang masih sulit diatasi. Hampir semua bidang menyumbag polusi. termasuk praktik konstruksi. Namun, kontruksi berkelanjutan menghindari bahan bakar fosil. Mengonsumsi 100% energi bersih tidak mungkin dilakukan ketika minyak, gas alam, dan batu bara
Hal yang dilakukan adalah melakukan pengembang yang berwawasan lingkungan menggunakan peralatan dan mesin yang dialiri listrik agar tidak mengeluarkan gas perubahan iklim dan polutan udara berbahaya lainnya.
Pembangunan ramah lingkungan sangat berperan dalam menghilangkan polusi air, tanah, dan suara. Ini tentang meminimalkan dampak buruk proyek konstruksi terhadap masyarakat dan satwa liar setempat.
-
Mitigasi perubahan iklim
Bangunan ramah lingkungan atau eco-building titik fokusnya adalah tentang dekarbonisasi industri konstruksi. Hal ini tentu merupakan upaya yang sangat besar dan sulit. Namun, sangat mungkin dilakukan jika mempertimbangkan keberlanjutan di setiap kesempatan.
Metode yang bisa dilakukan antara lain merancang struktur yang hemat energi, meningkatkan peralatan listrik yang hemat daya, dan mencari pasokan secara lokal. Mereka mengurangi jejak karbon dari proyek konstruksi dan bangunan sepanjang siklus hidupnya.
-
Penelitian dan pengembangan energi terbarukan
Energi terbarukan akan menjadi lebih layak secara komersial ketika permintaan yang tinggi terhadap bangunan ramah lingkungan meningkat. Harus diakui, alam adalah sumber utama energi terbarukan.
Karena itu, perlu penelitian dan pengembangan energi terbarukan. Hal itu akan membuat lebih banyak investor akan merasakan proyek energi terbarukan menguntungkan ketika pengembang mengambil inisiatif pembangunan ramah lingkungan. Modal merupakan persyaratan yang tidak dapat dinegosiasikan untuk memajukan produksi energi ramah lingkungan.
-
Membangun ketahanan
Keberlanjutan adalah pemikiran jangka panjang. Itu sebabnya para pendukung pembangunan ramah lingkungan mendorong desain yang berketahanan. Semakin banyak bangunan yang tahan terhadap bencana alam, semakin baik pula bagi lingkungan dan makhluk hidup.
-
Regenerasi ekologis
Pendukung bangunan ramah lingkungan melakukan segala upaya untuk meminimalkan gangguan ekosistem dan fokus pada desain regeneratif. Proyek eco-building hanya akan berhasil bila strukturnya dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan alam.