Capung Memiliki Trik Tak Terduga Menghadapi Perubahan Iklim

oleh -18 kali dilihat
Capung Masuk Rumah, Jangan Cemas, Ini Kabar Baiknya!
Capung - Foto: Arfan Maulana

Klikhijau.com – Jika dilihat sekilas, capung adalah makhluk yang lemah. Namun, siapa sangka jika capung memiliki senjata ampuh menghadapi suhu yang menghangat.

Kita tentu merasakan bahwa akhir-akhir ini, suhu rasanya lebih panas. Semua disebabkan oleh pemanasan global.

Saat suhu planet memanas, banyak makhluk hidup mengalami kesulitan. Namun, ada juga yang beradaptasi dengan cara cepat dan  tidak terduga. Capung adalah salah satunya, yang membuatnya cukup tangguh.

Ahli biologi di Universitas Colorado telah menemukan bahwa beberapa capung pada dasarnya mengolesi dirinya dengan tabir surya alami.

Tabir surya itu berupa lapisan lilin. Itulah  yang membuat mereka tetap sejuk dan mudah beradaptasi di dunia yang memanas.

KLIK INI:  Isu Perubahan Iklim (Jangan) Dipolitisasi?

Beberapa spesies capung menghasilkan senyawa lilin yang didistribusikan ke seluruh tubuhnya.

Lilin ini berfungsi sebagai penghalang, mencegah keluarnya uap air dan mencegah capung kepanasan.

Capung adalah hewan berdarah dingin dan tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara internal seperti manusia.

Sebaliknya, mereka mengandalkan  kehangatan atau kesejukan lingkungan sekitar. Mereka menemukan keseimbangan sempurna antara sinar matahari dan naungan sambil menarik pasangan bisa menjadi tantangan yang berbahaya.

Selain itu, beberapa capung menempatkan diri secara strategis di area terbuka untuk menarik perhatian betina.

KLIK INI:  Dua Kisah Berbeda tentang Satwa Dilindungi dari Yogyakarta

Namun,  ini berarti mereka menghabiskan banyak waktu  di bawah sinar matahari, yang dapat meningkatkan suhu tubuh mereka secara berbahaya.

Ini bertindak seperti perisai pelindung, melindungi terhadap hilangnya kelembaban dan panas berlebih.  Lapisan ini, yang disebut pruinescence, dapat membuat capung tampak putih beku.

Namun apakah lapisan lilin pelindung  ini memiliki keuntungan dalam menghadapi perubahan iklim?

Untuk mengetahuinya, para peneliti menggunakan database besar penampakan capung  yang dikumpulkan dari waktu ke waktu (total 387.000 catatan) diselidiki secara menyeluruh.

Mereka menemukan pola signifikan yang menunjukkan bahwa capung pengguna pluincense adalah spesies paling umum di daerah hangat dan kering.

KLIK INI:  Pohon Besar, Penyelamat dari Krisis Keanekaragaman Hayati dan Krisis Iklim

Dalam penelitian lebih lanjut, mereka membandingkan catatan jangka panjang dan menunjukkan bahwa capung yang dilapisi lilin tumbuh lebih baik  dalam perubahan kondisi cuaca dibandingkan spesies yang tidak dilapisi lilin.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup di dunia yang memanas.

Sebelumnya, para ilmuwan mengira perilaku kawin tidak berubah, sehingga berpotensi mempersulit spesies untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan.

Perilaku kompleks ini  dilakukan terutama untuk menarik pasangan dan tidak dianggap penting untuk kelangsungan hidup.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan dapat membantu beberapa serangga bertahan hidup dan berkembang.

Hal ini tidak hanya mendukung ritual kawin, tetapi juga memfasilitasi kelangsungan hidup di iklim yang lebih keras.

KLIK INI:  Menyimak Ajakan Pelestarian Lingkungan Bupati Bulukumba di Hari Raya Idul Fitri 1443 H

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kawin juga  membantu kelangsungan hidup spesies  dalam jangka panjang.

Penelitian ini telah mengubah pemahaman kita tentang evolusi. Nilai beberapa fitur mungkin jauh lebih kompleks dari yang kita kira.

Daripada membatasi  spesies, sifat-sifat yang terkait dengan hibridisasi memberikan kemampuan beradaptasi yang diperlukan untuk bertahan hidup di dunia yang terus berubah.

Bagaimana dengan serangga lain

Pertanyaan besar saat ini, bisakah serangga lain menggunakan trik serupa? Para peneliti telah menemukan bahwa serangga lain  juga punya cara untuk beradaptasi dengan pemanasan global.

KLIK INI:  Pramuka Buat Pedoman Program Terkait Perubahan Iklim

Saya rasa ada kemungkinan bahwa penyerbuk, termasuk lebah, kupu-kupu, dan serangga lainnya, berperan penting dalam reproduksi banyak tanaman.

Mereka juga membantu banyak tumbuhan yang digunakan manusia sebagai sumber makanan untuk berkembang biak.

Kemungkinan bahwa serangga penting ini memiliki cara  beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sebelumnya tidak diketahui oleh para ilmuwan  memberikan harapan.

Mungkin beberapa makhluk yang masih hidup mempunyai adaptasi luar biasa untuk mengarungi dunia yang terus berubah.

KLIK INI:  Indosat dan GSMA Berkolaborasi dalam Digitalisasi Konservasi Mangrove

Sumber; Earth