Pemanasan Global Ubah Gaya Hidup Hewan Diurnal Jadi Nokturnal?

oleh -31 kali dilihat
Alpine ibex-foto/Pixabay-FelixMittermeier

Klikhijau.com – Kambing gunung (Oreamnos americanus) ditemukan telah mengubah gaya hidupnya. Dari diurnal atau aktif di siang hari menjadi nokturnal atau aktif di malam hari.

Pemanasan global diduga kuat jadi penyebab satwa dari famili Bovidae itu menguba gaya hidupnya. Perubahan itu dilakukan untuk bertahan hidup. Namun, bukan tanpa risiko, sebab dapat membuat mereka terpapar lebih banyak predator.

Temuan adanya perubahan gaya hidup satwa dari  ordo Artiodactyla tersebut diungkapkan oleh  tim peneliti di Universitas Sassari, di Sardinia.

Dilansir dari the guardian, para peneliti menggunakan kalung GPS yang dilengkapi sensor gerak untuk melacak aktivitas Alpine ibex. Satwa ini sejenis kambing gunung yang hidup di pegunungan Alpen, Eroa.

KLIK INI:  Demi Bumi yang Bebas Polusi, Produksi Plastik Harus Dihentikan

Peneliti melacaknya antara bulan Mei dan Oktober dari tahun 2006 hingga 2019. Mereka menemukan bahwa pada hari-hari panas, spesies yang biasanya diurnal lebih cenderung aktif pada malam hari.

Penelitian tersebut, yang membandingkan aktivitas malam hari ibex di dua taman nasional Eropa. Mereka menemukan bahwa aktivitas malam hari lebih tinggi di wilayah dengan lebih banyak predator di malam hari.

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan spesies tersebut untuk menghindari panas melebihi upaya mereka untuk menghindari predator.

KLIK INI:  5 Alasan Kenapa Kita Patut Berharap Krisis Iklim Dapat Diatasi

“Kami memperkirakan tingkat aktivitas malam hari akan lebih tinggi di Swiss karena tidak terdapat serigala [salah satu predator utama hewan ini], namun kami menemukan hal sebaliknya. Kami menemukan bahwa aktivitas lebih tinggi terjadi di wilayah yang banyak terdapat serigala.” kata Dr Francesca Brivio, yang ikut menulis penelitian ini bersama rekan-rekannya di Universitas Ferrara.

Strategi hadapi tekanan panas

Sehubungan dengan temuan penelitian serupa, penelitian ini mendukung hipotesis bahwa meningkatkan aktivitas malam hari mungkin merupakan strategi umum mamalia untuk menghadapi tekanan panas yang disebabkan oleh pemanasan global.

“Kita dapat memperkirakan bahwa pada malam hari ketika suhu lebih rendah, hewan lain akan mengalihkan aktivitas mereka ke jam-jam malam hari. Jika pada siang hari cuaca terlalu panas untuk makan atau beraktivitas, mereka akan lebih memilih melakukan segala aktivitasnya, seperti mencari makan, pada malam hari,” ungkpa Brivio, dinukil dari The Guardian.

KLIK INI:  Melirik Nasib Beruang Kutub di Tangan Pemanasan Global

Tingkat aktivitas malam hari yang lebih tinggi pada ibex Alpen dapat memengaruhi dinamika populasi hewan tersebut.

Brivio juga menambahkan bahwa karena kambing gunung adalah hewan yang beradaptasi dengan aktivitas diurnal, menjadi aktif di malam hari mungkin lebih sulit. Pergerakan mereka di lereng berbatu tempat mereka tinggal mungkin lebih sulit, sehingga efisiensi mencari makan dan strategi mencari makan menjadi kurang efisien. Meskipun kami tidak mengumpulkan data mengenai hal ini, kami dapat memperkirakan bahwa kapasitas mereka untuk memperoleh makanan akan lebih rendah [pada malam hari] dan hal ini akan berdampak pada kebugaran dan dinamika populasi.

“Pergeseran ke arah aktivitas malam hari juga akan meningkatkan tumpang tindihnya mereka dengan predator malam hari; hal ini sekali lagi mempunyai konsekuensi terhadap dinamika populasi,” katanya.

Meningkatnya aktivitas malam hari di antara hewan untuk mengatasi tekanan panas yang disebabkan oleh pemanasan global juga dapat berdampak pada pencatatan hewan di masa depan.

“Umumnya kegiatan sensus dilakukan dengan pengamatan langsung pada siang hari. Nanti hewan akan lebih aktif pada malam har sehingga kita harus mencari teknik lain untuk menghitung hewan,” simpulnya.

KLIK INI:  Mencengangkan, Ini 9 Fakta Baru dari Anggrek

Sumber: The Guardian