Demi Bumi yang Bebas Polusi, Produksi Plastik Harus Dihentikan

oleh -62 kali dilihat
Program Bersih Indonesia, Ambisi Menuju Indonesia Nol Sampah Plastik
Ilustrasi sampah plastik - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Ketika pertama kali ditemukan. Plastik disambut suka cita. Lalu waktu bergerak semakin jauh. Plastik berubah menjadi sesuatu yang meresahkan.

Produksi plastik yang masif dengan harga murah, membuatnya mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Karena mudah didapat dan murah, maka sebagian besar masyarakat dunia dengan mudah pula membuangnya.

Sialnya, sifat plastik sulit terurai. Plastik juga mudah bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

KLIK INI:  Pasang Surut Gravitasi Pengaruhi Perilaku Semua Makhluk Hidup

Karena itu, tidak mengherankan bila saat ini, plastik bisa ditemukan di mana-mana. Mulai dari yang dari gunung hingga palung terdalam lautan, bahkan pada tahun 2050 mendatang, diperkirakan jumlahnya lebih banyak dari ikan di laut.

Berbagai langka telah ditempuh untuk menghilangkannya. Namun, produksi plastik yang tetap berjalan membuatnya sulit dicegah. Kehadirannya bisa menjadi penyebab berbagai polusi, mulai air, tanah hingga udara.

Karena itu, demi lingkungan yang bebas dari polusi, maka produksi plastik memang harus dihentikan. Gagasan tersebut ditelurkan oleh tim ilmuwan internasional.

Mereka berpendapat, untuk mengakhiri polusi udara, tanah, sungai, dan lautan dari puing-puing plastik dan mikroplastik. Jalan terbaik adalah produksi plastik baru perlu segera diatur, dibatasi, dan, dalam jangka panjang harus dihapus.

Gagasan dari tim peneliti itu dibuat dalam bentuk surat dan di muat dalam  jurnal Science. Pertanyaannya, bagaimana cara mengatasi sisi konsumsi dan permintaan dari masyarakat.

KLIK INI:  Mencari Jalan Lain dari Krisis Sampah Plastik Selain Daur Ulang

Jawabannya adalah sangat penting untuk mengekang polusi plastik, melalui pendekatan komprehensif yang mencakup sisi pasokan diperlukan untuk sepenuhnya mengatasi ancaman global yang akan segera terjadi ini.

“Bahkan jika kita mendaur ulang dengan lebih baik dan mencoba mengelola sampah sebanyak yang kita bisa, kita masih akan melepaskan lebih dari 17 juta ton plastik per tahun ke alam,” kata Melanie Bergmann yang menjadi penggagas surat tersebut dan juga ahli biologi di Alfred Wegener .

Sedangkan menurut Lembaga Penelitian Kutub dan Kelautan (AWI), jika produksi terus tumbuh dan berkembang, kita akan dihadapkan pada tugas Sisyphean yang sesungguhnya.

Hanya bisa dikurangi 79 persen

Pada tahun 2020 ada sebuah studi yang juga diterbitkan dalam jurnal Science. Penelitian itu telah menemukan bahwa polusi plastik hanya dapat dikurangi hingga 79 persen selama dua dekade ke depan. Itu pun jika semua solusi yang tersedia saat ini diterapkan. Termasuk mengganti plastik dengan alternatif yang lebih berkelanjutan, dan meningkatkan daur ulang dan pengelolaan limbah.

KLIK INI:  Perihal Green Job dan Istilah-Istilah yang Mengiringinya

“Produksi yang tumbuh secara eksponensial benar-benar akar penyebab masalah, dan jumlah plastik yang kami produksi sejauh ini telah melampaui batas planet,” jelas rekan penulis surat Bethanie Carney Almroth yang juga merupakan pakar Ekotoksikologi di Universitas Gothenburg .

“Jika kita tidak mengatasi itu, semua tindakan lain akan gagal mencapai tujuan secara substansial mengurangi pelepasan plastik ke lingkungan,” lanjutnya

Sementara itu, menurut para ilmuwan, menghentikan produksi plastik baru dari bahan baku segar secara bertahap harus menjadi bagian dari solusi sistemik yang lebih besar untuk mengakhiri polusi plastik.

Secara bertahap memotong produksi plastik baru akan memiliki banyak manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi.

“Kami memperoleh banyak manfaat dari plastik, tetapi mengurangi produksi akan meningkatkan nilai plastik, meningkatkan langkah-langkah lain untuk mengekang polusi plastik, membantu mengatasi perubahan iklim, dan mempromosikan transisi kami ke ekonomi sirkular dan berkelanjutan,” tutup Martin Wagner, seorang ahli ekotoksikologi di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.

Dengan adanya gagasan itu, bisa saja ke depannya kita akan mengucapkan selamat tinggal kepada produksi plastik dan mengucapkan selamat datang dunia yang bebas polusi plastik.

KLIK INI:  Salah Urus, Jadikan Plastik sebagai Pendorong Perubahan Iklim

Sumber: Earth