Ban Mobil Mengirim Ancaman Serius bagi Lingkungan dan Satwa Liar

oleh -40 kali dilihat
Studi Ban Bekas Kini Dikembangkan Jadi Beton
Ban bekas-foto/Pixabay

Klikhijau.com – Ban mobil telah membawa dampak buruk bagi lingkungan dan satwa liar. Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dipelopori oleh Universitas Exeter dan Universitas Plymouth.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mikropartikel sudah seharusnya dianggap sebagai polutan yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi bagi daerah yang sangat terkontaminasi, yakni melampaui ambang batas keamanan kronis.

Ban mobil merupakan salah satu penghasil mikropartikel. Polutan yang berasal dari ban berdampak buruk terhadap reproduksi dan perkembangan satwa liar, khsususnya pada kutu air.

Peneliti menemukan ada partikel yang terlihat tertelan di dalam saluran pencernaan mereka. Para  peneliti menyelidiki toksisitas kronis partikel dan cairan kimia yang berasal dari berbagai merek ban populer.

KLIK INI:  Tiga Belas Satwa Barang Bukti Titip Rawat Polda Papua Dilepasliarkan ke Habitatnya

Fokus mereka diperluas pada dampak zat-zat ini terhadap krustasea planktonik kecil, khususnya kutu air atau Daphnia magna.

Studi  dipublikasikan di Journal of Hazardous Materials itu juga menyoroti lindi  atau cairan yang merembes melalui bahan ban dan membawa bahan kimia berbahaya.

Lindi dari ban mobil mengandung seng, titanium, dan strontium dalam jumlah tinggi, serta banyak bahan kimia organik.

Sangat beracun

Dilansir dari Earth, dari banyaknya bahan kimia organik yang diidentifikasi selama penelitian, lebih dari 50 terdeteksi di kelima merek ban yang diperiksa. Hal yang mengkhawatirkan, banyak dari bahan kimia ini dikategorikan sangat beracun .

Penelitian komprehensif ini menggarisbawahi sifat berbahaya dari partikel ban, dan menyorotinya sebagai polutan yang sangat memprihatinkan.

Menurut para peneliti, partikel-partiker tersebut mungkin mendekati, atau bahkan melampaui, batas keamanan lingkungan kronis di beberapa wilayah.

KLIK INI:  Kisah Seekor Beruang Florida Bertopeng Wadah Plastik

“Ban memberikan tekanan racun yang kompleks pada satwa liar karena ban melepaskan banyak bahan kimia beracun serta partikel kecil yang dapat tertelan, sehingga baik bahan kimia maupun bahan kimia dapat tertelan . dan efek fisik sedang terjadi,” ungkap Paul Boisseaux, dari Universitas Exeter, penulis utama studi tersebut.

Masalah ini dianggap sangat penting. Mengingat meluasnya penggunaan ban bagi transportasi. Tidak mengherankan jika industri ban secara global tumbuh sekitar 3% per tahun.

Ban-ban yang dihasilkan tersebut menghasilkan pula partikel berbahaya selama penggunaannya di jalan raya yang secara signifikan mencemari lingkungan.

Parahnya, partikel berbahaya dari ban mobil, diperkirakan sekitar 18% akan mencapai sistem air tawar, dan 2% menemukan jalannya ke muara. Semuanya itu tentu mengandung bahaya.

Untuk mendapatkan hasil tersebut,   tim peneliti memanfaatkan beberapa merek ban yang diakui secara global untuk membuat campuran mikropartikel tapak ban.

Toksisitas partikel dan lindi kimia tersebut kemudian diuji pada kutu air selama periode tiga minggu.

KLIK INI:  Menilik Peluang Serangga Jadi Makanan Berkelanjutan di Masa Mendatang

Hal mengejutkan, penelitian ini menemukan bahwa mikropartikel tapak ban yang masih asli lebih beracun dibandingkan dengan cairan kimia saja.

Profesor Richard Thompson OBE FRS, Kepala Unit Penelitian Sampah Laut Internasional di Universitas Plymouth dan salah satu penulis penelitian ini, menekankan pentingnya temuan ini.

“Penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa puing-puing jalan merupakan sumber utama mikroplastik  di lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah bekerja sama dengan mitra penelitian dan industri untuk menentukan bagaimana partikel-partikel tersebut menyebar dan potensinya menyebabkan kerusakan,” jelas Thompson.

Menurutnya, studi baru tersebut sangat penting karena menunjukkan potensi dampak berbahaya pada spesies invertebrata air, pada konsentrasi yang serupa dengan yang dicatat di dekat jalan raya di Inggris. Ini jelas merupakan area yang perlu kita eksplorasi lebih jauh.

KLIK INI:  6 Cara Mengemas Piknik Tanpa Sampah Plastik

Dilansir dari The Guardian, para peneliti dari Washington State University menemukan jika polusi dari ban mobil yang terbawa ke saluran air turut menyebabkan kematian massal ikan salmon di pantai barat Amerika Serikat.

Awalnya penyebab kematian ikan salmon tersebut memang misteri. Namun, studi baru yang diterbitkan di Science menemukan penyebabnya yang mengarah pada polusi ban bekas.

Karena, saat hujan, air hujan membawa pecahan ban mobil bekas ke sungai dan saluran air terdekat terdekat.

Padahal ban mengandung bahan kimia tertentu, bahan itulah yang mencegah ban rusak. Namun, dibalik bahan kimia itu mengandung bahaya bagi lingkungan dan satwa liar, khususnya bagi ikan salmon.

KLIK INI:  Melirik Manfaat Kulit Buah Nanas yang Sering Terbuang Percuma