Kenalkan Kitolod, Tanaman Dwifungsi yang Belum Terlalu Dilirik

oleh -110 kali dilihat
Kenalkan Kitolod, Tanaman Dwifungsi yang Belum Terlalu Dilirik
Tanaman kitolod-foto/ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Warna bunga kitolod yang putih itu terlihat menakjubkan. Meski tumbuh kurang subur karena dipanggang kemarau dan kurang terawat.

Kitolod tersebut saya temukan di halaman Madrasah Aliyah GUPPI Kindang. Sebelum masuk ke ruangan membawakan materi untuk siswa di sekolah tersebut. Terlebih dahulu saya mendekati tanaman itu, yang  bunganya sedang mekar. Saya mengabadikan keindahan bunganya.

Tanaman bernama ilmiah Isotoma longiflora itu sepertinya telah lama tumbuh di halaman sekolah tersebut. Hanya saja, meski telah beberapa kali saya berkunjung. Baru siang itu di hari Sabtu, 14 Oktober saya memerhatikannya.

Pada saat kemarau seperti saat ini, banyak tanaman yang meranggas, termasuk tanaman hias. Namun, tanaman itu masih tetap bertumbuh. Bunganya yang putih bersih masih mekar.

KLIK INI:  Memesona, Kastuba Berpotensi sebagai Tanaman Hias sekaligus Obat

Meski begitu, ada beberapa bagian daun dan bunganya ada yang terlihat telah layu. Tanaman dari ordo asterales itu, tidak hanya memiliki bunga yang indah, tetapi juga memiliki manfaat yang banyak.

Tanaman dari keluarga campanulaceae itu memang potensial dijadikan tanaman hias. Sepertinya ia cukup tangguh berada pada area yang cukup panas dan terpapar sinar matahari langsung.

Kitolod boleh dikata merupakan jenis tanaman dwifungsi, yakni sebagai tanaman hias dan juga sebagai tanaman obat.

KLIK INI:  Manfaat Mengkudu dan 6 Cara Mengolah Buahnya untuk Ragam Pengobatan
Bunga tanaman kitolod-foto/Ist
Sebagai obat tradisional

Tanaman kitolod terbukti dapat digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk penyakit asma, bronkhitis, radang tenggorokan, luka, obat anti kanker, obat mata, anti-neoplastik, anti inflamasi, hemostasis, analgesik (Hariana, 2013).

Arsyad dkk, (2020) menemukan jika daun tanaman ini memiliki kandungan alkaloid, saponin, flavonoida, dan polifenol.

Kandungan flavonoid dan polifenol yang terdapat pada tanaman kitolod tersebut dapat berperan sebagai anti-inflamasi sehingga dapat menurunkan neovaskularisasi pada kornea yang terbentuk akibat paparan zat kimia basa pada mata.

KLIK INI:  Daun Insulin, Obat Tradisional yang Ditakuti Penyakit Diabetes Militus

Secara empiris, tanaman kitolod banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit mata seperti katarak. Selain itu, tanaman kitolod memiliki efek antibakteri penyebab konjungtivitis (Siregar 2012).

Tanaman ini memiliki batang lurus dan memiliki kandungan anti bakteri, sehingga banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengobati gangguan mata.

Kitolod mengandung zat bioaktif yang berupa senyawa alkaloid, flavonoid, serta saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri yaitu zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri (Malik, et.al., 2014).

KLIK INI:  Impatiens Walleriana, Tumbuhan Berbunga yang Bisa Menumbuhan Dirinya Sendiri

Hal menarik dari tanaman ini adalah semua organ dari tumbuhan kitolod memiliki kandungan zat bioaktif mulai dari akar, batang, bunga, daun serta buahnya (Egarani, et.al., 2020).

Menurut penelitian Hastuti, et.al. (2021) menyebutkan, rebusan daun tanaman ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Belum terlalu dilirik

Meski memiliki banyak manfaat, tetapi tanaman ini belum dibudidayakan secara massif, baik sebagai tanaman hias maupun sebagai tanaman obat.

Di Indonesia, masyarakat yang menanam kitolod  umumnya untuk keperluan sendiri. Caranya pun masih dengan teknik tradisional dalam pot, dengan sumber benih berupa biji, stek batang atau anakan.

Tanaman kitolod yang dibudidayakan jarang sampai menghasilkan biji.  Karena biasanya bunganya dipetik untuk dimanfaatkan sebagai obat, sedangkan perbanyakan tanaman kitolod secara in vitro sejauh ini belum dilakukan.

KLIK INI:  Menyingkap Aroma Mitos dan Mistis Bunga Sedap Malam

Nur’aeni dkk, (2022) mengatakan, bila pemanfaatan tanaman ini semakin berkembang, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan ketersediaan sumber benih, sedangkan untuk budidaya tanaman kitolod secara komersial, diperlukan benih dalam jumlah banyak.

Tanaman kitolod merupakan terna tegak. Tingginya dapat mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, serta bergetah putih dengan rasa tajam yang beracun.

Daunnya tunggal, duduk, helaian daunnya berbentuk lanset, dengan ujungnya yang runcing, dan pangkalnya yang menyempit.

KLIK INI:  Berkenalan dengan Bunga Alamanda, Kandungan dan Manfaatnya

Tepi daunnya bergerigi sampai melekuk, dengan panjang daun 5-17 cm, dan berwarna hijau. Bunganya tunggal, tegak, bertangkai panjang, keluar dari ketiak daun, mahkotanya berbentuk bintang, dan berwarna putih.

Buahnya termasuk buah kotak, berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, dengan biji yang banyak. Perbanyakannya dapat dengan biji, stek batang, atau anakan.

Bagaimana sahabat hijau, tertarik menghijaukan halaman rumah Anda dengan tanaman dwifungsi ini?

KLIK INI:  Cymbidium, Anggrek Menawan yang Diincar Pasar Dunia dan Cara Merawatnya