Cuphea Carthagenensis, Gulma Bebal yang Berpotensi Jadi Tanaman Hias

oleh -284 kali dilihat
Cuphea Carthagenensis
Cuphea Carthagenensis-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Cuphea carthagenensis. Namanya terdengar asing, bukan? Namun, saat kamu berkunjung ke kebun atau sawah. Kamu akan menemukannya banyak tumbuh liar.

Di sisi kiri dan kanan jalan menuju tandabaca, banyak dihiasi tumbuhan ini. Ia tumbuh di bawa naungan pohon cengkeh yang memang tidak terlalu rapat. Makanya, sinar matahari mudah menerobos.

Tumbuhan dari kelas Magnoliopsida ini dikenal pula dengan nama lilin kolombia. Di mesin pencarian google, tidak banyak penjelasan mengenainya.

Di kampung saya, Kindang, Bulukumba. Tumbuhan ini adalah jenis gulma atau rerumputan yang bebal. Tidak mudah dibasmi, bahkan meski disemprot dengan racun rumput. Ia akan menolak mati.

KLIK INI:  Tumbuhan Eceng Gondok dan 5 Keunikan Tersembunyi di Baliknya!

Jika ingin dibasmi dengan cara dicabut batangnya. Bukan pula perkara mudah. Karena batangnya susah tercabut. Akarnya cukup kuat menancap ke tanah.

Untungnya, Cuphea carthagenensis ini bukanlah tumbuhan yang tumbuh tinggi. Tumbuhan ini merupakan herba tegak. Tingginya hanya 15 hingga 50 cm saja.

Pada kebun atau tanah yang memiliki naungan rapat. Apalagi tidak tembus sinar matahari. Bisa dipastikan tumbuhan ini agak sulit ditemukan. Itu karena ia menyukai lingkungan yang terang dan terbuka. Meski dapat pula mentolerir sinar matahari parsial.

Tumbuhan dari  marga Cuphea pertama kali dinamai oleh Nicolaus Josephus Jacquin sekitar tahun 1760. Namanya sebagai Lythrum carthagenense. Jacquin sendiri berasal dari Kolombia.

Untuk tumbuhan marga Cuphea, bukan hanya  lilin kolombia saja, tapi banyak. Ada sekitar 260 spesies dalam keluarga Lythraceae.

KLIK INI:  Air Mata Buaya Nyata Adanya, Bukan Hanya Kiasan, Ini Penjelasannya

Cuphea Carthagenensis-foto/Ist

Morfologi dan sebaran Cuphea carthagenensis

Cuphea carthagenensis memiliki akar tunggang. Batang tegak, segi empat, hispid, bagian termuda berwarna keunguan.

Bilahnya berbentuk lonjong hingga lonjong dengan panjang 2 hingga 6 cm dan lebar 1,5 hingga 2 cm. tumbuhan dari  divisi Tracheophyta ini bertangkai tangkai daun pendek. Panjang 2 mm.

Bunganya tersusun pada posisi terminal atau ketiak daun di ujung batang. Corole berbentuk tabung diakhiri dengan 6 kelopak merah muda linier. Buahnya berbentuk kapsul bulat telur pendek. Panjang 3,5 sampai 5 mm.

Cuphea carthagenensis adalah spesies tahunan. Ia berkembang biak hanya melalui bijinya yang dapat diangkut oleh limpasan atau lumpur yang menempel pada hewan atau kendaraan.

Tumbuhan ini, menjadi gulma yang setia pada tanaman tahunan, misalnya jagung, ketimun, padi dan  hingga talas.

Tumbuhan yang berasa dari Amerika Selatan dan Antilles Kecil. Saat ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Baik di wilayah tropis maupun subtropis, di antaranya Amerika Tengah, Karibia, Amerika Utara, Asia, dan Pasifik.

KLIK INI:  Kiacret (Spathodea Campanulata), Tanaman Paling Invasi yang Kaya Manfaat

Berpotensi sebagai tanaman hias

Cuphea carthagenensis memiliki bunga yang indah. Ukuran bunganya kecil berwarna ungu. Saat berbunga, tumbuhan ini terlihat menarik. Bunganya tumbuh pada pucuknya. Bunga itu kemudian akan menjadi buah.

Buahnya yang kecil memiliki biji berwarna hitam yang terbalut dalam buah. Tumbuhan ini memiliki batang yang unik. Batangnya memiliki dua warna, warna ungu pada satu sisi dan sisi lainnya berwarna hijau.

Jika dilihat dari dekat. Batangnya tampak memiliki duri. Namun, durinya tidak tajam. Jika ingin menjadikan tumbuhan ini sebagai tanaman hias, Anda bisa menanamnya di dalam pot.

KLIK INI:  Selain Keindahan, Kacang Hias Juga Menawarkan Manfaat Lain yang Mengesankan