Boroco, Tanaman Obat Potensial yang Dibiarkan Tumbuh Liar

oleh -1,484 kali dilihat
Boroco, Tanaman Obat Potensial yang Dibiarkan Tumbuh Liar
Boroco, Tanaman Obat Potensial yang Dibiarkan Tumbuh Liar-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Hujan sedang menderas. Pemandangan pagi terasa buram. Namun, bunga boroco yang tumbuh tak sengaja di bawah pohon cengkih—di depan rumah tetap eksotis.

Tumbuh tak sengaja karena bunga itu tak ditanam—tumbuh dengan sendirinya. Ibu memang pernah memelihara bunga boroco dan tumbuh  sangat subur.

Namun, sifatnya yang mati setelah setelah berbunga. Membuat budidayanya terasa tak menarik. dibutuhkan sifat rajin untuk menggantinya setiap saat—saat yang tua sudah tiada.

Perkembangbiakannya terbilang cepat, karena berkembang biak dengan biji. Tanaman ini memiliki bunga yang sangat kecil. Saking kecilnya, dalam satu ukuran satu ons bisa mencapai hingga 43.000 biji.

KLIK INI:  Ini Manfaat Ajaib Lengkuas, Bumbu Masak yang Sering Mengecoh
Berjenis kelamin ganda dan kaya manfaat

Ia merupakan tumbuhan berbunga hermaprodit (berkelamin ganda). Memiliki jenis bunga yang indah, seperti yang tumbuh di depan rumah—di bawah pohon cengkih. Memiliki warna merah jambu yang bersusun rapi.

Bunga bernama ilmiah Celosia argentea ini, selain bisa sebagai tanaman hias, juga berfungsi sebagai tanaman herbal. Khususnya bunga boroco merah.

Tanaman berasal dari daerah tropis ini memiliki warna bunga cerah nan indah. Meski begitu, di Cina dan India  dikenal sebagai gulma bermasalah.

Untuk boroco merah, seperti yang terdapat di depan rumah itu, menurut Preety J dan Saranya V.T.K, (2015) ekstrak daunnya pada dosis 100 mg memiliki aktivitas antioksidan. Sehingga dapat digunakan menjadi pelindungan terhadap kerusakan oksidatif pada sel-sel tubuh.

Hal itu dikarenakan daun boroco merah mengandung senyawa alkaloid, tanin, saponin,  flavonois, asam amino, dan polifenol.

Kandungan tersebut  dapat berperan sebagai antioksidan. Sementara sifat utama dari antioksidan adalah melindungi sistem sel dan organ tubuh dari  ROS atau Spesies 0ksigen Reaktif. Hal itu mampu menangkap dan menangkal radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam nukleat, lipid maupun DNA serta protein.

Urmila GH pada tahun 2014 pernah melakukan penelitian tentang tumbuhan ini. Urmila menemukan jika  ekstrak daun boroco merah pada dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB efektif sebagai agen anti hiperlipidemik pada tikus yang diberi diet kolesterol tinggi.

Sedangkan pada penelitian   Rukhsana A (2015) menegaskan jika  ekstrak daun Celosia argentea L. pada dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB berpotensi sebagai agen immunomodulator dan dapat diberikan sebagai alternatif untuk terapi yang membutuhkan immunomodulator..

Sementara itu Mega Selvina dkk (2017) mengemukanan jika ekstrak etanol tanaman herbal ini  memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus Hiperkolesterolemia-Diabetes.

Selain itu, ekstrak etanol pada daunnya  dengan dosis 100 mg/kg BB merupakan dosis yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Melihat hasil penelitian di atas. Setidaknya bisa ditarik kesimpulan bahwa tanaman ini memiliki sangat potensial sebagai tanaman obat.

KLIK INI:  Perihal Tanaman Puring, Manfaat dan Ragam Jenis yang Menghiasi Halaman Rumah
Taksonomi tanaman boroco
  • Divisi : Tracheophyta
  • Upadivisi : Spermatophytina
  • Klad :  Angiosperms,  mesangiosperms, eudicots, dan core eudicots
  • Ordo : Caryophyllales
  • Famili : Amaranthaceae
  • Upafamili : Amaranthoideae
  • Genus : Celosia
  • Spesies : Celosia argente

Tanaman ini merupakan tumbuhan dengan pertumbuhan yang tidak tinggu. Ia hanya memiliki  tinggi  sekitar  30-100 sentimeter.

Ia bisa tumbuh liar di mana saja, baik di pinggir selokan, di  sisi  jalan,  tanah    lapang    terlantar, dan di bawah pohon serta di dalam pot.

Untuk ciri-ciri batangnya sendiri, tanaman ini memiliki batang  bulat dengan alur kasar memanjang.

Batangnya juga bercabang   banyak. Berwarna warna  merah atau hijau. Pada daunnya  memiliki  warna merah atau hijau berbentuk bulat  telur memanjang, tepinya bergerigi   halus  hampir   rata dan ujung  lancip.  .

Pada bunganya berbulir panjang sekitar  3-10  sentimeter. Warnanya cukup mencolok berwarna ungu atau merah  muda.

Bunga ini memiliki biji yang sangat kecil berwarna hitam cerah. Bunganya tumbuh di ujung-ujung cabang (Bangun, 2012).

Di Indonesia sendiri, tanaman ini ditemukan ketinggian  1-1.700 di  atas  permukaan laut.

Karena bisa berkembang biak di mana saja, sehingga perawatannya tidak terlalu rumit jika ingin dibudidayakan.

Apalagi sebagai tanaman obat, seluruh bagian  tanaman ini,  baik yang sudah kering maupun yang masih segar dapat   digunakan   untuk   mengobati beberapa penyakit (Permadi, 2006).

KLIK INI:  Sekilas Tentang Kantong Semar, Sang Pengontrol Inflasi Serangga