- Kayu Bitti, Penyelamat Perahu Pinisi - 26/04/2025
- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
Klikhijau.com – Di halaman depan rumah. Pada tanah agak kosong yang tak begitu luas. Beberapa bulan lalu, Ibu menanaminya dengan ubi kayu atau singkong.
Iya, tanah itu tak benar-benar kosong, sebab ada tiga pohon cengkeh yang menghuninya. Namun, jarak ketiganya cukup renggang.
Selain singkong, Ibu juga menanaminya jagung. Namun, agar singkong dan jagung dapat berusia hingga panen, harus dipagari. Sebab hama babi semakin sulit dikendalikan, semakin berani masuk ke permukiman warga.
Ibu memilih menanam singkong karena tanaman bernama ilmiah Manihot utilissima Pohl sangat cepat bisa dinikmati manfaatnya, khususnya daunnya.
Daun singkong sangat mudah tumbuh, sehingga bisa jadi penolong ketika sedang butuh sayur. Iya, daun singkong yang masih mudah merupakan bahan sayuran yang nikmat dan kaya manfaat kesehatan.
Sementara daunnya yang sudah tua, dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Selain daun, hal yang paling dinanti tanaman dari ordo Malpighialesini adalah umbinya.
Tanaman ini memiliki banyak nama, di antaranya singkong, ketela pohon, kaspe, ubi sampa atau ubi prancis, dan ubi kayu. Ia termasuk tanaman perdu tropis dan subtropis tahunan dari suku Euphorbiaceae.
Tanaman ini yang bisa tumbuh hingga tinggi mencapai 7 meter. Ia mempunyai akar tunggang dengan sejumlah akar cabang. Akarnya itulah yang membesar menjadi umbi yang dapat dimakan.
Rini Restian, dkk (2014) mengatakan singkong merupakan bahan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung—yang mempunyai potensi sebagai sumber karbohidrat yang penting sebagai bahan pangan.
Tanaman dari genus Manihot adalah tanaman serbaguna. Batangnya dapat dimanfaatkan untuk bibit, papan partikel, kerajinan, briket, dan arang. Sementara daunnya untuk makanan, farmasi, industri pakan ternak, dan farmasi (Soekartawi, 2005).
Sedangkan bijinya berpotensi sebagai penghasil minyak (Popoola & Yangomodou, 2006). Kulit umbinya dapat manfaatkan sebagai pakan ternak, dan daging umbinya dapat diolah menjadi berbagai produk seperti makanan, tapioka, tepung ubi kayu, gaplek, bioethanol, dekstrin, perekat, dan lain-lain.
Tapi, bagi Ibu yang dikejar adalah daunnya untuk sayuran dan juga umbinya untuk digoreng atau direbus lalu dimakan bersama.
Tanaman yang tangguh
Tanaman ini cukup tangguh, ia memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi baik terhadap iklim yang kurang baik, maupun jenis lahan yang kurang subur. Singkong mampu tumbuh pada segala jenis tanah, baik alluvial, latosol, dan podsolik. Ia memerlukan curah hujan tahunan optimum 760 hingga 1.500 mm.
Islami, (2015) mengungkapkan tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kondisi lingkungan ekstrim, semisal lahan gambut dan iklim marjinal.
Di Indonesia, ia dapat ditanam di dataran sampai ketinggian kira-kira 1.500 Mdp, suhu minimum 10oC, dan kelembaban rerata 65 persen
Tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini adalah tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk diambil patinya yang sangat layak cerna.
Kandungan dan manfaat daunnya
Umbi dari tanaman ini telah menjadi sumber energi dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, namun kurang dalam hal protein. Namun, daunnya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada umbi dan kulitnya.
Daunnya mengandung asam hidrosianat yang beracun, tetapi racun itu akan hilang sesudah direbus selama kurang 5 menit.
Daun tanaman ini mengandung vitamin A dan C serta kalsium. Dosisnya rerata lebih di atas dibandingkan dengan sayuran daun yang lain.
Daunnya mengandung vitamin, mineral, klorofil dan kalori, dan serat. Vitamin terkandung di dalamnya adalah A, B1, B2, C dan niasin. Sementara mineralnya terdiri dari fosfor, besi, dan kalsium. Dalam setiap 100 gram daunnya terkandung 73 kalori (Sintia, 2004).
Daun tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai obat, di antaranya mencegah konstipasi (sembelit), anti kanker dan anemia, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin A dan C pada daun tanaman ini berperan sebagai antioksidan yang mencegah proses penuaan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
Adi, (2006) membeberkan jika kandungan kalsium yang tinggi sangat baik untuk mencegah penyakit tulang seperti rematik dan Asam urat. Daun singkong memiliki beragam manfaat, di antaranya:
-
Membantu metabolisme tubuh
Daun dari tanaman ini merupakan sumber protein nabati yang tinggi, yang banyak mengandung vitamin B.
Vitamin B sangat diperlukan untuk membangun sel-sel tubuh yang akan membentuk enzim-enzim yang membantu metabolisme tubuh.
-
Sebagai sumber energi
Kandungan berbagai protein atau asam amino essensial pada daun singkong sangat membantu memberikan energi yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Asam amino essensial pada daun singkong, membantu perubahan karbohidrat menjadi energi yang akan digunakan tubuh beraktivitas.
-
Sebagai sumber antioksidan
Daun singkong adalah salah satu sumber antioksidan, yang berperan baik untuk mencegah dan membuang radikal bebas dalam tubuh.
-
Pembentukan dan regenerasi sel tubuh
Asam amino essensial yang terdapat dalam daun singkong merupakan salah satu sumber penting dalam menjaga dan meregenerasi sel dalam tubuh manusia. Asam amino merupakan protein yang dapat membantu dalam menumbuhkan sel yang rusak serta memberikan pembaharuan terhadap sel dalam tubuh agar tetap berfungsi normal.
-
Untuk diet
Daun Singkong Ternyata juga sangat baik digunakan untuk diet, kandungan serat dan tingginya protein di dalamnya adalah salah satu menu diet sehat.
-
Baik untuk pencernaan
Serat sayuran sangat baik bagi pencernaan, sehingga dapat membantu menyehatkan usus besar manusia, begitu juga dengan daun singkong. Mengonsumsi rutin daun singkong dapat memberikan efek yang cukup baik untuk pencernaan kita.
-
Penambah darah
Daun tanaman ini sangat baik sebagai penambah darah saat sedang terkena anemia.
Jadi, paham kenapa Ibu menanam singkong di depan rumah, pada tanah kosong yang tak terlalu luas itu. Selain sebagai “penolong” yang cepat saat butuh sayuran, juga rupanya kaya akan manfaat kesehatan.