- Menyerap Sensasi Hijau Donggia Bersama TBM Al-Abrar, Bulukumba - 01/10/2024
- Dipeluki Sampah - 29/09/2024
- Yudi, Urang Aring yang Tak Terawat, dan Manfaatnya yang Mengejutkan - 27/09/2024
Klikhijau.com – Pertemuan dengan bunga White Buttercup sungguh tidak terduga. Saat itu Icha, yang mengendarai motor di depan saya tetiba berhenti. Saya yang mengikutinya dari belakang juga berhenti.
“Kita bernaung dulu sambil menunggu mereka,” katanya begitu saya berhenti. Mereka yang Icha maksud adalah kakak saya beserta istrinya.
Icha berhenti tepat di depan kios kecil yang terlihat terbengkalai di pinggir jalan di Desa Tamaona, Bulukumba, Selasa pagi, 2 Januari 2024.
Ia lalu masuk bernaung dari hujan yang tidak terlalu deras bersama anak gadisnya yang baru menginjak dua tahunan itu.
Saya tidak berhenti di depan kios itu. Tapi melewati sekira dua meter. Berhenti di depan tanaman hias berbunga indah yang tumbuh di pinggir jalan. Di depan rumah warga.
Begitu motor berhenti dan dua ponakan yang saya bonceng turun. Saya melangkah perlahan ke arah tanaman dengan bunga berwarna putih itu.
Bunganya yang lebat dan indah telah memanggil-manggil saya untuk mendekatinya. Saya mengarahkan mata kamera gawai ke arahnya.
Tanaman hias itu, belakangan saya tahu bernama White Buttercup. Di Indonesia, namanya lebih dikenal dengan bunga pukul delapan. Ada juga yang menamainya lidah kucing.
Namun, pada jurnal-jurnal ilmiah, nama yang paling umum digunakan adalah Turnera subulata. Nama umum lainnya dikutip dari green cover initiative adalah Buttercup putih, Alder putih, Bunga politisi, Alder belerang, Turnera bermata gelap, Mawar bijak, Alder kuning, dan Buttercup kuning. Penyematan nama warna di belakang namanya merujuk kepada warna bunga tersebut.
Memotret dengan cepat
Saya memotret tanaman itu dua atau tiga kali dengan cepat. Takut gawai saya basah kuyup, meski hujan tidak lagi sederas sebelumnya. Alasan lainnya, kami berniat melanjutkan perjalanan ke Bontomanai. Apalagi yang kami tunggu juga telah datang.
Biasanya setelah memotret sesuatu, saya akan mengecek hasilnya, jika saya anggap kurang bagus. Saya akan hapus dan kembali memotret objek yang sama berkali-kali hingga mendapat foto yang memuaskan.
Namun, pagi di Hari Selasa itu. Tidak ada ritus mengecek foto yang saya ambil sebab harus berangkat secepatnya. Dan pertemuan saya dengan tanaman berbunga indah itu hanya sekejap saja. Amat tergesa.
Cukup lama saya diamkan foto itu, saya baru menengoknya saat sore hari. Ketika sedang membaringkan tubuh di rumah. Iseng saya membuka galeri foto dan melihatnya.
Rupanya hasilnya cukup bagus. Air hujan pada kelopak bunganya menyerupai titik tampak jelas. Itu menambah keanggunannya..
Tanaman dari famili Passifloraceae ini adalah salah satu bunga taman yang eksotis. Bunganya memiliki kelopak putih krem . Pada pangkal kelopaknya berwarna kuning cerah. Ada tanda hitam kecil mengitarinya. Benang sari dengan corak berwarna kuning dan terlihat jelas.
Tanda itu berfungsi sebagai pemandu nektar. Ia bisa berbunga hampir sepanjang tahun. Terutama dalam cuaca tropis yang hangat.
White Buttercup merupakan herba dengan tinggi 60 – 90 cm. Ia memiliki akar dengan panjang 30 – 80 cm. Daunnya berwarna hijau dengan panjang 2 -7 cm dan lebar 1 – 4 cm. Bunganya memiliki 5 kelopak bulat berwarna krem.
Bunganya menunjukkan polimorfisme, menghasilkan dua jenis bunga yang berbeda panjang coraknya.
Meskipun tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Namun, tumbuh subur banyak negara dengan cuaca hangat. Termasuk di Indonesia. Apalagi tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang rumit.
Sebagian tanaman dari jenis ini toleran terhadap kekeringan, tanah yang buruk, dan kondisi cuaca ekstrem.
Manfaat White Buttercup
Tanaman hias ini, tidak hanya menawarkan keindahan, tetapi juga ragam manfaat yang menarik. White Buttercup memiliki beberapa kegunaan obat dalam pengobatan herbal tradisional dalam pengobatan diabetes, hipertensi, dan peradangan
Selain dapat ditanam dalam pot. Tanaman ini juga umumnya ditanam langsung. Terkadang dijadikan sebagai tanaman pembatas atau pagar.
Bunganya yang berwarna cerah menarik burung, lebah, dan serangga berdatangan yang dapat membantu penyerbukan tanaman lain juga. Setelah diserbuki, bunganya menghasilkan buah kecil berbulu yang berisi biji.
Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai pengendalian hama secara biologis. Khususnya pada tanaman kelapa sawit, sebab dapat jadi habitat musuh alami ulat api, yaitu Sycanus dichotomus.
Ulat api biasanya mencari nektar pada bunga ini karena bunganya terbuka pada pukul delapan dan menutup pada pukul 11.00 atau 12.00.
Menurut Hidayat dkk, (2018) Turnera subulata dan Turnera ulmifolia yang ditanam di sekitar kebun kelapa sawit mempunyai pengaruh yang berbeda dalam mengundang serangga phytophagous dan entomophagous.
Turnera subulata dapat menarik serangga dua kali lebih banyak dibandingkan Turnera ulmifolia. Oleh karena itu semakin banyak bunga Turnera subulata yang mekar maka serangga tersebut akan semakin banyak sehingga dapat mengendalikan ulat api. (Rusmarini, dkk 2021)
Tanaman ini juga dapat menjadi habitat bagi para predator dan parasitoid. Karena ia merupakan tanaman berbunga. Sementara tanaman berbunga memiliki kemampuan untuk menarik serangga.
Yahya, (2020) mengungkapkan tanaman ini bertindak sebagai sumber pakan dan dapat digunakan sebagai tempat bertelur. Tanaman berbunga dapat menarik serangga yang bertindak sebagai polinator dan musuh alami.
Tanaman ini juga mengandung senyawa metabolit phenolic, flavonoids, alkaloids, β-amino asamand tannins (Souza, 2016).
Oya, Tanaman ini dapat diperbanyak melalui melalui biji dan stek batang. Jadi, tidak ada salahnya membudidayakannya. Jika belum sempat, cukup memotretnya saja jika bertemu dengannya dan simpan di galeri gawaimu, yang sewaktu-waktu bisa kamu intip keindahannya, seperti yang saya lakukan.