Kecupan Kemarau

oleh -122 kali dilihat
Mendebarkan, Indonesia Terancam Kekeringan karena Kemarau Panjang?
Ilustrasi kekeringan/foto-metropekanbaru.com
Nona Reni

Kecupan Kemarau

 

Sebelum pergi, kemarau mengecup kerut dahiku
Mengorek rasa nyeri dalam rongga benakku
Kemarau yang bernama takdir
Tak mungkin kulawan

Maka kubiarkan saja ia menjilat mata batinku
Bakar gelap yang terlelap dalam kamar impian
Kukosongkan bola mata dari angan kelabu

Tak usah terkejut
Toh, putaran jarum jam akan merajut kisah dan takdir lain
Kisah kemarau dari bibir petani yang selalu bisu
Bisu dari apresiasi dalam belantara kebijakan baru pemerintah

Mau apa lagi?
Semua dikelupas nasib
Dan tak ada yang mengerti kenapa mereka harus peduli

Aku mengusap wajah
“panen gagal lagi tahun ini,” ujarku

Kemarau memanggang. Air irigasi mengisi kantong koruptor

2023

KLIK INI:  Mata Kunang-kunang

Dalam Bingkai

Aku di pojokan dalam bingkai sebuah lukisan
Kebun pisang yang samar, hutan pinus yang terbakar
Seorang bocah kecil kesasar

Yang ditungguinya cuma kapan lolos dari rasa tersesat
Lepas dari lubuk ketakutan yang memenjarakan hidupnya

Di dalam dirinya pinus tumbuh berbuah apel
Belukar, ular, dan jalan-jalan yang menyesatkan

Ia seperti sedang menghadapi teka-teki ganjil
Seperti dihadapkan dengan perobatan di dapur yang menghitung upah kerja
Bon-bon warung dan itu
Uang jajan bocah yang tak kenal senyum ibu

Satu-satunya yang tersisa hanya lampu lima watt
Dan seorang lelaki tua di pojok kamar menghitung utang
Dalam kepalanya terbersit sebuah pertanyaan, “Apakah lukisan itu kujual saja?”

Lukisan hutan hijau yang babat
Lalu dipindahkannya ke dalam lukisan

2023

KLIK INI:  Gelas Plastik di Bibirmu

Panas Debu

Panas bercampur debu, terbawa angin terbang ke mana-mana

Berita hari ini mengabarkan, 2.000 HA sawah tadah hujan terancam gagal panen
Bendungan yang dijanjikan tak kunjung dibangun
Meski telah 20 tahun lalu diusulkan

Tak ada satu pun yang ingin disalahkan
Saling lempar tanggung jawab
Kewenangan dinas inilah, kewenangan dinas itulah

Sedang para petani sibuk mengakrabi peluh dan matahari
Pun anak cucu yang dilahirkan sebagai suku terasing
Di negeri yang terus diperah seperti sapi oleh para pemangku kekuasaan

Berita tentang luka terus saja tiba
Menggaruk luka di tubuh, di hati

2023

KLIK INI:  Air Hilang dalam Hujan

Lapar memang memalukan!

Kalimat itu pernah kubaca dari sebuah buku puisi yang ditulis orang hilang
Sampai kini tak ditemukan

Sebagai buruh pabrik yang nasibnya hampir sama dengannya
Tiba-tiba aku merasa takut untuk menulis puisi
Takut menjadi lapar dan sibuk menjadi orang yang tak bisa diajak bicara

Tapi bukankah puisi itu senjata yang bisa kau kokang kapan saja?
Tapi kenapa pula tanganku gemetar ketika ia ingin bicara dan menuntut keadilan?

Di luar pepohonan nyaris berlarian di hempas angin
Sampah-sampah menghuni jalanan
Udara berkabut polusi
Gagal panen mengintai
Satwa menghilang dari habitatnya
Dan percakapan-percakapan petinggi partai di televisi masih saja bisa menghiburku
Menyelamatkan omongan besar mereka yang tak pernah bisa dibungkam

2023

KLIK INI:  Kakak Pramuka dan Perihal Api Bekerja