Tanaman Rekayasa Genetika, Tingkatkan Hasil Panen dan Mereduksi Emisi GRK

oleh -234 kali dilihat
 Apa Manfaat Fosfor pada Pertumbuhan Tanaman?
Ilustrasi - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Meski sering dianggap kontroversial. Tanaman rekayasa genetika (GM) dianggap pula  sebagai tanaman yang dapat memenuhi permintaan global yang meningkat untuk produksi pangan.

Saking kontroversialnya, terutama di Eropa topik GM sering dipolitisasi. Padahal  literatur ilmiah yang ada telah menunjukkan bahwa tanaman GM dapat menghasilkan banyak manfaat, baik dalam bidang ekonomi, lingkungan, dan juga kesehatan.

Tanaman GM terbukti dapat pula meningkatkan hasil panen sehingga keuntungan pertanian lebih tinggi. Tidak hanya itu, tetapi juga dapat mengurangi penggunaan pestisida, karena penggunaannya jauh lebih rendah.

Apalagi saat ini upaya untuk meningkatkan produksi pangan menjadi perhatian terhadap perubahan iklim global. Hal itu dikarenakan pertanian menyumbang 25 persen dari emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.

KLIK INI:  Mengenal Jenis-Jenis Mangrove dan Perbedaannya yang Paling Mendasar

Kehadiran GM terbukti dapat membantu mengurangi emisi GRK melalui penyerapan karbon di tanah.

Dilansir dari Earth, dda sebuah sebuah studi baru-baru ini telah mengidentifikasi hubungan baru antara tanaman GM dan emisi GRK.

Meningkatkan hasil panen

Karena tanaman rekayasa genetika dapat meningkatkan hasil panen. Karena itu, para peneliti mempertimbangkan kemungkinan bahwa peningkatan hasil panen dapat mengurangi perubahan penggunaan lahan untuk mendukung produksi pangan.

Untuk mengevaluasi hipotesis ini, studi tersebut mempertimbangkan manfaat iklim yang akan terjadi melalui adopsi tanaman GM yang lebih luas di Uni Eropa (UE).

Uni Eropa dipilih untuk penelitian ini karena belum secara luas mengadopsi tanaman rekayasa genetika, dan sedang mengevaluasi kembali kebijakan regulasi GM. Analisis ini memberikan gambaran tentang dampak positif dari perubahan kebijakan.

KLIK INI:  Meresapi Makna Hujan Melalui Kata-kata dari Penulis Indonesia

Para peneliti mengevaluasi dampak Uni Eropa meningkatkan tanaman GM seperti jagung dan kedelai, ke tingkat AS. Tanaman yang dipilih secara luas ditanam di bagian lain dunia, tetapi hampir tidak di Eropa.

“Alasan utamanya adalah masalah penerimaan publik dan rintangan politik,” kata Dr. Matin Qaim, Direktur Pusat Penelitian Pengembangan di Universitas Bonn .

Temuan penelitian ini mengejutkan, dan menyarankan bahwa peningkatan tanaman rekayasa genetika di UE dapat menghindari 33 juta ton setara CO2, kira-kira 7,5 persen dari emisi GRK pertanian tahunan UE.

Penulis penelitian berpendapat bahwa manfaat iklim terkait dapat diperoleh pada skala global. Uni Eropa mengimpor banyak jagung dan kedelai dari Brasil, di mana perluasan lahan pertanian berkontribusi terhadap deforestasi tropis.

Hasil panen yang lebih tinggi di UE dapat mengurangi sebagian dari impor ini dan dengan demikian membantu melestarikan hutan hujan Amazon.

Para peneliti juga optimis untuk masa depan, karena studi mereka terbatas pada variasi GM yang sudah ada.

“Teknologi pemuliaan genomik baru saat ini sedang digunakan untuk mengembangkan berbagai aplikasi tanaman baru yang dapat mengarah pada manfaat mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tambahan di masa depan,” kata Dr Qaim.

KLIK INI:  Entah Manis atau Tanpa Pemanis, Kopi Dapat Jadi Penyelamat Hidup?
Keunggulan lain dari GM

Dilansir dari distan.bulelengkab bahwa teknologi rDNA atau Genetically Modified Organism (GMO) kelak memiliki  peran yang sangat penting.

Teknologi ini  bisa menjadi strategi dalam peningkatan produksi pangan dengan beragam keunggulan, di antaranya:

  • Mereduksi kehilangan dan kerusakan pasca panen
  •  Mengurangi resiko gagal panen
  • Meningkatkan rendemen dan produktivitas
  • Menghemat pemanfaatan lahan pertanian
  • Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia
  • Meningkatkan nilai gizi
  • Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan oleh virus.
KLIK INI:  Melalui ENDC, Indonesia Berkomitmen Menjaga Suhu Global

Tidak hanya itu, teknologi rDNA juga memiliki keunggulan lain yang cukup mengejutkan, yakni:

  • Menghasilkan jenis tanaman baru. Tanaman yang tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang keras seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim.  
  • Toleran terhadap herbisida yang ramah lingkungan yang dapat mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanaman itu sendiri.  
  • Meningkatkan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang lebih panjang
  • Memiliki sifat-sifat yang lebih dikehendaki, misalnya kadar protein atau lemak dan meningkatnya kadar fitokimia dan kandungan gizi.

Jadi, bagaimana sahabat hijau, tertarik mengembangkan tanaman ini, meski melahirkan kontroversial?

KLIK INI:  Hutan Kota, Pengertian dan Manfaatnya bagi Lingkungan