Klikhijau.com – Generasi Z memang sudah seharusnya memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan hidup. Pertama, anak-anak mudalah yang akan mendiami planet bumi lebih lama dibanding generasi sebelumnya. Kedua, anak-anak muda saat ini sudah semakin merasakan berbagai masalah lingkungan dan bagaimana dampaknya dengan kehidupan manusia.
Hal ini ditegaskan Anis Kurniawan, Direktur Klikhijau saat menjadi narasumber pada Sarasehan Lingkungan Hidup yang digelar SMK 6 Makassar, Rabu (27/9).
Selain Anis Kurniawan, hadir pula Lurah Banta-bantaeng dan Perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian dari pembentukan komunitas “green school” di SMK 6 Makassar. Komunitas yang dibentuk dengan visi menumbuhkan kesadaran lingkungan civitas akademik di sekolah khususnya para siswa.
“Semua bisa melihat dan merasakan bahwa ada masalah besar saat ini terkait dengan lingkungan hidup, katakanlah isu perubahan iklim yang memang memerlukan perhatian semua pihak. Anak-anak muda perlu ambil bagian dalam bentuk aksi-aksi nyata demi pemulihan lingkungan sekecil apa pun itu. Sekarang juga dan dimulai dari diri sendiri,” jelas Anis.
Anis menambahkan permasalahan lingkungan saat ini memang sangat meluas. Tetapi, anak-anak muda dapat mendalami pada isu mana dapat terlibat. Ia mencontohkan masalah sampah atau isu keanekaragaman hayati. Kedua isu ini sedang jadi pusat perhatian global, anak-anak muda dapat mengambil peran misalnya dalam bentuk kampanye dan edukasi hingga aksi nyata.
“Saya apresiasi inisiatif SMK 6 yang membentuk komunitas “green school”. Ini satu aksi nyata khususnya di lingkungan sekolah. Kita tahu masalah-masalah lingkungan juga ada di sekolah, katakanlah masalah sampah. Sekolah seharusnya jadi role model penanganan sampah agar membentuk karakter generasi muda sebagai agen perubahan,” pungkasnya.
Kepala Sekolah SMK 6 Makassar, Andi Nursyidah Galigo, S.Pd.,M.Pd., mengatakan Komunitas “green school” rencananya akan dilantik secara resmi. Jumlah pengurusnya terbilang banyak yang sebanyak 60-an siswa.
“Cukup banyak karena memang tujuannya adalah partisipasi siswa. Sekolah kita cukup luas dan masalah utama kita disini adalah sampah. Rencananya komunitas ini akan kita dorong untuk melakukan berbagai kegiatan,” tutupnya.
