Alarm Kepunahan Berbunyi Nyaring bagi Bangau Bluwok

oleh -369 kali dilihat
Bangau bluwok

Klikhijau.com – Keberadaan bangau jadi hiburan tersendiri bagi petani. Burung ini acap bertandang ke sawah. Mereka memang menyukai daerah yang berair dan berlumpur.

Bangau atau bango merupakan sebutan bagi burung dari keluarga Ciconiidae. Satwa ini memiliki ciri yang khas, yakni badannya berukuran besar dan kakinya panjang.

Ciri lain satwa dari ordo Ciconiiformes ini adalah berleher panjang, paruhnya besar, kuat, dan tebal.

Di dunia ini bangau lebih dari satu, satu di antaranya adalah bangau bluwok atau Mycteria cinerea. Ukuran jenis ini besar, memiliki tinggi saat berdiri 91 hingga 95 cm.

KLIK INI:  Air Mata Buaya Nyata Adanya, Bukan Hanya Kiasan, Ini Penjelasannya

Faizal Mahdi Syamal dkk (2018) yang mengutip pendapat Indrawan mengungkapkan jika habitat utama bangau jenis ini adalah hutan bakau, rawa, sawah, tambak, dan daerah dataran lumpur lainnya yang terletak di daerah pesisir.

Ada kebiasaan unik dari bangau jenis ini, yakni menyukai hidup sendiri atau bergabung ke dalam kelompok-kelompok kecil di dekat pantai.

Terkadang burung berparuh kuning panjang ini bergabung pula dengan bangau-bangau jenis lain, termasuk juga burung kuntul dan ibis. Karena suka menyendiri, jadinya bangau bluwok  terbilang lambat dalam hal perkembangbiakannya.

Jika kamu melihat ada sarang burung di pucuk  pohon bakau atau mangrove, beringin, dan kepuh  sangat mungkin itu adalah sarang bangau bluwok. Sebab mereka suka bersarang di pucuk-pucuk pohon tersebut.

Burung ini memiliki musim terbaik, yakni antara Januari sampai September, sepanjang tahun. Saat bertelur, sarangnya akan berisi satu hingga empat butir telur.

KLIK INI:  Kelahiran Anak Badak Jawa jadi Kado Istimewa di HUT RI ke 76

Telur-telur tersebut akan dierami sekitar satu bulan lamanya. Setelah menetas, anakannya tak menunggu lama untuk belajar terbang, umumnya anakan akan keluar pada minggu keenam atau tujuh, anakannya  untuk belajar terbang.

Terancam punah

Burung yang tersebar di Kamboja, Malaysia,Thailand, Vietnam, dan tentu saja di Indonesia. Saat ini berada di zona yang mengkhawatirkan, sebab dilaporkan telah terancam punah.

Ancaman kepunahan itu dipertegas oleh International Union for Conservation and Nature (IUCN) yang memasukkannya ke dalam daftar merah (redlist) pada kategori genting (endangered/EN) atau terancam punah secara global.

Sedangkan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), masukkannya ke dalam kategori appendix I. Artinya burung ini tak boleh lagi diburu, mereka wajib segera diselamatkan dari kepungan kepunahan.

KLIK INI:  Literasi Mengenai Satwa Liar Minim di Ruang Publik

Populasi burung ini di seluruh dunia menurut lembaga nirlaba Burung Indonesia tak sampai 2.000 individu.

Negara yang paling banyak dihuni oleh burung ini adalah Indonesia, sekitar 1.700 individu  di kawasan pantai Jawa, Sulawesi, Sumatra, Bali, dan Sumbawa. Itu artinya, populasi burung sekitar  sebesar 70 persen terdapat  di Indonesia.

Penyebab ancaman kepunahan

Kepunahan suatu spesies tidak hanya disebabkan oleh satu factor, tapi banyak faktor. Demikian pula bangau bangau bluwok.

Menurut Dwi Mulyawati dari Bird Conservation Officer Burung Indonesia, burung ini tidak bisa pindah ke sembarang tempat dikarenakan hidupnya bergantung pada ketersediaan lahan basah.

Jika merujuk pendapat Dwi, artinya semakin kurang lahan basah. Populasi burung ini semakin terdesak ke arah kepunahan.

KLIK INI:  Dua Jenis Burung Ini Menghilang, Kemungkinan Telah Punah

Iya, menyusutnya luas lahan basah dikarenakan alih fungsi yang menyulapnya menjadi kawasan pertanian, permukiman telah meneror burung penyuka kerang ini.

Berkurangnya habitat mereka telah menurunkan pula sumber pakan dan hilangnya area bersarang bagi burung ini.

Selain itu, ancaman lainnya adalah perburuan yang masih marak dilakukan, entah untuk dikonsumsi, dipelihara sebagai koleksi atau diperdagangkan untuk mendapatkan cuang.

Hal yang mesti dilakukan

Hal yang perlu dilakukan agar bangau jenis ini tetap ada adalah merawat dan menjaga lahan basah sebagai habitat utamanya.

Khusus di Indonesia, pemerintah harus tegas menerapkan peraturan perlindungan satwa yang dilindungi dengan menindak tegas  siapa saja yang memburu, merusak habitat dan memperdagangkannya.

Jika tak demikian, maka bangau bluwok yang suka menyendiri itu, akan benar-benar punah.

KLIK INI:  Namaku Sri Nabila, Penghuni Baru Taman Nasional Gunung Leuser