Riwayat Hidup Kadal Tamat Lebih Cepat karena Deforestasi

oleh -22 kali dilihat
Mengenal Kadal Rumput, Fauna Pelari Cepat yang Hampir Terancam
Kadal rumput - Foto/Pinterest

Klikhijau.com – Ketika suhu menjadi ekstrem. Bukan hanya manusia mencari perlindungan, tetapi juga hewan.

Bagi hewan kecil penghuni pohon, semisal kadal. Hutan berfungsi sebagai tempat perlindungan penting baginya.

Sebagai hewan berdarah dingin, kadal sangat berbeda dengan mamalia lainnya. Khususnya mereka yang dapat menjaga suhu tubuhnya dengan berbagai cara, misalnya berkeringat saat cuaca terlalu panas dan mengandalkan bulu hangat saat cuaca terlalu dingin.

Hewan berdarah dingin tidak bisa melakukan hal tersebut. Mereka memiliki strategi terbatas untuk melakukan termoregulasi.

KLIK INI:  Tidak Mau Kecolongan, KLHK Perkuat Pengendalian Karhutla di Masa Pandemi

Kadal pemanjat pohon, misalnya, akan bergerak di sekitar batang pohon untuk berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan kehangatan. Namun, ketika tanah menjadi terlalu panas, mereka memanjat lebih tinggi atau bersembunyi di tempat teduh.

Karena itu, penggundulan hutan atau deforestasi akan mengancam keberadaan mereka. Hal itu dibuktikan  sebuah studi baru yang diterbitkan pada tanggal 5 Maret di jurnal Nature Climate Change.

Dilansir dari Sciencedaily, para ilmuwan dari Universitas Colorado Boulder dan Universitas Tel Aviv di Israel mengungkapkan bahwa penggundulan hutan dan perubahan iklim dapat berdampak negatif pada 84% kadal di Amerika Utara pada akhir abad ini. Hampir satu dari lima negara akan menghadapi penurunan populasi.

KLIK INI:  Dua "Pemain Besar" Kayu Ilegal Asal Papua Barat Siap Disidangkan

“Yang menarik dari kadal adalah mereka hanya perlu bergerak dalam jarak dekat di sekitar batang pohon untuk mencapai iklim dan lingkungan habitat yang sangat berbeda,” kata Keith Musselman, asisten profesor di Departemen Geografi dan CU Boulder’s. Institut Penelitian Arktik dan Alpine.

Menurut Musselman, habitat mikro itu sangat penting ketika kita memikirkan bagaimana kita memodifikasi lingkungan alam dan membuat keputusan konservasi.

Dengan menggunakan simulasi komputer, para peneliti menunjukkan bahwa pemanasan global sebenarnya dapat menguntungkan kadal yang hidup di daerah yang lebih dingin dan garis lintang yang lebih tinggi di Amerika Utara.

KLIK INI:  Pengelolaan Limbah Medis Diperketat Selama Masa Pandemik Covid-19

Saat iklim menghangat, hewan menjadi lebih aktif dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari makanan dan pasangan di siang hari.

Namun, penggundulan hutan  membalikkan dampak positif ini dengan mengurangi peluang untuk mendinginkan tempat berteduh di iklim panas.

Penggundulan hutan mempercepat kepunahan kadal

Tim peneliti melakukan simulasi model kadal untuk berbagai wilayah iklim  di Amerika Utara. Mereka menemukan bahwa hilangnya pohon dapat mengurangi waktu aktif kadal rata-rata sebesar 34% pada akhir abad ini.

Tanpa pohon, hewan harus bersembunyi di bawah batu dan gua agar tidak kepanasan.

KLIK INI:  Kembangkan Wisata Alam Ramah Lingkungan, KLHK Luncurkan Standar Penilaian

Dampak ini terutama akan terlihat pada spesies yang  hidup di daerah beriklim sedang, di mana musim panas mendatang diperkirakan akan  terlalu panas untuk melakukan aktivitas di luar ruangan.

Tim peneliti memperkirakan bahwa penggundulan hutan akan mempercepat penurunan populasi 18% populasi kadal di Amerika Utara.

“Penelitian kami memberikan wawasan baru mengenai mekanisme deforestasi yang dapat menyebabkan penurunan populasi akibat perubahan iklim,” kata Ofir Levy, ahli zoologi dan kolaborator Musselman di Universitas Tel Aviv. “Penurunan jumlah kadal dapat menimbulkan efek berjenjang karena mereka merupakan bagian penting dari hampir setiap sistem ekologi.”

Meskipun dunia internasional berjanji untuk menghentikan deforestasi. Nyatanya penebangan pohon terus terjadi secara global. Dari tahun 2001 hingga 2022, sekitar 459 juta hektar, atau 12%, tutupan pohon global hilang.

KLIK INI:  Hutan Amazon Hilang 1 Juta Hektar karena Deforestasi

Deforestasi adalah masalah di seluruh dunia, dan kesimpulan kami dapat membantu para pengambil keputusan di benua lain dalam merancang program konservasi dan restorasi habitat yang mempertimbangkan perubahan iklim,” kata Omer Zlotnick, penulis pertama makalah tersebut dan seorang Ph.D. mahasiswa di Universitas Tel Aviv.

Populasi kadal sudah terancam akibat perubahan iklim. Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan memperkirakan bahwa 54% populasi kadal di Meksiko akan punah pada tahun 2080 karena ketidakmampuan mereka beradaptasi dengan pemanasan global yang cepat.

Penggundulan hutan akan semakin memperburuk ancaman dengan hilangnya tempat perlindungan hewan-hewan ini.

KLIK INI:  Menyesap 7 Puisi Beraroma Kopi dari M Yulanmar

“Di sini, di Pegunungan Rocky, ketinggian memberikan jalan keluar bagi hewan yang dapat melakukan perjalanan jarak jauh, termasuk kita manusia. Pada hari-hari musim panas ketika suhu mencapai 100 derajat, banyak dari kita akan pergi ke pegunungan. Namun hewan kecil seperti kadal tidak bisa melakukannya. bepergian jauh. Mereka sangat bergantung pada perlindungan yang disediakan oleh lanskap setempat, termasuk batang pohon,” kata Musselman.

Perlu diketehaui, studi ini menyoroti pentingnya memahami elemen lingkungan mana yang dapat berfungsi sebagai tempat berlindung bagi organisme lain di planet ini.

KLIK INI:  Apa Kabar Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar?

Dari Sciencedaily