Kisah Orangutan Naik Helikopter untuk Sampai ke Habitatnya

oleh -60 kali dilihat
Lantaran Senggol Isu PLTA Batang Toru dan Orangutan Tapanuli, Diskusi Diintimidasi?
Orangutan - Foto/KLHK

Klikhijau.com – Hutan Kehje Sewen berjarak cukup jauh dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari.

Tidak mudah mencapai lokasi tersebut. Waktu yang dibutuhkan cukup lama. sekitar dua hari satu malam.

Transportasi yang digunakan untuk mencapainya adalah  mobil dan perahu secara bergantian.

Waktu perjalanan ini pun sangat bergantung terhadap kondisi lapangan, termasuk kondisi jalan yang rentan terhadap longsor.

KLIK INI:  Karena Orang Utan, IG Resmi Jadi Tersangka

Jika terjadi longsor, maka bisa memperlambat transportasi. Oleh karena itu, pilihan untuk menggunakan helikopter menjadi sangat penting. Helikopter dapat memangkas waktu perjalanan dan mengurangi risiko melintasi jalanan yang rentan terhadap longsor.

Karena itu, pada saat melepasliarkan empat orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen, yang terletak di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim memilih menggunakan helikopter. Sebanyak empat orangutan yang dilepasliarkan Hutan Kehje Sewen

Kepala Balai KSDA Kalimantan Timur, M. Ari Wibawanto menjelaskan bahwa dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari. Tim pelepasliaran membawa empat orangutan yang terdiri dari dua jantan dan dua betina.

KLIK INI:  Kerap Dilanda Banjir, Warga Tello Ini Menyulap Tempatnya Jadi Wisata Sungai

Orangutan tersebut berusia antara 13 – 21 tahun. Mereka dibawa ke pulau pra-pelepasliaran Juq Kehje Swen di Muara Wahau, Kutai Timur. Dari situ, helikopter telah menanti untuk membawa mereka langsung ke titik pelepasliaran di sisi utara Hutan Kehje Sewen.

Pelepasliaran di Kalimantan Tengan

Ari menyampaikan pelepasliaran di Kalimantan Timur dilaksanakan setelah proses pelepasliaran di Kalimantan Tengah (Kalteng)

BKSDA Kalimantan Tengah melepasliarkan delapan orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng ke Hutan Lindung Bukit Batikap, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Pelepasliaran di Kalimantan Tengah dilaksanakan terlebih dahulu pada tanggal 6 November 2023, yang terdiri dari lima jantan dan tiga betina.

KLIK INI:  Fakta Miris Kebakaran Hutan di Seluruh Dunia Tahun 2019

Proses ini dimulai di Nyaru Menteng, orangutan dibawa melalui perjalanan darat sampai ke Kota Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas.

Di Kota Kuala Kurun tepatnya di Bandar Udara Sangkalemu, orangutan akan naik helikopter yang telah disewa dari Heli PT. SGI.

Dari Bandara Sangkalamu, Orangutan kemudian diterbangkan langsung ke titik-titik pelepasliaran di jantung Hutan Lindung Bukit Batikap.

“Dengan langkah ini, kami tidak hanya membebaskan orangutan ke habitat aslinya, tetapi juga membuka pintu harapan bagi kelangsungan hidup spesies ini dan ekosistem di habitatnya. Kerja sama yang baik antara BKSDA Kalimantan Timur dan BKSDA Kalimantan Tengah telah menghasilkan dampak positif yang akan terasa jauh di masa depan. Semoga langkah ini menginspirasi banyak pihak untuk ikut serta dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia,” ungkap Ari.

KLIK INI:  Semesta, Film Tentang Alam Mulai Tayang Hari Ini

“Dengan langkah sukses ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus berupaya dalam konservasi dan perlindungan satwa liar yang tidak bernilai harganya. Mari bersama-sama kita lestarikan kekayaan alam kita untuk masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Jadi, secara keseluruhan ada  12 orangutan yang dilepasliarkan oleh  BKSDA, delapa ekor di  Kalimantan Tengah dan empat ekor  di Kalimantan Timur.

Keberhasilan pelepasliaran ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. BKSDA Kalimantan Tengah dan BKSDA Kalimantan Timur memberikan penghargaan kepada mitra Yayasan BOS, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur, serta masyarakat keempat kabupaten tersebut atas dukungan dan kerja samanya. ***

KLIK INI:  Ke Depan Sampah Jangan Dilihat sebagai Hal Tidak Berguna