Melirik Kontribusi Kayu Mati Terhadap Keanekaragaman Hayati

oleh -29 kali dilihat
Sampah kayu yang terkumpul di MLC Baluno. Foto: MlC Baluno

Klikhijau.com – Saat kayu mati. Lalu rebah ke tanah. Kontribusinya terhadap kehidupan jangan dikira berhenti. Kontribusi kayu tidak hanya saat hidup, tapi juga setelah mati.

Jika sahabat hijau pernah menemukan kayu mati. Apalagi telah lapuk. Tentu sahabat hijau dapat menemukan berbagai kehidupan di dalamnya.

Karena itu, kehadiran kayu mati dapat meningkatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati dan kesehatan. Khususnya ketahanan pada hutan. Apalagi dapat pula berfungsi sebagai pupuk alami.

Tidaklah mengherankan jika mengatakan kayu mati dari pepohonan. Terutama di hutan adalah surga bagi kehidupan, sumber perlindungan, dan makanan bagi jamur, serangga, dan hewan kunci lainnya.

KLIK INI:  Pj Gubernur Minta Tingkatkan Pengendalian dan Pencegahan Karhutla di NTT

Saking banyaknya manfaat dari kayu mati. Membuat Undang-undang Restorasi Alam Uni Eropa yang baru berupaya memantau seberapa banyak kayu mati yang ada di hutan dan meningkatkan jumlahnya untuk memulihkan keanekaragaman hayati yang hilang.

Pada sebuah laporan yang diprakarsai oleh BioAgora dan CREAF dengan judul “Deadwood and Fire Risk in Europe” menyimpulkan bahwa kayu mati berukuran besar di hutan Eropa merupakan faktor risiko kebakaran yang tidak signifikan. Namun, sangat bermanfaat untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Dokumen tersebut berpendapat bahwa meskipun kayu mati dapat menjadi bagian dari bahan bakar yang dapat dibakar—jadi santapan api saat terjadi kebakaran hutan. Namun, memiliki tingkat mudah terbakar yang rendah dan tidak serta merta meningkatkan risiko terjadinya kebakaran tersebut.

Tidak menimbulkan kebakaran signifikan

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa hanya ada sedikit kayu mati berukuran besar di hutan-hutan di wilayah tersebut (Mediterania, Eropa). Oleh karena itu tidak menimbulkan bahaya kebakaran yang signifikan, dan sebenarnya akan diinginkan untuk meningkatkan jumlah kayu mati untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan kesehatan serta ketahanan hutan.

KLIK INI:  PT Poso Energy, Menerangi Sulawesi dari Sungai Poso

Batang kayu yang lebih tebal dapat menambah kelembapan tanah dan bahkan memperlambat penyebaran api di permukaan.

“Di Mediterania, ketika kadang-kadang ada lebih banyak kayu mati di hutan karena kekeringan atau serangan. Pertimbangan harus diberikan untuk membuang potongan-potongan kecil, yang lebih mudah terbakar dan bertindak sebagai bahan bakar yang baik. Tetapi juga meninggalkan beberapa potongan yang lebih besar, yang paling berharga dari perspektif keanekaragaman hayati dan paling tidak bermasalah dalam hal risiko kebakaran,” ungkap Josep Maria Espelta, partisipan dalam informasi dan penyelidik CREAF.

Laporan  tersebut membedakan antara kayu mati kasar, yang memiliki tingkat mudah terbakar rendah, terbakar perlahan dan sangat penting bagi kesehatan hutan, dan kayu mati halus, yaitu cabang dan ranting kecil yang tidak terlalu relevan dengan keanekaragaman hayati tetapi dapat memainkan peran yang lebih penting dalam penyalaan dan penyebaran api.

Kebakaran kecil yang terkendali akan menjadi cara yang efektif untuk mengurangi risiko kebakaran besar dan akan menguntungkan keanekaragaman hayati.

KLIK INI:  Apakah Kucing Mengerti Panggilan yang Ditujukan Padanya?

Laporan tersebut juga membuat sejumlah rekomendasi yang disesuaikan dengan berbagai skenario. Di daerah di mana risiko kebakaran tinggi. Misalnya, merekomendasikan pengelolaan hutan khusus yang ditujukan untuk mencegah penyebaran api atau memulihkan proses alami dengan efek yang sama, seperti kebakaran intensitas rendah.

Banyak organisme berganti pada kayu mati

Kebakaran kecil yang terkendali akan menjadi cara yang efektif untuk mengurangi risiko kebakaran besar dan akan menguntungkan keanekaragaman hayati. Kebakaran kecil mengurangi muatan bahan bakar, terutama puing-puing kayu halus, dan menciptakan celah di area hutan.

Api memiliki efek yang menyediakan berbagai macam habitat penting untuk waktu yang relatif lama. Hal itu itu dapat bertindak sebagai vaksin terhadap kebakaran hutan besar.

“Gagasan api membantu kehidupan mungkin tampak berlawanan dengan intuisi. Tetapi, ketika kebakaran terjadi dalam cuaca yang tidak ekstrim, kelembapan tanah, dan kondisi bahan bakar, kayu mati yang paling kasar dibiarkan tidak rusak, dan sebenarnya baik jika sebagian darinya terbakar, seperti banyak organisme bergantung pada kayu mati yang terbakar,” terang Lluís Brotons, penyelidik CSIC al CREAF dan juga autor de l’informe.

KLIK INI:  Penyebaran Mangrove Dapat Dipengaruhi oleh Perubahan Iklim

Peneliti CTFC dan peninjau laporan Eduard Planas menyatakan bahwa skenario yang berbeda akan melibatkan area hutan yang luas yang terpengaruh oleh gangguan (angin badai, infestasi atau salju basah). Dalam hal ini, sebagai tindakan luar biasa. Karena alasan kesehatan, alasan yang terkait dengan penggunaan publik, atau dengan tujuan mengurangi risiko kebakaran. Dan untuk menghindari risiko kebakaran hebat, maka langkah-langkah mungkin harus diambil untuk menangani kayu mati.

Meski begitu, Comas menyebutkan bahwa mempertahankan beberapa kayu mati di hutan membantu menjaga kesehatan mereka dan membuat mereka lebih tahan terhadap perubahan iklim.

KLIK INI:  Akibat Kebakaran Hutan, Ancaman Iritasi Hingga Kanker Meningkat

Dari creaf.cat