Penyebaran Mangrove Dapat Dipengaruhi oleh Perubahan Iklim

oleh -262 kali dilihat
1.000 Mangrove di Desa Pao, Upaya Warga Cegah Abrasi Sejak Dini
Ilustrasi mangrove/foto-ist

Klikhijau.com – Perubahan iklim telah berdampak luas. Salah satunya adalah berdampak pada penyebaran spesies bakau atau mangrove.

Hal itu ditemukan oleh Dr. Tom Van der Stocken, seorang penelitian internasional dari Departemen Biologi VUB.

Van der Stocken belum lama ini memimpin penelitian perubahan abad ke-21 dalam suhu, keasinan atau salinitas, dan kepadatan permukaan laut, di seluruh hutan bakau di seluruh penjuru dunia.

Penelitian tersebut menemukan,  perubahan kepadatan permukaan laut rupanya dapat berdampak pada pola penyebaran spesies bakau yang tersebar luas.

KLIK INI:  Temuan Studi, Perubahan Iklim Merampas Hak Asasi Manusia

Studi yang dipublikasikan di Nature Climate Change mengungkapkan bahwa kejadian itu lebih mungkin terjadi di kawasan Indo-Pasifik Barat, hotspot utama keanekaragaman bakau.

“Perubahan iklim mempengaruhi kepadatan permukaan laut melalui perubahan suhu dan keasinan. Hal itu disebabkan oleh propagul dari spesies bakau/mangrove yang tersebar luas memiliki kerapatan yang mendekati kepadatan air laut. Perubahan kerapatan laut itu berimplikasi pada penyebaran mangrove di lautan. Apakah propagul mangrove mengapung atau tenggelam tergantung pada perbedaan antara kepadatan propagul dan air di sekitarnya,” kata Van der Stocken, Marie Skłodowska-Curie Postdoctoral Scholar di Vrije Universiteit Brussel, dan afiliasi penelitian di NASA Jet Propulsion Laboratory.

“Diperkirakan bahwa suhu musim dingin yang lebih hangat, bersama dengan naiknya permukaan laut, akan berdampak pada distribusi hutan kaya karbon ini, tetapi perubahan sifat permukaan laut juga dapat mempengaruhi pola distribusi melalui distribusi,” tambahnya.

KLIK INI:  Memanen 5 Manfaat Daun Pandan pada Makanan
Peran mangrove terhadap ekosistem

Mangrove memiliki peran yang penting terhadap ekosistem, ia adalah hutan intertidal dengan tingkat produktif yang terdapat di sepanjang pantai tropis dan subtropis.

Keberadaan mangrove juga dapat ditemukan di beberapa pantai beriklim sedang. Mangrove ini  dapat mendukung berbagai macam barang dan jasa ekosistem.

Tidak hanya itu, keberadaannya juga memiliki tempat yang penting dalam agenda mitigasi dan adaptasi iklim internasional.

Namun demikian, di saat yang sama, pengaruh aktivitas manusia sangat berdampak pada hutan intertidal ini.

Selain itu, adanya  perubahan yang didorong oleh iklim dalam proses laut, terestrial. Dan juga atmosfer sangat terkait dengan hutan jenis ini.

Sebelum studi yang dipimpin Van der Stocken menemukan fakta tersebut. Ada sebuah studi sebelumnya yang telah  fokus pada dampak potensial dari perubahan rezim curah hujan, kenaikan permukaan laut.Juga peningkatan suhu serta frekuensi badai pada ekosistem mangrove.

KLIK INI:  Mekar dengan Eksotik di Malam Hari, Benarkah Bunga Wijaya Kusuma Mistis?

Hanya saja efek potensial dari perubahan yang didorong oleh iklim dalam sifat air laut masih belum dipertimbangkan.

“Ini mengejutkan, karena laut adalah media penyebaran utama dari vegetasi pantai, sehingga ‘perjalanan laut’ ini dan penyebarannya adalah proses kunci, mereka mengatur respons spesies terhadap perubahan iklim. Caranya dengan mengubah jangkauan geografisnya,” ungkap Van der Stocken

Dalam makalah yang ditulis bersama oleh profesor VUB Bram Vanschoenwinkel dan Nico Koedam yang bekerja sama dengan Moss Landing Marine Laboratories (MLML) dan University of California, Los Angeles ( UCLA) dengan judul “Penyebaran mangrove terganggu oleh proyeksi perubahan kepadatan air laut global”.

Tim memanfaatkan data suhu dan keasinan atau salinitas permukaan laut saat ini dan di masa depan dengan menggunakan database Bio-ORACLE.

Bio-ORACLE  sendiri  dikembangkan di Universitas Ghent. Mereka menurunkan perkiraan kepadatan permukaan laut dari data ini menggunakan persamaan polinomial negara bagian untuk air laut UNESCO EOS-80.

KLIK INI:  Kawasan Konservasi Semakin Memikat untuk Dikunjungi
Sebuah bukti

Koedam mengatakan, studi mereka lakukan memberikan bukti, kepadatan perairan permukaan laut yang terdapat di sepanjang hutan bakau. Itu akan berkurang pada akhir abad ke-21. Dan dua faktor yang lebih besar di kawasan Indo-Pasifik Barat daripada di Atlantik Pasifik Timur.

Sementara itu, Vanschoenwinkel mengungkapkan, penting dicatat bahwa penelitian mereka menggunakan kondisi lingkungan sekarang dan masa depan berdasarkan rerata bulanan. Dan bahwa variabilitas aktual dalam kepadatan permukaan laut di sekitar nilai rata-ratanya bisa lebih tinggi daripada yang diprediksi dalam penelitian tersebut.

Sedangkan Van der Stocken menjelaskan bahwa masih ada ketidakpastian tentang bagaimana tepatnya proyeksi perubahan kepadatan air laut akan berdampak pada penyebaran mangrove di berbagai belahan dunia.

Karenanya diperlukan penelitian yang lebih lanjut perihal respons biologis mangrove terhadap perubahan yang didorong oleh iklim dalam sifat air permukaan.

“Dalam penelitian ini, untuk mengisi celah, kami memanfaatkan lapisan data laut. Kami berharap penelitian kami akan membantu menginspirasi penelitian baru. Khususnya yang akan mengukur efek perubahan sifat permukaan laut pada periode mengambang propagul, penyebaran, dan konektivitas,” tutupnya.

KLIK INI:  Tentang Siamang yang Terancam Punah dan Pelepasliaran Jon—Cimung

Sumber: Newswise