Perihal Pacing, Pencegah Kehamilan dan Sejuta Manfaat Lain yang Dikandungnya

oleh -252 kali dilihat
Tanaman pacing
Tanaman pacing-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pacing yang tumbuh di tandabaca itu. Telah berkali-kali saya pangkas. Namun, tak lama kemudian akan kembali tumbuh.

Tanaman berbuah indah ini, meski memesona tetaplah dianggap gulma. Dari jauh, saat tanaman ini berbuah, akan sangat mudah terlihat dan kenali. Buahnya berwarna merah cerah dengan bunga berwarna putih yang melingkupinya.

Pacing adalah tanaman yang menyukai tumbuh liar di kebun, hutan atau pinggiran hutan. Tanaman ini menyandang nama ilmiah  Costus speciosus(Koen)Sm.

Tanaman ini tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) yang bermanfaat sebagai obat. Hanya saja pemanfaatannya sebagai obat belum dimanfaatkan dengan maksimal.

KLIK INI:  Apakah Sama Antara Rafflesia Arnoldii dan Bunga Bangkai?

Padahal jika dimanfaatkan maksimal sebagai obat, bahan bakunya tentu akan melimpah. Sebab  tanaman berimpang ini sangat mudah tumbuh, apalagi saat musim hujan.

Ia bisa tumbuh pada tanah yang memiliki pohon naungan maupun tidak. Namun, akan tumbuh subur saat berada pada area yang terlindungi di bawah tumbuhan yang tinggi dan sedikit paparan sinar matahari.

Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut.

Pacing memiliki beragam nama yang berbeda, tergantung di mana ia tumbuh. Misalnya di daerah Sunda namanya pacing tawar dan tepung tawar.

Sementara daerah Jawa namanya puncang pancing, di Sumbar dinamai sitawar dan tawa-tawa. Sedangkan di daerah Batak bernama tabartabar, di Manado galoba utan, di Bangka bernama setawar, kelacim, dan di daerah Ambon di namai tubu-tubu.

Morfologi pacing

Widyaningrum dalam bukunya  Kitab Tanaman Obat Nusantara (2019) mengungkapkan jika  pacing berhabitus semak tegak. Ia bisa mencapai tinggi 1 hingga 1,5 meter.

Tanaman ini  berbatang tegak, silindris, lunak. Pada batangnya yang tertanam dalam tanah membentuk rimpang, warnanya hijau pucat.

Pacing berdaung tunggal, berseling, berbentuk bulat telur, memiliki pelepah, tepi daunnya rata, dengan ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, panjang berkisar 7 hingga13 cm, lebar daun berkisar 3,5 hingga5 cm, kepala putik berbentuk corong, berwarna putih keunguan, mahkota bentuk tabung, panjang ±7 cm, buah bulat berdiameter 1,5 mm dan merah, biji berbentuk persegi, diameter ±0,5 mm dan hitam, tumbuhan ini berakar serabut.

KLIK INI:  Kenali 151 Tumbuhan Obat Beserta Nama Latinnya

Pada permukaan daunnya yang bagian bawah berbulu lembut, sedangkan permukaan atasnya beralur. Tangkai tanaman ini pendek. Perbungaan berbentuk bulir besar. Letaknya pada ujung batang. Bunganya berwarna putih atau kuning dengan daun pelindung bulat telur, ujungnya runcing.

Pada mahkota bunganya berbentuk tabung dengan panjang lebih kurang 1 cm dan diameter sekitar 5 mm. Benang sarinya memiliki  panjang 6 cm dengan ujung runcing berwarna hijau.

Putik tersembul di atas kepala sari, warnanya putih. Buahnya buah kotak berbentuk bulat telur, berwarna merah. Bijinya keras, kecil, diameter lebih kurang 2 hingga13 mm. Warnanya hitam. Akar serabut berwarna putih atau warna kuning kotor. Rimpangnya mengandung pati.

Kandungan dan manfaat

Wahyuningtyas (2021) mengungkapkan pacing mempunyai rasa masam, pedas, bersifat sejuk. Ada beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pacing diantaranya diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin, dioscin, gacillin, dan flavonoid.

Pacing memiliki beberapa efek farmakologis di antaranya sebagai peluruh air kemih (diuretik), antioksik, menghilangkan gatal(antipruritus), dan peluruh keringat (diaforetik). Pacing juga digunakan dalam bahan baku kontrasepsi.

KLIK INI:  Babadotan, Gulma yang Tumbuh di Gerbang Antara

Bagian tumbuhan pacing yang dapat dimanfaatkan adalah rimpang dan batangnya, sebab dapat mengobati beberapa penyakit.

Rimpangnya adalah sumber utama diosgenin sebesar 2,6 persen dan sebesar 3,3 persen. Rimpangnya juga mengandung tigogenin, saponin, keton alifatik hidroksil, triterpen, pati lendir,o xaasam, asam lemak, asam absisik, dan kortikosteroid.

Rimpang pada tanaman ini dapat digunakan secara internal untuk mencegah kehamilan, obat luar untuk luka akibat gigitan ular dan dapat pula digunakan secara internal untuk obat gigitan ular.

Selain itu, dapat pula digunakan sebagai obat luar untuk eksim dan gatal-gatal, radang mata. Daunnya yang masih muda  digunakan pula menyuburkan rambut, batangnya  dapat digunakan untuk mencuci dan memperbaiki pertumbuhan rambut.

Umbi pada tanaman pacing dapat digunakan untuk mengobati perut busung (aseites) dan bangkak (adema), infeksi saluran kencing.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan jika di India, rimpang pahit dari tanaman ini digunakan sebagai obat cacing, zat, bersifat ekspektoran, sedangkan ekstrak rimpang digunakan sebagai tonik dan berguna dalam mengurangi rasa terbakar, sembelit, kusta, asma, bronkitis, anemia dan penyakit kulit lainnya.

Rimpang dari pacing digunakan sebagai obat herbal untuk demam. Secara tradisional digunakan pula sebagai ramuan obat terutama untuk stimulan, karminatif, diuretik, pencernaan dan sifat antiseptik.

KLIK INI:  Punya Masalah dengan Rambut? Daun Waru Bisa Jadi Solusinya

Rimpang digunakan secara internal dalam pengobatan sakit perut, masalah hati, sakit kuning, nyeri empedu kandung dan lain-lain.

Daun dan rimpangnya telah dilaporkan memiliki diosgenin steroid, yang anti-diabetes alami. Daunnya juga memiliki sifathipoglikemik dan insulin aksipotensiasi selain menurunkan glukosa darah.

Klasifikasi dan spesies

Tanaman ini memiliki klasifikasi, yakni tumbuhan regnum Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledonae, ordo Zingiberales, famili Zingiberaceae, genus Costus, dan spesies Costus speciosus

Oya sahabat hijau berdasarkan penelitian, telah ditemukan lebih dari 100 spesies dari Costus. Spesies yang berbeda dari Costus bervariasi dalam warna bunga.

KLIK INI:  Bagaimana Ciri-ciri Tanaman yang Kekurangan Unsur Hara Esensial?