Klikhijau.com – Hujan tiba jelang pukul 14.00 siang kemarin. Tibanya hujan seharusnya tak terlalu meresahkan. Itu sudah lumrah terjadi di Desa Kindang, Kec. Kindang, Bulukumba.
Jika saja tak ada kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar gelombang 109. Kedatangan hujan tak jadi masalah. Biasa saja.
Namun, hujan yang tiba jelang pukul 14.00 siang kemarin, Rabu, 11 Januari 2022 berpotensi menggagalkan Program Kerja Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pestisida Nabati mahasiswa KKN itu.
Apalagi kegiatan edukasi tersebut dilaksanakan di Tandabaca, sebuah tempat terbuka di atas bukit. Ketika hujan, masyarakat yang akan jadi peserta kegiatan biasanya enggan beranjak dari rumahnya.
Namun, hujan tak berlangsung lama. Kegiatan pun berlangsung, meski agak telat dan masyarakat tetap datang menyerap pengetahuan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati.
Pupuk dan pestisida, dua hal yang sulit dipisahkan dari masyarakat Desa Kindang yang dominan berprofesi sebagai petani.
Dalam aktivitas pertanian, beberapa petani khususnya di Desa Kindang memang masih menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Padahal penggunaan bahan kimia ini meski menunjukkan hasil yang lebih cepat, akan tetapi penggunaan bahan kimia tersebut bisa menimbulkan dampak buruk terhadap ekosistem di sekitar tanaman dan juga kualitas tanah.
“Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa KKN pertanian organik hadir untuk mengedukasi masyarakat agar meminimalisir penggunaan bahan kimia untuk kegiatan pertanian dengan menawarkan ide pemanfaatan limbah organik,” ungkap Nurafika.
Gadis asal Kabupaten Sinjai yang akrab disapa Fika itu juga menjelaskan, dalam hal pembuatan pupuk. Kita bisa menggunakan limbah organik berupa kulit pisang dan daun gamal (daun ambas).
“Pastinya bahan ini sangat mudah ditemukan di sekitar kita sehingga memungkinkan kita membuat POC dengan mudah. Kulit pisang sendiri memiliki kandungan utama seperti protein, kalsium, fosfor, magnesium, sodium dan sulfur. Adapun daun gamal memiliki kandungan nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium,” lanjutnya.
Memberikan edukasi
Sementara itu, Meliana Sonda menjelaskan pula bahwa tujuan dilakukannya program kerja tersebut, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di Desa Kindang tentang pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati, dan juga memberikan pengetahuan kepada para petani cara mengendalikan hama dengan memanfaatkan bahan organik sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair dan juga pestisida nabati.
“Kami berharap dengan dilakukannya sosialisasi ini, para petani di Desa Kindang bisa memanfaatkan limbah organik, di mana selama ini kita anggap sebagai sampah dapur dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati,” terangnya.
Dalam pembuatan pupuk organik cair ini tersebut, mahasiswa KKN Unhas memanfaatkan bahan organik berupa kulit pisang, daun gamal (ambas), air cucian beras, air kelapa, air gula merah, dan juga Em4
Sedangkan pada pembuatan pestisida nabati mereka memanfaatkan limbah organik berupa kulit bawang merah dan bawang putih. Bahan-bahan tersebut mengandung senyawa yang masing-masing memiliki manfaat tersendiri untuk membasmi hama pada tanaman.