Mengenal 4 Jenis Pupuk Organik yang Lebih Ramah Lingkungan

oleh -693 kali dilihat
Mengenal 4 Jenis Pupuk Organik yang Lebih Ramah Lingkungan
Ilustrasi bahan organik - Foto/melGreenFR dari Pixabay

Klikhijau.com – Pupuk organik atau pupuk alami semakin diminati saat ini di tengah meningkatnya kesadaran lingkungan para petani. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia berdampak serius pada kesuburan tanah dan merusak ekosistem.

Selain itu, pupuk kimia juga telah menimbulkan ketergantungan serius yang memengaruhi meningkatnya biaya produksi pertanian. Sejumlah petani mulai menyadari perlunya suatu upaya mengembalikan kesuburan tanah dengan menggunakan pupuk organik.

Alasan lainnya adalah tanaman yang dipanen dengan pupuk organik tentu lebih sehat. Dalam jangka panjang, penggunaan pupuk organik juga semakin meningkatkan perbaikan kualitas tanah karena semua ekosistem yang ada terlindungi.

Menariknya, penggunaan pupuk organik tentu lebih ekonomis. Dalam pantauan Klikhijau pada petani di sebuah desa di Takalar yang sudah beralih ke pupuk organik, terungkap adanya efisiensi luar biasa yang dirasakan petani.

Tak hanya efisien, tanaman yang ditanam secara organik juga lebih sehat. Tak kalah pentingnya karena harga jualnya di atas rata-rata. Ini tentu menjanjikan di tengah kesadaran masyarakat untuk konsumsi pangan sehat yang bebas zat kimia.

Nah, penasaran apa saja jenis pupuk organik yang dapat dipakai petani yang sudah pasti ramah lingkungan? Berikut diantaranya:

KLIK INI:  Pupuk Anorganik Selain Mengancam Kesuburan Tanah, Juga Menjadi Pemicu Perubahan Iklim
Pupuk Kandang

Pupuk kandang banyak dimanfaatkan oleh petani yang sekaligus menggambungkan dengan aktivitas peternakan. Seperti kata pepatah: “akhir dari pertanian adalah peternakan, sedangkan akhir dari peternakan adalah pertanian”.

Ini adalah siklus menarik yang menginspirasi pemanfaatan pupuk kandang. Sumber pupuk kandang berasal dari kotoran ternak baik kotoran padat yang sudah tercampur dengan sisa makanan ataupun yang berupa urine ternak.

Adapun hewan ternak yang kerap dimanfaatkan kotorannya untuk pupuk antara lain adalah sapi, kerbau, kambing, kuda, unta, domba, ayam, babi dan sebagainya.

Pupuk kandang sangat efektif menyuburkan tanah dan tumbuhan karena mengandung unsur hara makro yang memadai seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

Selain itu, terdapat pula unsur mikro dari kotoran hewan seperti magnesium, belerang, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.

Pupuk kandang sendiri banyak dimanfaatkan sebagai pupuk dasar tanaman karena memang melimpah dan proses pembuatannya tidak rumit. Namun, perlu diingat bahwa pupuk kandang terbaik adalah yang sudah benar-benar matang. Adapun cirinya adalah sudah tidak terciumnya bau amoniak, strukturnya remah seperti tanah, pupuk nampak kering dan berwarna kecoklatan, dan lainnya.

KLIK INI:  Petani di Desa Penyangga TN Kelimutu Kembangkan Pupuk Organik dari Gulma Hutan
Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang diperoleh dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.

Mikroorganisme dekomposer ini bisa berupa bakteri dan jamur. Adapun makroorganisme dekomposer paling populer adalah cacing tanah.

Ada dua macam pupuk kompos yang familiar yakni pupuk kompos dari sampah coklat dan pupuk kompos dari sampah hijau.

Yang tergolong sampah coklat antara lain daun kering, rumput kering, serbuk gergaji serutan kayu, sekam padi, limbah kertas, kulit jagung, jerami dan tangkai sayuran.

Sedangkan pupuk kompos sampah hijau berasal dari sayur-sayuran, buah-buahan, potongan rumput, daun segar, limbah rumah tangga, bubuk teh dan kopi, dan lainnya.

Kompos jenis ini berasal dari bahan-bahan yang masih memiliki banyak kadar air. Karenanya, kompos dari sampah hijau sangat kaya dengan unsur nitrogen (N) yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Pupuk ini amat baik diberikan pada tanaman yang sedang masa pertumbuhan cabang dan daun.

Pupuk kompos umumnya dipakai sebagai campuran ke dalam tanah. Tujuannya adalah untuk memperbaiki sifat fisik, biologi maupun kimia tanah agar dapat menjadi media tumbuh yang optimal bagi tanaman.

KLIK INI:  Tak Sekadar Bumbu Dapur, Garam Juga Bisa Berperan sebagai Pupuk
Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang dihasilkan dari dedaunan atau tanaman hijau yang telah mengalami pelapukan.

Adapun tanaman yang biasa dimanfaatkan untuk pupuk hijau adalah dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Kedua tanaman ini diyakini punya sifat mudah membusuk dan juga mengandung unsur nitrogen tinggi yang dibutuhkan tanaman.

Cara memanfaatkan tanaman tersebut sebagi pupuk hijau yakni cukup dengan membenamkan tanaman pada bedengan atau tanah yang hendak ditanami tanaman utama 2-3 bulan sebelumnya.

Pupuk hijau dipercaya sangat efektif untuk meningkatkan unsur organik dan unsur hara dalam tanah, sehingga lebih meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah.

KLIK INI:  Panduan Fermentasi Sekam Padi untuk Media Tanam Berkualitas
Pupuk Hayati Organik

Pupuk hayati organik adalah pupuk yang terdiri dari mikroorganisme-mikroorganisme yang dapat menyediakan nutrisi untuk tanaman dan kesuburan tanah.

Secara alami, pupuk ini menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman.

Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan berkelanjutan.

Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang fungsinya adalah mengikat unsur unsur N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K.

Mikroorganisme tersebut bisa diperololeh di tanah-tanah hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.

Demikianlah pembahasan mengenai 4 jenis pupuk organik, pilihan menggunakan pupuk ini tentu sangatlah baik demi kelestarian lingkungan.

KLIK INI:  Melihat Upaya Petani Cabai di Lampung Berpihak Pada Lingkungan