Cemara Laut, Penjaga Pantai yang Tangguh dengan Beragam Manfaat

oleh -1,301 kali dilihat
Cemara laut dan manfaatnya
Cemara laut-foto/Pixbay

Klikhijau.com – Cemara laut bisa jadi solusi untuk menahan laju abrasi pantai. Sebagai lahan marginal, pantai berpasir memiliki masalah yang tersendiri. Sebab jika tidak dikelola dengan baik, kondisinya akan semakin buruk. Dan jika pun dikelola, misalnya ditanami pohon, pepohonan akan sulit untuk tumbuh.

Dampaknya jika diabaikan bisa berakibat fatal pada wilayah di sekitarnya. Karenanya harus dicarikan solusi untuk menahan laju ancaman itu, baik yang berupa angin, abrasi hingga tsunami.

Cemara laut bisa jadi pilihan yang tepat untuk menjaga wilayah pantai berpasir. Di Taiwan, tumbuhan yang menyandang nama ilmiah Casuarina equisetifolia ini telah diuji. Ia digunakan untuk mengurangi dan membelokkan kecepatan angin (Budiyanto, 2011).

Cemara laut, rupanya  dapat memperbaiki iklim mikro, caranya dengan melakukan reboisasi atau penghijauan. Jika hal ini dilakukan, maka  akan semakin memperbaiki kondisi pencahayaan sinar matahari, suhu udara, dan kelembapan.

KLIK INI:  Mengenal Burung Isap Madu Rote, ikon HCPSN 2019

Hal ini pernah diteliti oleh Beny Harjadi, (2017) di pantai selatan Karanggadung, Kabupaten Kebumen. Benny menemukan bahwa ada beberapa kondisi positif dengan adanya cemara laut, di antaranya:

  • Intensitas cahaya mengalami penurunan dari 1925 lux menjadi 213 lux
  • Suhu udara turun dari 31 oC menjadi 25 oC,  
  • Kelembaban meningkat dari 84 persen menjadi 100 persen
  • Tekanan udara meningkat dari 1007 mb menjadi 1008 mb.
  •  Ketinggian gisik mengalami peningkatan dari 27 meter dpl menjadi 35 meter dpl.

Selain itu, cemara laut ini cukup tangguh, ia bisa tumbuh alami di wilayah pesisir yang memiliki unsur hara dan air yang kurang.

Cara bertumbuhnnya pun cukup unik, yakni  spesies ini bersimbiosis dengan bakteri Frankia, sehingga ia memiliki modul akar yang dapat  memfiksasi nitrogen secara langsung

 Manfaat cemara laut

Cemara laut menjadi tempat favorit  bertelurnya penyu belimbing. Bahlan di Afrika, tumbuhan ini menjadi sumber pemenuhan kebutuhan kayu.

Hal menarik lainnya dari tumbuhan ini, yakni  dapat meningkatkan agregasi tanah. Caranya dengan memperbesar granulasi dan porositas tanah. Ia juga dapat meningkatkan unsur hara tanah sehingga dapat mendukung lingkungan lebih baik untuk pertumbuhan spesies lain.

Tidak hanya itu, manfaat lainnya  bisa menjadi peneduh. Bahkan yang lebih menakjubkan, tumbuhan ini  mampu membantu menanggulangi datangnya bencana tsunami.

KLIK INI:  Tawa Ceria Anak Pesisir Pantai Kalumeme di Tengah Abrasi

Ia dapat menahan tiupan angin kencang, hempasan ombak laut, menahan uap air laut yang mengandung garam yang tinggi hingga terpaan pasir yang berada di sekitar daerah pantai.

Selain itu,  juga menjadi habitat bagi satwa-satwa tertentu. Melalui satwa yang menempati cemara laut,  manusia bisa memprediksi datangnya bencana tsunami. Karena banyak satwa yang paham tanda-tanda datangnya bahaya. Sehingga manusia bisa lebih waspada.

Cemara laut tidak hanya sebagai pelindung pantai, tetapi juga bisa jadi terapi alami bagi manusia karena dapat meredakan stress.

Manfaat itu diungkapkan oleh Birgitta Gatersleben, seorang ahli psikologi lingkungan dari University of Surrey bahwa jika pohon cemara mampu meredakan stress. Kemampuan tersebut dikaitkan berdasarkan  makna tumbuhan ini yang berarti kesejahteraan dan kepuasan hidup.

Sebagai obat, cemara laut  dapat mengatasi batuk.  Aromanya, khususnya minyak atsiri yang diolah dari tumbuhan ini dapat menyegarkan dan memberi efek penyembuh bagi penyakit batuk, bronkitis, dan sinus.

Manfaat lainnya, ia mengandung vitamin C pada buahnya yang setara dengan  vitamin C pada buah jeruk ataupun jambu.

KLIK INI:  Bagaimana Ciri-ciri Tanaman yang Kekurangan Unsur Hara Esensial?
Ciri-ciri cemara laut

Tumbuhan yang biasa juga disebut cemara udang ini masih berkerabat dengan cemara jenis lain di Indonesia, seperti cemara gunung dan cemara sumatera.

Ia dapat tumbuh menjulang hingga 50 meter dan berdiameter 100 cm. Ia memiliki ranting berbentuk jarum.  Panjang dapat mencapai hingga 30 cm.

Sementara daunnya  berbentuk sisik. Tersusun melingkar dengan jumlah 6 hingg 10 helai tiap bukunya. Tumbuhan ini berumah satu. Memiliki sistem perbungaan jantan dan betina.

Ciri bunga jantan berada di ujung cabang,  buah betina berada di bagian bawah.  Pada kulit kayunya memiliki warna abu-abu kecokelatan hingga cokelat gelap di bagian luarnya. Sementara, pada bagian kulit dalamnya berwarna kemerahan.

Kendala yang dihadapi tanaman tangguh ini adalah perkebunan, permukiman, penebangan yang tidak terkendali, bencana alam,  dan pembangunan oleh pemerintah daerah. Hal itu secara langsung atau  tidak  akan mempengaruhi komposisi dan struktur vegetasi cemara laut beserta spesies lain di sekitarnya (Albert Farma dkk, 2018).

KLIK INI:  Hutan Gunung Halimun Salak Dapat Penghuni 30 Ekor Kukang Jawa